Friday, April 30, 2021

NGAJI VIRTUAL: ALQURAN KABAR BAIK UNTUK KEMANUSIAAN


Di tengah pandemi, jarak yang begitu jauh tak menjadikan penghalang untuk bersilaturrahim dan berbagi ilmu.

Di tengah pandemi, acara demi acara virtual bertebaran dimana - mana. Kebanyakan gratis pula. Apalagi di dalam bulan Ramadan, banyak sekali kegiatan ngaji dan kajian virtual yang diselenggarakan. 

Hari ini, KBRI Doha, PERMIQA dan kelompok masyarakat keagamaan Indonesia di Qatar menjadi penyelenggara acara peringatan Nuzulul Quran. Pembicaranya langsung dari Amerika Serikat yaitu Ustadz Shamsi Ali. Peserta yang hadir ada yang dari Qatar, Indonesia, Canada, Macedonia, Jerman dan lainnya. Tentu semuanya Warga Negara Indonesia. 

Banyak pesan dan pelajaran yang beliau sampaikan. Di awal tausiyah beliau menjelaskan dan menekankan tentang makna Peringatan, Nuzul dan Alquran itu sendiri. 

Sering sekali kita memperingati momen ini dan itu. Kata "memperingati" itu terkadang dinilai oleh sebagian pihak sebagai sesuatu yang baru (bid'ah), padahal menurut beliau bahwa manusia itu tempatnya lupa. Maka disinilah manusia perlu diingatkan dari waktu ke waktu. Apalagi tentang kebesaran Kitabullah, Alquranulkarim.

Pesan penutup tausiyah Imam Shamsi Ali malam ini yang menurut saya menarik adalah ajakan beliau untuk menjadikan Alquran sebagai GPS kita. Sebagai map kita. 

Sayang sekali terkadang umat islam bangga dengan GPS nya, tapi tidak pernah diperhatikan, tidak pernah dibaca.

Maka Beliau mengajak kita semua untuk terus mempelajari GPS kita (Alquran) agar kita faham. Dari mana kita, dimana kita sekarang, kemana kita ke depan. Karena itulah Alquran sebagai petunjuk hidup kita. 

Alquran mengandung semuanya. Tapi Alquran disimpulkan sebagai kitabul hidayah (kitab petunjuk), hudalinnaas (petunjuk bagi manusia). Maka mari kita jadikan Alquran sebagai petunjuk hidup kita ini. 

Beliau melanjutkan, tentu sebagai bangsa Indonesia, satu hal yang perlu kita tekankan Alquran itu adalah sudah diterjemahkan dalam bentuk, salah satunya misalnya kita punya falsafah hidup Pancasila. Jadi jangan dibenturkan, tidak perlulah! 

Menurut Imam Shamsi Ali, Pancasila itu hadiah dari ulama - ulama kita juga. 

Bagi kita umat islam, itu terjemahan dari Alquran kok, Ketuhanan yang Maha Esa. Lailahaaillallah bagi kita. Qulhuwallahu ahad bagi kita. Bagi agama lain silahkan saja ditafsirkan. Tetapi bagi kita, Ketuhanan yang Maha Esa adalah Lailaahaillallah, Qulhuwallahu ahad. 

Beliau menekankan lagi, maka jangan pernah pertentangkan antara nilai - nilai kebangsaan dan keislaman. Umat islam di Indonesia tidak pernah dibodohin dengan mengatakan bahwa untuk kamu menjadi muslim yang baik, kamu tidak perlu menjadi warga negara yang baik. Tidak perlu kita dibodohin siapapun. Musuh Indonesia adalah komunisme, bukan agama. 

Di akhir acara, moderator handal Bapak Ali Murtado menutup dengan sebuah pantun: 

Bulan Ramadan turunnya Alquran

Alquran turun kepada Nabi

Amalkan Quran untuk mencapai keselamatan

Semoga Allah memberkati.

Wallahu a'lam bishowab. 

Jayakarta, 30 April 2021

Sugeng R. Bralink

No comments:

Post a Comment