Thursday, June 11, 2020

SELAMAT MENEMPUH 'HIDUP BARU'


Pandemi belum usai. Terasa atau tidak terasa, tiga bulan tlah berlalu. 
Masker - masker masih bertebaran dimana - mana. Di jalanan, di tempat perbelanjaan, apalagi di rumah - rumah sakit dan pusat layanan kesehatan. 

Masker - masker itu masih menutup wajah - wajah anak manusia. Tanpa peduli apapun pangkat dan jabatannya. 

Senyum - senyum ramah yang biasa nampak, kini harus bersembunyi dibalik masker beraneka rupa. Masker bedah, masker kain, maupun masker N sembilan lima. 

Sukarela, ataupun terpaksa!

Normal baru. Hidup baru. Apalah itu namanya. Setiap manusia di muka bumi, kini harus menghadapi kenyataan. Siap atau tidak siap. 

Kenyataan ada di hadapan kita. Tak ada satupun yang tahu kapan bencana corona akan sirna. Kecuali Allah Azza wajala. Kita, manusia, memang makhluk tak berdaya. Hanya Tuhan Maha segalanya. 

Cuci tangan, jaga jarak dan maskeran, kini menjadi rutinan. Dimana saja. Kapan saja. Yang dulu dianggap aneh, kinipun terbiasa. 

Masker dan hand sanitizer menjadi barang yang paling dicari di jaman ini. Bahkan harganya pernah melambung tinggi. Pun, susah dicari! 

Friday, June 05, 2020

BELAJAR MENCINTAI INDONESIA ALA GUS MUS

Ngaji Pasanan 1441 H

Ditengah pandemi covid-19, masih saja ada segelintir manusia Indonesia yang selalu mencela apa yang terjadi di Indonesia. Apapun kebijakan yang diambil pemerintah selalu dicela, seolah tidak ada benarnya. Padahal ditengah pandemi sekarang ini, yang dibutuhkan adalah solidaritas. Saling bantu membantu dengan apa yang kita bisa. Jika tidak dengan harta, dengan tenaga. Jika tidak dengan tenaga, dengan jari - jari untuk senantiasa bijak bersosial media.
Sebagai manusia Indonesia sudah seharusnya kita banyak bersyukur.
Banyak sekali alasan untuk mencintai Indonesia. Paling tidak, kita bersyukur bahwa kita masih mempunyai negara. Betapa banyak manusia di belahan bumi lain yang tidak bisa merasa bangga karena memiliki Bangsa sendiri.

Monday, June 01, 2020

1 JUNI, HARI LAHIR PANCASILA DAN BAPAK

1 Juni, Hari Lahir Pancasila dan Bapak

Hari ini diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Lima sila yang menjadi dasar negara kita, Indonesia. Lima sila yang menjadi pondasi kokoh sebuah Bangsa yang sangat majemuk. Pondasi kokoh sebuah Bangsa yang penuh bermacam perbedaan. Beda suku, bahasa, agama, dan ras, dan bermacam perbedaan - perbedaan lainnya.

Istilah Pancasila pertama kali disampaikan oleh Ir. Sukarno dalam Pidato Bung Karno 1 Juni 1945. Pidato tersebut diutarakan Bapak Pendiri Bangsa dalam sidang Dokuritsu Junbi Chōsa-kai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Selain sebagai hari lahir Pancasila, 1 Juni adalah hari istimewa bagi saya dan ketiga adik saya. Karena tanggal 1 Juni adalah tanggal lahir Bapak saya. Beliau panutan kami dalam menjalani hidup, utamanya saya. Banyak pelajaran yang saya dapat dari beliau. Walau tidak dengan banyak petuah yang beliau sampaikan, namun beliau memberikan banyak pelajaran hidup melalui tingkah laku dan perbuatan beliau.

Sunday, May 31, 2020

SHOLLU FII BUYUTIKUM


Shollu Fii Buyutikum.

Sejak pertengahan Maret 2020 lalu, masjid - masjid di Qatar tidak menyelenggarakan sholat jama'ah lima waktu dan jama'ah jum'at. Hal ini sebagai tindak lanjut pembatasan antar manusia (social distancing) karena efek pandemi covid-19.

Azan sholat lima waktu dikumandangkan secara rutin lima kali sehari. Ada yang khas di setiap akhir azan. Kalimat tambahan diluar kalimat azan yang biasa kita dengar adalah Shollu fibuyutikum. Sholatlah di rumah - rumah kalian.

Bagi orang - orang yang rutin berjamaah di masjid tentu merasakan kerinduan bisa berjamaah lagi di masjid - masjid seperti sebelumnya.

Sebelas kali sholat jumat sudah kami lewatkan. Sebulan jamaah tarawih di masjid kami lewatkan. Sholat idul fitri yang biasa kami dirikan di lapangan terbuka, tahun ini kami dirikan di rumah masing - masing. Ada yang munfarid, ada yang jamaah. Jika ada jamaahpun, hanya keluarga atau temen sendiri.

Sebagai simbolis saja, selama bulan ramadhan diadakan sholat jamaah hanya di Masjid Muhammad bin Abdul Wahab. Masjid 'Agung' di Qatar.

Friday, May 29, 2020

PERAWAT (NURSE) dan PANDEMI #Part3


Selalu ada hikmah dibalik musibah.

Saat ini kita sebagai umat manusia di muka bumi sedang merasakan bersama wabah covid-19. Wabah ini berimbas ke dalam setiap aspek kehidupan umat manusia.

Sektor pendidikan menjadi sektor yang turut terdampak. Di Qatar, sekolah - sekolah dan universitas - universitas menjadi sektor pertama yang diliburkan setelah munculnya kasus covid-19 akhir Februari lalu.

Anak - anak harus rela tinggal di rumah dan belajar dari rumah. Bahkan para orang tua pun turut bersibuk ria dalam membantu menyelesaikan tugas anak - anaknya.

Wednesday, May 27, 2020

PERAWAT (NURSE) dan PANDEMI #Part2


Covid-19 pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina pada akhir tahun lalu. Kemudian perlahan menyebar ke berbagai penjuru dunia. Tak terkecuali negara Qatar. Kasus pertama muncul di negeri ini pada 29 Februari 2020. Kasusnya terjadi pada seorang penduduk lokal berusia 36 tahun yang baru pulang dari Iran.

Semenjak ditemukan kasus tersebut, uji PCR (polymerase chain reaction) dilakukan secara masif. Utamanya pada wilayah atau kelompok yang rentan tertular covid-19.

Hingga 26 Mei 2020, Qatar telah melakukan 196.411 uji PCR, 47.207 dinyatakan positif (11.844 sembuh dan 35.335 masih dalam karantina dan perawatan di Rumah Sakit). 1859 masih berada di ruang perawatan akut, 205 berada di ruang ICU dan 28 orang meninggal dunia. Info lebih lengkap bisa dibaca pada laman covid19qatar.info.

Seperti sudah banyak diketahui, uji PCR dilakukan dengan menguji sampel cairan nasofaring dan tenggorok. Memenuhi panggilan tugas, awal Mei lalu saya mendapatkan kesempatan untuk bertugas di tempat pengambilan sampel tenggorok di Kota Doha.

Tuesday, May 26, 2020

PERAWAT (NURSE) dan PANDEMI #Part1



Perawat, profesi ini dulu identik dengan seragam putih - putih. Kalau di Rumah Sakit biasa dipanggil Suster (bagi perawat perempuan) dan Bruder (bagi perawat laki - laki). Nah kalau di kampung, biasa dipanggil Pak Mantri. Ya karena mereka biasa jadi mantri suntik dan mantri sunat. Ditengah benar tidaknya 'praktik' yang telah lama dilakukan di tengah masyarakat pada jaman dulu.

Profesi yang satu ini lagi menjadi perhatian dunia. Ditengah pandemi covid-19, profesi Perawat menjadi salah satu yang terdepan diantara profesi - profesi lainnya. Tatkala masyarakat kebanyakan dianjurkan untuk tinggal di rumah atau kerja dari rumah, bagi kami yang berprofesi perawat, tak ada pilihan lain kecuali harus siap bekerja. Kapan saja dan dimana saja.

Kami menjadi bagian dari para pejuang kesehatan dalam perang melawan virus corona, tak hanya di tanah air tercinta, tapi kami yang saat ini bekerja sebagai perawat di luar negeri.

Hari ini, teman sejawat kami di Kuwait meninggal dunia. Beliau berpulang sebagai pejuang kesehatan melawan corona di tanah rantau. Semoga husnul khotimah. Aamiin.

Ditengah kondisi pandemi, kami para perantau tak bisa pulang. Kami (khususnya tenaga kesehatan) diminta untuk menunda cuti. Kami diminta bersiap kalau sewaktu - waktu pihak pemerintah setempat memerlukan bantuan.

Kami harus berjuang di negeri orang, bersama - sama rekan - rekan sesama tenaga kesehatan negara lain untuk bersama - sama membantu sesama. Kami berjuang bukan hanya atas nama sendiri sebagai seorang pekerja migran, tapi kami juga turut mengemban nama baik Bangsa Indonesia di kancah Internasional.

Di Qatar, jumlah perawat Indonesia tak banyak. Jumlahnya kurang dari 60. Tersebar di berbagai instansi. Ada yang di Rumah Sakit Pemerintah, Klinik Swasta dan Klinik - klinik perusahaan. Saat ini kami tak bisa mudik. Saat ini kami harus siap kapan saja ketika panggilan tugas memanggil.

Tetap semangat bagi rekan - rekan perawat yang sedang bertugas. Dimana saja. Di darat maupun di laut. Di Rumah sakit, Puskesmas maupun Klinik - klinik.

Tetap waspada. Teruslah belajar ditengah pandemi. Kebijakan dan aturan ditengah kondisi wabah bisa berubah sewaktu - waktu.

Dukhan, 2 Syawal 1441 H.