Wednesday, July 22, 2020

JAMANNYA MABOK SEPEDA

Akhir - akhir ini, bersepeda sangat booming. Harga sepeda pun kian melambung harganya. Jalanan kian rame. Maklum lah efek PSBB. Bisa jadi bersepeda itu sebagai media untuk menghilangkan kebosanan karena saking lamanya nggak bisa kemana - mana.

Jaman itu bersepeda sempat populer di sebagian kalangan WNI di Dukhan, Qatar. Foto - foto ini hanya sebagian saja. Foto - foto yang merekam peristiwa dalam kurun waktu tahun 2014 - 2016.

Kala itu, jarak sepedaan kami rata - rata 20 KM saja. Lumayan 1 jam. Sepeda santailah. Pernah juga kami nyepeda hingga 30 KM, 52 KM, 56 KM, hingga jarak terjauh 62 KM. Tentu masih kalah jauh dengan temen - temen goweser yang sudah senior.
 Kami pernah menyusuri kampung Dukhan, Gurun Dukhan, Gurun Zekreet, kampung Zughayn (52 KM), kampung Ummbab (56 KM), kawasan pelatihan unta Tharb, Duhail race track, Aspire park cycling track, Ras Abou Aboud hingga Hamad International Airport cycling track, dan titik terjauh kami di Zekreet Mystery Village dan Zekreet Film City. Kami rame - rame waktu itu. Jaraknya sekitar 62 KM PP.

Awalnya, saya dan Cak Kamim Nanik berdua, bersepeda. Di tahap awal kami menyusuri jalanan kampung di Dukhan. Kalau satu keliling sekitar 12 KM. Kemudian seiring waktu berjalan, mulai menjauh dan menjauh hingga keluar kampung Dukhan.

Sampai suatu pagi, kami berdua berniat menyusuri jalan raya (beraspal tentu). Kami keluar kampung Dukhan menuju arah Ummbab. Waktu itu musim peralihan musim panas ke musim dingin. Cuaca sangat bersahabat di pagi hari. Hingga kami pun menikmatinya.

Jarak Dukhan - Ummbab sekitar 28 KM. Ditengah perjalanan, semangat mengayuh pedalpun terus bertambah. Adrenalin meningkat. Kami pun sepakat untuk melanjutkan perjalanan hingga di kampung Ummbab.

Sebagai pegowes pemula kala itu, jarak 28 KM lumayan juga. Kami mampir di warung roti pakistan, kami istirahat, ngisi bensin untuk menyelesaikan rute berikutnya.

Sekira 15 menit, keringat mulai mengering. Lelah mulai menghilang. Kami memutuskan untuk menuju arah pulang ke kampung Dukhan.

Awalnya cuaca masih biasa saja. Angin semilir kecil mulai datang. Kami terus melaju. Sampai pada titik pertengahan Ummbab - Dukhan, tiba - tiba angin kencang datang menyambut. Pedal terasa sangat berat untuk kami kayuh.

Sekuat - kuatnya pedal kami kayuh, roda sepeda tak mau beranjak. Sangat berat. Kami pun tak terpisah jarak. Saya sendiri akhirnya turun dari sepeda dan menuntunnya.

Hampir satu jam kami berjuang melawan angin kencang. Mengayuh berat, terkadang turun dan menuntun sepeda. Akhirnya sampai juga di Kampung Dukhan. Monen itu menjadi momen tak terlupakan bagi saya.

Dalam hidup ini, kita sering membuat perencanaan. Ini dan itu. Ketika rencana sudah dibuat dengan segala analisa, bisa saja rencana itu berubah di tengah jalan. Risiko yang awalnya ringan, bisa saja berubah besar. Hikmah yang bisa diambil dari setiap perjalanan hidup kita adalah sebaik apapun rencana yang kita buat, senantiasalah bersiap menghadapi perubahan kondisi.

Karena, manusia yang merencanakan, Tuhan lah yang menentukan.

Selamat menikmati bersepeda. Jaga jarak aman. Patuhi rambu lalu lintas. Jangan lupa bawa perbekalan yang cukup. Utamanya bekal air minum yang cukup, sehingga kita terhindar dari dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh.

Dukhan, 20 Juli 2020
Ditulis oleh Sugeng R. Bralink
#ceritadiaspora #BersepedaItuSehat

No comments:

Post a Comment