Sunday, May 02, 2021

PART 2: 7000KM DOHA - JAKARTA


Selepas sholat ashar, supir taksi memberi Missed Call ke saya. Saya pun menelpon balik. Dia menyampaikan bahwa siap mengantar ke Bandara sore itu. Saya pun meminta dia untuk datang ke kamar untuk membantu mengangkat koper. 

Seperti biasa, cek ricek sebelum perjalanan. Inilah rutinitas yang harus dilakukan oleh setiap Traveller. Karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Saya pun mengecek lagi checklist perjalanan yang saya buat sebelumnya. 

Perjalanan dari Kampung Dukhan menuju Bandara Hamad ditempuh dalam waktu sekitar satu jam. Alhamdulillah lancar dan cepat. Hampir kesemuanya kami melewati jalan bebas hambatan (highway). Dari Dukhan sampai Bani Hajer, kami melalui Dukhan Highway. Kemudian lanjut menyusuri beragam Highway di ibukota Doha hingga akhirnya tiba di Bandara Internasional satu - satunya di Qatar yaitu Hamad International Airport. 

Nampak beberapa kendaraan sedang menurunkan penumpang di pinggir jalan terminal keberangkatan. Petugas keamanan Bandara dan kendaraan polisi nampak juga di area Bandara. 

Manusia bermasker. 

Yah, inilah pemandangan biasa di waktu setahun terakhir. Wajah - wajah yang sebenarnya sudah lelah menghadapi pandemi covid-19 yang belum kunjung berakhir. Namun semuanya tentu mempunyai harapan besar agar pandemi ini segera berlalu dan bisa kembali seperti sedia kala. Rasanya rindu sekali bisa melihat beragam senyum anak manusia. Senyum kebahagiaan tanpa deraan pandemi. 

Supir taksi bergegas mengambil trolley usai memarkir taksinya disisi jalan terminal kedatangan. "Thank you", ucap saya ke Mas Supir asal Srilanka setelah membantu menurunkan dua koper dari dalam bagasi mobil. 

Mas Supir yang mengantar saya ini sudah tiga tahun belum pulang ke Negaranya. Dia masih bujangan, dia bilang mau menikah tahun depan. Semoga terlaksana niat baiknya Mas Supir. Aamiin. 

Bismillah. Lisanku berucap lirih. Sambil saya resapi dalam hati. Memohon kepada Yang Maha Kuasa semoga perjalanan kali ini diberikan kemudahan dan kelancaran. Terima kasih saya ucapkan kepada setiap orang yang telah mendo'akan sebelum saya berangkat cuti kali ini.

Ketika masuk ke dalam Bandara, dua security bandara berdiri tak jauh dari pintu masuk otomatis. Mereka mengecek Ehteraz (aplikasi status bebas tidaknya dari Covid-19) dan tiket pesawat. 

Selangkah kemudian, security menanyakan lagi apakah sudah check in. Karena saya sudah check in online, maka saya pun diarahkan ke area check in online. Disitu sudah banyak orang mengantri. Ada banyak mesin untuk scan barcode boarding pass, tapi tak semuanya operasional. Hanya beberapa yang operasional dan dibantu oleh seorang staff Qatar Airways. Ingat! Jangan nyerobot ya. Budayakan ngantri! 

Tak butuh waktu lama, saya pun mendapatkan dua tag (kertas tanda) dua koper yang akan masuk bagasi. Saya pun diminta oleh petugas untuk ngantri lagi di tempat timbang bagasi. 

Hanya ada satu penumpang di depan saya. Nah! Penumpang di depan saya ini saya lihat kebingungan. Dari suara komunikasi antara dia dan petugas Qatar Airways, ternyata dia mengalami masalah kelebihan bagasi. Maksimum hanya 30 kg, tapi dia kelebihan 7 kg. Risikonya membayar atau meninggalkan barang bawaan yang lebih itu. 

Makanya, pastikan untuk menimbang dulu barang bawaan kita sebelum berangkat ke Bandara. Jangan sampai ketika sudah di Bandara kemudian over baggage (kelebihan bagasi).

Alhamdulillah, dua koper saya beratnya nggak sampai 30 kg. Saya pun melanjutkan ke "rintangan" berikutnya. Saya sempat menunggu beberapa menit, karena saya ketemu teman dari Kota Messaeed yang akan pulang juga ke kampung tanah air.

Kami pun melanjutkan melewati pos pemeriksaan inigrasi. Sebelum masuk kami harus meninggalkan trolley. Kami diminta melakukan scanning barcode boarding pass pada mesin yang tersedia. Layanan mandiri. Kemudian dari pos terbut, kami memilih untuk menggunakan layanan e-Gate. 

Ada beberapa penumpang mengantri. Di pos e-Gate tak perlu lama. Walaupun ada beberapa penumpang yang disuruh ke area antrian imigrasi manual karena mereka belum registrasi e-Gate sepertinya. Saya pun tak mengalami masalah di pos e-Gate ini. Halaman depan paspor yang ada data diri kita kita scan di mesin scan yang ada disitu. 

Jika sukses, kemudian pintu kaca terbuka, dan kita jalan selangkah dan berdiri menghadap mesin pemindai. Pastikan topi dan masker dibuka. Tak selang lama, lampu hijau menyala dan pintu kaca terbuka sendiri. Saya pun keluar. 

Pos "rintangan" berikutnya adalah pemeriksaan barang bawaan yang akan disimpan di kabin. Disini lancar saja. Yang penting lepas jaket, sabuk, dan benda - benda metal lainnya. Kalo bawa laptop atau komputer, mesti dikeluarkan dari tas. 

Melewati pos ini, kami ketemu dengan teman dari Kota Doha. Dia ini biasa bekerja di Kota Raslaffan. Seperti biasa kita abadikan momen pulang kampung bertiga ini dengan mengambil satu jepretan tepat di depan Patung Teddy Bear. Ikon kebanggaan Bandara Hamad. Sebelum itu, saya sempat menanyakan nomor gate ruang tunggu ke bagian informasi, karena di boarding pass tidak tertera nomor gate nya. 

Waktu terus berjalan. Orang lalu lalang kesana kemari menunggu waktu keberangkatan. Lumayan rame juga sih!

Saat itu masih jam 17:00 an sore. Rencana boarding jam 18:15. Sesaat setelah waktu berbuka puasa. Kamipun menuju area gate C4. Ruang tunggu untuk para penumpang Qatar Airways QR956 menuju Jakarta malam itu. Di tengah perjalanan, saya menerima notifikasi Re-entry permit dari MOI Qatar. Notifikasi tersebut masuk ke SMS dan email. Saya pun langsung screen capture dan saya simpan di HP.

Sambil menunggu waktu maghrib, saya sempatkan ambil air wudhu dan masuk di Musholla. Waktu itu dibuka, tapi tempat wudhunya di non aktifkan. Sehingga kalau mau ambil air wuhdu mesti ke Kamar Mandi. 

Usai berbuka puasa dengan seteguk air dan sebutir kurma, kami pun lanjutkan dengan jamaah sholat maghrib dan isya' jamak qoshor. Kami pun bergegas untuk boarding usai sholat. 

Wah! Ternyata penumpangnya lumayan banyak. Dan... yang menarik perhatian saya adalah ada seekor anjing warna putih yang turut naik ke pesawat. Naik di kursi atau di ruang sebelah mana, saya pun tak tahu. 

Alhamdulillah, wasyukrulillah. Pos - pos pemeriksaan kami lewati dengan baik dan lancar. Tak ada kendala sama sekali. Alhamdulillah 'ala kulli hal. 

Ketika tiba waktunya, petugas pun mulai mengatur para penumpang masuk ke pesawat. Dimulai dari penumpang kelas bisnis, kemudian seterusnya penumpang zone 1, 2 dan 3. Ketika di dalam pesawat, ternyata tak semua kursi penumpang terisi. Usai pramugari mengecek semua penumpang, maka Pilot pun mengumumkan rencana penerbangan malam itu dari Doha menuju Jakarta (Cengkareng). 

Lantunan do'a Subhaanalladzi sakhhorolana hadza wamaa kunnaa lahu muqriniina wa innaq ilaa rabbina laminqolibuuna pun mengudara. Kami serahkan jiwa raga kami pada Sang Penggenggam setiap jiwa, berharap semoga diberi keselamatan dalam perjalanan yang akan ditempuh kurang lebih 9 jam. 

Bersambung pada tulisan berikutnya...

Jakarta, 2 Mei 2021
Sugeng R Bralink

***Ditulis di kamar 1009 Hotel Arcadia by Horizon Mangga Dua. 

No comments:

Post a Comment