Saturday, May 25, 2019

Ngaji Idhotun Nasyiin: #5 Ikhlas



Al 'amalu jismun rukhuhu al ikhlas_
Ruhnya amal badan itu ikhlas

Amal yang tidak ikhlas itu seperti mayat. Seperti badan tanpa ruh. Tidak bisa apa-apa. Tidak bisa gerak. Tidak ada manfaatnya.

Seringkali melihat kaum yang beramal akan tetapi tidak berpengaruh baik pada amalnya tersebut. Sehingga tidak mendapat pertolongan Allah. Maka seringkali gagal. 

Syaikh Musthofa mengibaratkan seperti seseorang yang hanya 'nyemplung' ke laut yang dangkal. Hanya berada di tepian. Tidak dalam. Padahal mutiara itu terletak di tengah laut. Dalam. Sejatinya tidak ada sebab apapun kecuali ikhlas. Tidak adanya ikhlas yang jadi petunjuknya. Tidak dipimpin oleh keikhlasan. 

Karena sejatinya tidak mengamalkan kecuali hanya untuk mendapatkan sesuatu. Materi, kedudukan atau mencari kemuliaan yang maya. 

Kenapa orang yang bekerja tidak ikhkas banyak yang gagal? Apa rahasianya? 

Sejatinya amal yang ikhlas, amalnya ditujukan untuk bangsanya, untuk tanah airnya, maka pada orang tersebut condong pada kehati-hatian. Dalam dirinya dikelilingi semangat dan bantuan. Sebab dukungan dan bantuan akan meningkatkan kemauan dan aktifitas. Yang kemudian berkembang menjadi ruh kesungguhan. 

Orang yang tidak ikhlas (walaupun disembunyikan), akan tersingkap apa celanya. Yang tadinya pada membantu, akhirnya lari juga. Setelah ketahuan maka akan lemah semangatnya dan lemah tekadnya. Karena melakukannya secara terpaksa, karena pamrih, maka dia akan mengalami kerugian materiil dan moril. Sudah mengeluarkan tenaga dan materi tetapi menjadi rugi. Kehidupannya tidak memuaskan. 

Contoh-contohnya banyak sekali. Gus Mus mencontohkan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). NU sudah berdiri hampir satu abad. Digempur dari sana sini. Digempur orde baru. Digempur PKI. Hidup terus. Hal ini dikarenakan yang mendirikan ikhlas untuk umat, untuk bangsa. Tidak untuk kehormatan, kedudukan, ikhlas untuk umat, bangsa dan tanah air. 

Berbeda dengan yang sudah iklan ini itu, tapi pada akhirnya cepat bubar. Hal itu disebabkan adanya pamrih terhadap materi, dan pamrih-pamrih lainnya. Dan banyak lagi proyek-proyek atau program-program yang berdiri tapi tidak lama akhirnya gugur. 

Orang-orang awalnya tidak tahu, tapi akhirnya ketahuan belangnya. Jumlah kejadiannya membutuhkan banyak lembar untuk dikisahkan. Tidak tepat kalau untuk dicontohkan dalam idhoh ini. 

Maka wahai pemuda yang baru tumbuh, ikhlaslah dalam beramal. Maka akan kau gapai puncak cita-cita. 

Waspadalah, jangan sampai kamu menjual hati nuranimu dengan kuning-kuning yang kemrincing (uang recehan). Sithik-sithik, wani piro. Jangan sampai!. 

Menjual nurani dengan recehan merupakan karakter orang munafik. Menukar dunia dengan agama. Keyakinan dijual. Memintalah pada Allah agar tidak menjadi orang yang tidak ikhlas. 

Doha, 25 Mei 2019

No comments:

Post a Comment