Tuesday, May 04, 2021

PART 3: 7000KM DOHA - JAKARTA

Sekira jam 19:15 pesawat Qatar Airways lepas landas dari Bandara Internasional Hamad, Doha menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng. Jarak tempuhnya 7000 an KM. 

Selama perjalanan, seluruh penumpang dianjurkan untuk selalu memakai masker. Selain memakai masker, awak kabin memakai apron (baju pelindung/pelapis). Usai menyantap makan malam, saya pun langsung bersiap diri untuk mengatur kursi, memasang selimut, meluruskan kaki dan bersiap diri melepas lelah. Menyiapkan fisik untuk bangun sahur dan melanjutkan perjalanan esok hari.

Jam 07:45 pesawat mendarat sempurna di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Seluruh penumpang langsung menuju ke ruang pemeriksaan e-Hac. Pihak bandara sudah menyediakan kursi - kursi yang diatur rapi. Formulir hasil pemeriksaan kesehatan tergeletak di atas kursi. 

Para penumpang dipersilahkan duduk oleh petugas sambil menunggu petunjuk. Tak berselang lama, petugas memberi arahan kepada semua penumpang. Kita diminta untuk mengisi formulir tersebut yang berisi kolom isian Nama, Umur, Jenis Kelamin, No. Paspor, No. Penerbangan dan Alamat. Kemudian dua kolom isian Validitas PCR dan Terdapat tanda, gejala, suhu tinggi; diisi oleh petugas meja berikutnya.

Usai mengisi formulir ini, para penumpang diminta menuju ke pemeriksaan selanjutnya. Kita berdiri dan mengantri lagi. Tak lama sih. Seorang petugas meminta kita menunjukkan barcode e-Hac yang sudah kita persiapkan sebelumnya. Petugas menanyakan "apakah bapak bekerja disana?", "kerja di bidang apa?". 

Kemudian lanjut mengantri lagi untuk verifikasi formulir hasil pemeriksaan kesehatan. Petugas menanyakan "terbang dari negara mana?, "apakah dalam 2 minggu terakhir pernah melakukan perjalanan ke India?", kemudian kita diminta menunjukkan hasil PCR. Petugas juga menanyakan, "akan karantina di wisma atau di hotel?". Setelah semua clear, petugas mengisi formulir isian, menandatangani dan memberi stempel basah. 

Selanjutnya kita ditanya TNI, "karantina dimana?" Saya jawab, "di hotel pak". Kemudian saya diminta menuj ruang imigrasi. Tak banyak penumpang yang mengantri. Disinipun cepat. 

Nah! Selanjutnya menunggu barang di ruang pengambilan bagasi. Disini, agak lama dikit sih menurut saya. Tapi nggak lama - lama amat sih. 

Selepas ambil bagasi, anggota TNI nanya lagi, "karantina dimana?" "Di hotel pak", saya pun diarahkan ke arah para penumpang yang akan karantina hotel. Menuju ruang pemeriksana terakhir yaitu ruang pemeriksaan bea cukai. Tak hanya tas jinjing, semua koper pun masuk mesin pemindai. 

Disitu saya menyerahkan formulir isian beacukai. Saya sempat tanya juga ke petugas, "Pak, untuk verifikasi IMEI untuk gadget yang dibeli dari luar negeri dimana ya?" Petugas menjawab, "untuk verifikasi di sebelah sana pak (menunjukkan ruang verifikasi beacukai), tapi bapak kesini lagi kalau sudah selesai karantina ya pak". Begitu jawaban petugas beacukai. Saya pun mengikuti saja. 

Sebelum pintu keluar, anggota TNI nanya lagi, "karantina di hotel apa pak?" "Hotel Arcadia Mangga Dua Pak", jawab saya. Kemudian anggota TNI berkomunikasi via walkie talkienya, dan mengarahkan saya ke pintu keluar. 

Disitu sudah ada sopir dari hotel dengan membawa papan nama atas nama saya. Pak supir meminta paspor saya untuk diberikan ke dua polisi yang duduk dan mengecek data saya. Polisi tanya, "karantina di hotel apa pak?" "Hotel arcadia". 

Akhirnya sampailah saya di area luar bandara. Ehh.. aecuritu bandara menyetop pak supir dan bertanya, "Pak, antar karantina di hotel apa pak?" "Hotel Arcadia Mangga Dua", jawab pak supir. 

Wah, lega rasanya. Pertanyaan demi pertanyaan, dan pemeriksaan demi pemeriksaan saya lalui dengan lancar. Alhamdulillah. 

Pak Tarjo nama supirnya. Beliau asal Brebes. Kami berempat di dalam mobil. Satu supir dan 3 penumpang. 2 penumpang lainnya itu kawan juga dari Dukhan. Jam 09:45 pagi kami sudah sampai di hotel arcadia mangga dua dengan selamat. Saya melanjutkan check in, membayar biaya hotel yang sudah saya sepakati sebelumnya. Karena lelah mungkin, ketika mau membayar via ebanking, tokennya kok dicari nggak ketemu - temu. Akhirnya pujaan hati harus direpoti. 

Teng ting teeengg!!! Siap - siap merasakan "terpenjara" di dalam hotel selama 5 hari. Selama dalam masa karantina ini, paspor dipegang pihak hotel, tidak boleh keluar kamar (kecuali untuk pengambilan sampel swab PCR pada hari kedua menginap). 

Tunggu kisah selanjutnya bagaimana saya menjalani karantina selama 5 hari yaa!! 

Jakarta, 4 Mei 2021

Ditulis di kamar 1009 Arcadia Hotel Mangga Dua. 



No comments:

Post a Comment