Thursday, July 22, 2021

5 TIPS SAAT ISOLASI MANDIRI

 

Minggu ketiga Juni lalu, saya sedianya terbang ke negeri seberang. Uji PCR menjadi salah satu syarat wajib yang harus saya jalani. Jam 08:00 pagi saya mendaftar, jam 08:30 saya diambil sampel, dan jam 15:00 hasil PCR keluar. 

Untuk mengambil hasil PCR, saya harus menyetir kendaraan sekira 30 menitan. Singkat kata, saya berada di ruang pengambilan hasil. Saya menuju ke loket dan menanyakan ke petugas. Tanpa jeda lama, petugas loket menyerahkan sebuah amplop tertutup berwarna coklat. 

Begitu saya buka amplop itu, selembar kertas putih terlipat rapi. Saya buka perlahan, dan mata saya langsung tertuju pada tulisan tebal berwarna merah, POSITIF. Ya, saya positif Covid-19. Innalillah walhamdulillah. 

Seketika itu, pikiran saya buyar. Saya sempat berpikir untuk menanyakan ke petugas loket, tapi saya batalkan. Karena di kertas hasil tersebut tertulis RAHASIA. 

Saya pun segera mengubungi istri di rumah dan memberitahu bahwa hasil PCR positif. Kaget! wajar saja. Karena saya sekeluarga tak ada keluhan apa - apa. Kami sehat saja selama tinggal bersama lebih dari sebulan terakhir. 

Sejak sore itu, saya pun langsung mengisolasi mandiri di rumah. Saya berada di kamar terpisah dengan istri dan anak - anak. Keesokan harinya, istti dan anak - anak melakukan uji PCR. Semuanya positif. Kami pun bersepakat untuk menjalani isolasi mandiri untuk 10 hingga 14 hari kedepan. 

Nah! Disini saya akan berbagi pengalaman kami selama menjalani isolasi mandiri di rumah. Saya merasakan hidup bak burung dalam sangkar😊. Badan sehat tanpa keluhan apa - apa, namun tak bisa kemana - mana karena terkena covid-19. 

Berikut 6 tips yang kami lakukan selama isolasi mandiri dan barangkali bermanfaat bagi yang membacanya atau sedang menjalaninya:

1. Tenang, semangat dan bahagia. 

Setelah menerima hasil positif covid, psikologis menjadi yang paling terdampak pertama kali. Bagaimana tidak, persiapan perjalanan lintas negara yang sudah saya persiapkan jauh - jauh hari, dengan amat terpaksa harus dibatalkan dan dijadwal ulang. Alhamdulillah ada seorang kawan yang baik hati membantu jadwal ulang tiket pesawat saya. 

Apa saya alami, bersikap tenang adalah resep jitu untuk mengatasi masalah. Selain itu, untuk meningkatkan imun, kita juga harus tetap semangat dan bahagia. Seperti nasihat Ibnu Sina, kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah separuh kesembuhan. 

2. Komunikasi internal dan eksternal

Isolasi mandiri artinya kita mengisolasi diri dari lingkungan sekitar. Sesuatu yang tak seharusnya dilakukan ketika kita dalam kondisi normal. Namun karena virus corona yang sedang melekat dalam diri maka isolasi adalah cara terbaik untuk mencegah penularan ke orang lain. 

Sebelum saya tiba di rumah selepas mengambil hasil PCR, istri saya sudah mengkomunikasikan ke anak - anak tentang isolasi mandiri yang akan dijalani. Sehingga begitu saya tiba di rumah, mereka pun sudah sangat paham. Saya langsung masuk ke kamar dan mengisolasi diri.

Kemudian saya juga memberikan update kondisi saya ke supervisor di tempat kerja. Walau agak telat, kami pun memberikan update ke pihak bertanggung jawab di kelurahan dan puskesmas di wilayah kami. Hingga di akhir karantina, saya mendapatkan surat telah menjalani karantina dan surat keterangan sehat dari instansi kesehatan terkait. Kedua dokumen ini kemudian saya serahkan ke penanggung jawab di tempat kerja. 

3. Upaya - upaya meningkatkan imun

Kondisi psikologis memang sangat penting, namun upaya fisik juga tak kalah penting. Makan minum cukup, istirahat cukup, dan olahraga teratur menjadi tiga upaya fisik yang sangat penting di saat isolasi. 

Untuk urusan olahraga, kami melakukan senam di dalam rumah sambil memutar video senam di TV. Semua gembira dan bahagia. Keringatpun bercucuran.

Alhamdulillah, selama isoman, kerabat dan kawan memberi dukungan dan bantuan. Ada yang membantu belanja kebutuhan harian di pasar, ada yang mengirim makanan matang, ada yang mengirim vitamin/suplemen, ada yang mengirim susu beruang, ada yang mengirim cemilan, dan rupa - rupa kiriman lainnya. Terima kasih untuk semua yang peduli kepada kami.

4. Monitoring suhu badan dan saturasi oksigen

Alhamdulillah, ketika kami sekeluarga dinyatakan positif covid, kami tak mempunyai keluhan apa - apa. Akan tetapi kami tetap melakukan monitoring suhu badan dan saturasi oksigen setiap hari. 

5. Upaya ruhaniyah

Ketika semua upaya jasmani sudah kita lakukan, maka di saat yang bersamaan kami juga menyerahkan semua ini pada Sang Maha Pencipta. DariNya semua berasal dan kepadaNya kami memohon pertolongan. 

Sebagai keluarga muslim, ibadah sholat kami jalani seperti biasa, kami sertai juga dengan membaca Qur'an, memperbanyak istighfar dan memperbanyak sholawat nabi. 

Bagi yang beragama lain, beribadah, mendekat dan bermohonlah kepada Tuhan. 

Kelima upaya diatas kami jalani, dan Alhamdulillah di hari kesebelas, istri dan anak - anak menjalani uji PCR ulang, alhamdulillah semua negatif. Kemudian di hari kelimabelas, sekalian persiapan keberangkatan saya melakukan uji PCR. Alhamdulillah negatif juga. 

Bagi teman - teman saya dimanapun berada, covid-19 masih ada di sekitar kita. Ikuti terus protokol kesehatan yang ada. Luangkan waktu berolahraga. Perbanyak istighfar dan sholawat bagi anda yang muslim. Bagi yang beragama lain, tingkatkan ibadah sesuai agama yang anda yakini.

Dukhan, 22 Juli 2021

Foto: hanya ilustrasi saja (bukan endorse)😊


Tuesday, May 04, 2021

PART 3: 7000KM DOHA - JAKARTA

Sekira jam 19:15 pesawat Qatar Airways lepas landas dari Bandara Internasional Hamad, Doha menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng. Jarak tempuhnya 7000 an KM. 

Selama perjalanan, seluruh penumpang dianjurkan untuk selalu memakai masker. Selain memakai masker, awak kabin memakai apron (baju pelindung/pelapis). Usai menyantap makan malam, saya pun langsung bersiap diri untuk mengatur kursi, memasang selimut, meluruskan kaki dan bersiap diri melepas lelah. Menyiapkan fisik untuk bangun sahur dan melanjutkan perjalanan esok hari.

Jam 07:45 pesawat mendarat sempurna di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Seluruh penumpang langsung menuju ke ruang pemeriksaan e-Hac. Pihak bandara sudah menyediakan kursi - kursi yang diatur rapi. Formulir hasil pemeriksaan kesehatan tergeletak di atas kursi. 

Sunday, May 02, 2021

PART 2: 7000KM DOHA - JAKARTA


Selepas sholat ashar, supir taksi memberi Missed Call ke saya. Saya pun menelpon balik. Dia menyampaikan bahwa siap mengantar ke Bandara sore itu. Saya pun meminta dia untuk datang ke kamar untuk membantu mengangkat koper. 

Seperti biasa, cek ricek sebelum perjalanan. Inilah rutinitas yang harus dilakukan oleh setiap Traveller. Karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Saya pun mengecek lagi checklist perjalanan yang saya buat sebelumnya. 

Perjalanan dari Kampung Dukhan menuju Bandara Hamad ditempuh dalam waktu sekitar satu jam. Alhamdulillah lancar dan cepat. Hampir kesemuanya kami melewati jalan bebas hambatan (highway). Dari Dukhan sampai Bani Hajer, kami melalui Dukhan Highway. Kemudian lanjut menyusuri beragam Highway di ibukota Doha hingga akhirnya tiba di Bandara Internasional satu - satunya di Qatar yaitu Hamad International Airport. 

Nampak beberapa kendaraan sedang menurunkan penumpang di pinggir jalan terminal keberangkatan. Petugas keamanan Bandara dan kendaraan polisi nampak juga di area Bandara. 

Manusia bermasker. 

Saturday, May 01, 2021

PART 1: 7000KM DOHA - JAKARTA

Liburan itu menyenangkan. Tetapi, liburan di era pandemi itu mendebarkan. Itulah yang saya rasakan, itulah yang akan saya ceritakan dalam tulisan kali ini. Cerita seorang Pekerja Migran Indonesia di Qatar. 

Setelah setahun dua bulan sebelas hari akhirnya waktu liburan tiba. Waktu yang cukup lama terpisah jauh dari keluarga dan sanak saudara. Bagi saya sendiri, waktu sepanjang itu terbilang sangat lama, namun bagi sebagian yang lain mungkin tidak terlalu lama. Karena kita tahu banyak diantara kita yang sudah dua atau tiga tahun di rantau namun belum mempunyai kesempatan pulang ke kampung halaman. 

Pulang kampung itu cerita kehidupan yang menyenangkan. Sejauh - jauh burung terbang pasti kan pulang ke kandang. Sejauh - jauh pekerja migran melanglang, pasti rindu kampung halaman. 

Friday, April 30, 2021

NGAJI VIRTUAL: ALQURAN KABAR BAIK UNTUK KEMANUSIAAN


Di tengah pandemi, jarak yang begitu jauh tak menjadikan penghalang untuk bersilaturrahim dan berbagi ilmu.

Di tengah pandemi, acara demi acara virtual bertebaran dimana - mana. Kebanyakan gratis pula. Apalagi di dalam bulan Ramadan, banyak sekali kegiatan ngaji dan kajian virtual yang diselenggarakan. 

Hari ini, KBRI Doha, PERMIQA dan kelompok masyarakat keagamaan Indonesia di Qatar menjadi penyelenggara acara peringatan Nuzulul Quran. Pembicaranya langsung dari Amerika Serikat yaitu Ustadz Shamsi Ali. Peserta yang hadir ada yang dari Qatar, Indonesia, Canada, Macedonia, Jerman dan lainnya. Tentu semuanya Warga Negara Indonesia. 

Banyak pesan dan pelajaran yang beliau sampaikan. Di awal tausiyah beliau menjelaskan dan menekankan tentang makna Peringatan, Nuzul dan Alquran itu sendiri. 

Wednesday, July 22, 2020

JAMANNYA MABOK SEPEDA

Akhir - akhir ini, bersepeda sangat booming. Harga sepeda pun kian melambung harganya. Jalanan kian rame. Maklum lah efek PSBB. Bisa jadi bersepeda itu sebagai media untuk menghilangkan kebosanan karena saking lamanya nggak bisa kemana - mana.

Jaman itu bersepeda sempat populer di sebagian kalangan WNI di Dukhan, Qatar. Foto - foto ini hanya sebagian saja. Foto - foto yang merekam peristiwa dalam kurun waktu tahun 2014 - 2016.

Kala itu, jarak sepedaan kami rata - rata 20 KM saja. Lumayan 1 jam. Sepeda santailah. Pernah juga kami nyepeda hingga 30 KM, 52 KM, 56 KM, hingga jarak terjauh 62 KM. Tentu masih kalah jauh dengan temen - temen goweser yang sudah senior.

Thursday, July 16, 2020

FASE KEDUA PENCABUTAN 'PSBB' DI QATAR

Bulan Juli 2020 adalah fase kedua dalam tahapan pencabutan masa 'PSBB' di Qatar. Fase kedua ini berlaku sejak 1 Juli lalu. Hal ini merupakan wujud pelaksanaan rencana pemerintah Qatar yang disampaikan oleh Komite Tertinggi Manajemen Krisis, Ibu Lolwa Rashed Al Khater pada awal Juni 2020. 

Pemerintah Qatar menerapkan 4 fase dalam upaya melonggarkan atau mencabut pembatasan sosial berskala besar (PSBB). 

Fase pertama sudah diterapkan sejak 15 Juni 2020. Pada fase pertama, beberapa masjid telah dibuka untuk umum. Masjid - masjid yang dibuka jumlahnya tidak banyak. Di wilayah tempat domisili saya sekarang, dari 5 masjid yang ada, hanya 1 yang dibuka.