Semalam menjadi agenda rutin silaturahmi warga, yang dilanjutkan
dengan pengajian. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak berpuluh tahun yang
lalu. Mungkin sejak komunitas Indonesia di Dukhan eksis.
Tahun demi tahun, jumlah warga bertambah, namun di waktu yang lain
jumlahnya juga berkurang. Bisa karena resign, retired, PHK, dan ada juga yang
telah pergi mendahului kita. Memenuhi panggilan Allah Azza Wajala.
Suasana semalam begitu indah. Acara bertempat di kediaman Pak Tri
Novaldi. Muqoddimah disampaikan langsung oleh Ketua komunitas kita, Pak
Raflin.
Pak Ketua menyampaikan bahwa kita warga Indonesia di Qatar adalah
warga pendatang. Kita sama-sama merantau. Jauh dari tanah air kita tercinta,
Indonesia. Maka dari itu beliau mengingatkan kita semua untuk senantiasa
menjaga kebersamaan. Menjaga persatuan dan kesatuan. Itu semua adalah untuk
menjaga nama baik bangsa kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jika terjadi perbedaan di masyarakat karena ini dan itu, adalah
hal yang wajar. Karena kita tahu bahwa NKRI terdiri dari berbagai suku bangsa,
bahasa dan agama. Yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Kita pun yang di Dukhan
berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ada yang dari Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Jumlah kita tak sampai 100 KK tapi
kompleksitasnya sudah merepresentasikan Indonesia sesungguhnya. Indonesia yang
berbhinneka.
Kita tak selamanya ada disini, di Dukhan. Ada masanya kita akan
kembali ke tanah air. Kita tidak pernah tahu apakah masih hidup atau tidak.
Karena kita tahu bahwa setiap berjiwa pasti akan mati.
Lantas ketika kita mati, apakah kita akan pulang sendiri? Tentu
tidak! Kita tentu memerlukan bantuan orang lain.
Komunitas Indonesia di Dukhan mempunyai pengalaman tentang itu.
Bagaimana komunitas kita begitu kompak, bahu membahu membantu proses pengurusan
jenazah Almarhum Pak Budi Setiawan, Pak John Tampubolon dan Pak Imanudin
Sahara. Indah sekali.
Dukhan, sebuah kota kecil di bagian barat Qatar. Jaraknya tak lagi
dekat Bro, 100 Kilometer-an.
Menurut Pak Ino yang tinggal di Depok dan sempat bekerja di
beberapa negara lain menyampaikan bahwa Dukhan adalah tempat yang sangat
nyaman. Dan semua ini harus kita syukuri bersama. Kita rawat bersama.
Banyak ragam yang kita diskusikan semalam. Mengekspresikan isi
hati. Tertawa bersama. Gembira bersama. Jikalau ada perbedaan pendapat soal
pilpres dan pileg kemarin, yang sempat 'hangat' bahkan mungkin 'panas' di
sosial media, Alhamdulillah semalam suasananya begitu adem. Memang dunia nyata
itu jauh lebih indah dari dunia maya.
Begitu banyak manfaat yang bisa kita ambil dari adanya dunia maya,
namun kita harus menyadari bahwa kita adalah makhluk dunia nyata.
Semoga Allah senantiasa menjaga kebersamaan kita sebagai sesama
Warga Negara Indonesia di Dukhan.
Semoga kita menjadi manusia yang senantiasa bersyukur. Mensyukuri
bermacam kenikmatan yang kita tak pernah sanggup untuk menghitungnya.
Semoga kebersamaan kita di Dukhan akan terus terjaga, bukan
komunitas lain yang menjaga kebersamaan dan kekompakan kita, kita lah yang
harus dengan kesadaran diri bersama-sama menjaga kebersamaan ini.
#HanyaCatatanKecil
Dukhan, 25 April 2019
@sugengbralink
No comments:
Post a Comment