Thursday, June 18, 2020

BELAJAR DARI KACANG IJO


Gus Mus sering menyampaikan dalam tausiyah - tausiyah beliau bahwa ukuran manusia jika dibandingkan dengan ukuran semesta alam ini ibarat kacang ijo. Kecil dan sangat kecil.

Makanya, tidak ada yang pantas dibanggakan. Tidak ada yang pantas disombongkan.

Menurut beliau, kacang ijo saja sebenarnya masih terlalu besar. Beliau hanya ingin memberi contoh yang mudah dipahami dan dibayangkan. Dengan harapan banyak umat yang paham.

Kacang ijo, enak sekali dibuat bubur. Banyak kandungan proteinnya. Disamping enak dibuat bubur, kacang ijo juga cocok dibuat tauge. Prosesnya cepat. 3 hari bisa dipanen.

Lantas apa pelajaran yang bisa kita ambil?

Ditengah kondisi pandemi saat ini, manusia diingatkan akan betapa lemahnya manusia. Tidak ada yang pantas dibanggakan, apalagi disombongkan. Dengan makhluk yang kecil dan tak nampak saja sudah begini kondisinya.

Sehebat - hebat  rencana manusia, semua kembali kepada ketentuan Tuhan Sang Penggengam alam semesta. Manusia hanya bisa merencanakan, Tuhan lah yang menentukan.

Betapa banyak perencaaan yang telah disusun, namun harus terhenti karena pandemi corona?

Betapa banyak keinginan yang telah dicatat, namun harus pupus karena pandemi corona?

Thursday, June 11, 2020

SELAMAT MENEMPUH 'HIDUP BARU'


Pandemi belum usai. Terasa atau tidak terasa, tiga bulan tlah berlalu. 
Masker - masker masih bertebaran dimana - mana. Di jalanan, di tempat perbelanjaan, apalagi di rumah - rumah sakit dan pusat layanan kesehatan. 

Masker - masker itu masih menutup wajah - wajah anak manusia. Tanpa peduli apapun pangkat dan jabatannya. 

Senyum - senyum ramah yang biasa nampak, kini harus bersembunyi dibalik masker beraneka rupa. Masker bedah, masker kain, maupun masker N sembilan lima. 

Sukarela, ataupun terpaksa!

Normal baru. Hidup baru. Apalah itu namanya. Setiap manusia di muka bumi, kini harus menghadapi kenyataan. Siap atau tidak siap. 

Kenyataan ada di hadapan kita. Tak ada satupun yang tahu kapan bencana corona akan sirna. Kecuali Allah Azza wajala. Kita, manusia, memang makhluk tak berdaya. Hanya Tuhan Maha segalanya. 

Cuci tangan, jaga jarak dan maskeran, kini menjadi rutinan. Dimana saja. Kapan saja. Yang dulu dianggap aneh, kinipun terbiasa. 

Masker dan hand sanitizer menjadi barang yang paling dicari di jaman ini. Bahkan harganya pernah melambung tinggi. Pun, susah dicari! 

Friday, June 05, 2020

BELAJAR MENCINTAI INDONESIA ALA GUS MUS

Ngaji Pasanan 1441 H

Ditengah pandemi covid-19, masih saja ada segelintir manusia Indonesia yang selalu mencela apa yang terjadi di Indonesia. Apapun kebijakan yang diambil pemerintah selalu dicela, seolah tidak ada benarnya. Padahal ditengah pandemi sekarang ini, yang dibutuhkan adalah solidaritas. Saling bantu membantu dengan apa yang kita bisa. Jika tidak dengan harta, dengan tenaga. Jika tidak dengan tenaga, dengan jari - jari untuk senantiasa bijak bersosial media.
Sebagai manusia Indonesia sudah seharusnya kita banyak bersyukur.
Banyak sekali alasan untuk mencintai Indonesia. Paling tidak, kita bersyukur bahwa kita masih mempunyai negara. Betapa banyak manusia di belahan bumi lain yang tidak bisa merasa bangga karena memiliki Bangsa sendiri.

Monday, June 01, 2020

1 JUNI, HARI LAHIR PANCASILA DAN BAPAK

1 Juni, Hari Lahir Pancasila dan Bapak

Hari ini diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Lima sila yang menjadi dasar negara kita, Indonesia. Lima sila yang menjadi pondasi kokoh sebuah Bangsa yang sangat majemuk. Pondasi kokoh sebuah Bangsa yang penuh bermacam perbedaan. Beda suku, bahasa, agama, dan ras, dan bermacam perbedaan - perbedaan lainnya.

Istilah Pancasila pertama kali disampaikan oleh Ir. Sukarno dalam Pidato Bung Karno 1 Juni 1945. Pidato tersebut diutarakan Bapak Pendiri Bangsa dalam sidang Dokuritsu Junbi Chōsa-kai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Selain sebagai hari lahir Pancasila, 1 Juni adalah hari istimewa bagi saya dan ketiga adik saya. Karena tanggal 1 Juni adalah tanggal lahir Bapak saya. Beliau panutan kami dalam menjalani hidup, utamanya saya. Banyak pelajaran yang saya dapat dari beliau. Walau tidak dengan banyak petuah yang beliau sampaikan, namun beliau memberikan banyak pelajaran hidup melalui tingkah laku dan perbuatan beliau.

Sunday, May 31, 2020

SHOLLU FII BUYUTIKUM


Shollu Fii Buyutikum.

Sejak pertengahan Maret 2020 lalu, masjid - masjid di Qatar tidak menyelenggarakan sholat jama'ah lima waktu dan jama'ah jum'at. Hal ini sebagai tindak lanjut pembatasan antar manusia (social distancing) karena efek pandemi covid-19.

Azan sholat lima waktu dikumandangkan secara rutin lima kali sehari. Ada yang khas di setiap akhir azan. Kalimat tambahan diluar kalimat azan yang biasa kita dengar adalah Shollu fibuyutikum. Sholatlah di rumah - rumah kalian.

Bagi orang - orang yang rutin berjamaah di masjid tentu merasakan kerinduan bisa berjamaah lagi di masjid - masjid seperti sebelumnya.

Sebelas kali sholat jumat sudah kami lewatkan. Sebulan jamaah tarawih di masjid kami lewatkan. Sholat idul fitri yang biasa kami dirikan di lapangan terbuka, tahun ini kami dirikan di rumah masing - masing. Ada yang munfarid, ada yang jamaah. Jika ada jamaahpun, hanya keluarga atau temen sendiri.

Sebagai simbolis saja, selama bulan ramadhan diadakan sholat jamaah hanya di Masjid Muhammad bin Abdul Wahab. Masjid 'Agung' di Qatar.

Friday, May 29, 2020

PERAWAT (NURSE) dan PANDEMI #Part3


Selalu ada hikmah dibalik musibah.

Saat ini kita sebagai umat manusia di muka bumi sedang merasakan bersama wabah covid-19. Wabah ini berimbas ke dalam setiap aspek kehidupan umat manusia.

Sektor pendidikan menjadi sektor yang turut terdampak. Di Qatar, sekolah - sekolah dan universitas - universitas menjadi sektor pertama yang diliburkan setelah munculnya kasus covid-19 akhir Februari lalu.

Anak - anak harus rela tinggal di rumah dan belajar dari rumah. Bahkan para orang tua pun turut bersibuk ria dalam membantu menyelesaikan tugas anak - anaknya.

Wednesday, May 27, 2020

PERAWAT (NURSE) dan PANDEMI #Part2


Covid-19 pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina pada akhir tahun lalu. Kemudian perlahan menyebar ke berbagai penjuru dunia. Tak terkecuali negara Qatar. Kasus pertama muncul di negeri ini pada 29 Februari 2020. Kasusnya terjadi pada seorang penduduk lokal berusia 36 tahun yang baru pulang dari Iran.

Semenjak ditemukan kasus tersebut, uji PCR (polymerase chain reaction) dilakukan secara masif. Utamanya pada wilayah atau kelompok yang rentan tertular covid-19.

Hingga 26 Mei 2020, Qatar telah melakukan 196.411 uji PCR, 47.207 dinyatakan positif (11.844 sembuh dan 35.335 masih dalam karantina dan perawatan di Rumah Sakit). 1859 masih berada di ruang perawatan akut, 205 berada di ruang ICU dan 28 orang meninggal dunia. Info lebih lengkap bisa dibaca pada laman covid19qatar.info.

Seperti sudah banyak diketahui, uji PCR dilakukan dengan menguji sampel cairan nasofaring dan tenggorok. Memenuhi panggilan tugas, awal Mei lalu saya mendapatkan kesempatan untuk bertugas di tempat pengambilan sampel tenggorok di Kota Doha.