Nasihat KHR
Syarif Rahmat RA, SQ, MA:
"Ada satu
petaka besar yang menimpa hamba-hamba Allah setelah generasi Idris. Masyarakat
terjatuh dalam pemujaan terhadap tokoh-tokoh nasional. Wad, Suwa, Yahuz, Yauq
dan Nasr.
Mereka diingatkan
agar jangan keterusan didalam memuja tokoh-tokoh terkenal mereka. Sebab
biasanya kalau tenggelam pada pemujaan terhadap satu tokoh atau satu kelompok,
biasanya disertai dengan penistaan terhadap satu tokoh atau satu kelompok yang
lain.
Sudah diingatkan
tapi mereka tidak mau mendengar. Apa yang terjadi? Banjir bandang merendam umat
Nabi Nuh.
Saat banjir semua
tanah terendam, rumah terendam, pohon juga terendam. Kemana anda berlindung?
Anak Nabi Nuh sendiri yang berkata.
"Aku akan
berlindung ke puncak gunung yang bisa melindungi aku dari rendaman air"
dijawab oleh
Allah: Hari ini tidak ada orang yang bisa menyelamatkan diri (dari azab Allah,
dari siksaan Allah, dari hukuman Allah pada orang yang memuja-muja tokoh
pimpinan nasional mereka, kecuali orang yang diberi Rahmat oleh Allah. Meleset.
Gunung yang tinggi kerem, semuanya tenggelam.
Screenshot Munajat Nusantara | Youtube.com |
Hari ini banjir
itu sedang melanda Indonesia. Mengapa? Karena bangsa Indonesia berpecah belah
akibat pemujaan terhadap tokoh-tokoh mereka.
Tokoh yang ini
memuja yang ini. Tokoh yang ini memuji yang ini. Kelompok yang ini menyanjung
yang ini. Kelompok ini sanjung yang ini. Dan sanjungan-sanjungan terhadap para
tokoh pimpinan mereka disertai dengan penistaan dan penghinaan terhadap yang
lain.
Banjir hari ini.
Banjir apa? Banjir akhlak dan kerusakan.
Salahkah jika
Allah kemudian kirimkan banjir bandang. Palu, Banten dan lain sebagainya.
Indonesia hampir
terendam. Pohon sudah terendam.
Pertanyaan kita?
Adakah para ulama yang merupakan gunung-gunung itu sudah terendam hari ini?
Tidak usah
dijawab. Kita sudah tahu.
Tidak awam, tidak
ulama, tidak orang bodoh, tidak orang pandai, tidak pejabat, tidak rakyat, hari
ini semua terendam oleh rendaman air kebencian di Indonesia. Sampai kapan?
Boleh kita
bertanya? Dimanakah orang bisa menyelamatkan dirinya? Yang bisa selamat hanya
mereka yang mendapat Rahmat Allah. Dan yang bisa selamat hanya yang naik
perahu, yang sudah disiapkan oleh Allah SWT.
Saya berharap,
perahu itu adalah Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). Saya bilang sama
Pak Jenderal, saya bilang sama Imam Besar, Padasuka tidak boleh bicara siapa
calon presidennya di mata umum. Kau pilih, tapi tidak usah mencela yang lain.
Padasuka tidak
usah pamer-pamer partai politiknya, tidak usah. Sebab kalian tidak dipersiapkan
untuk menjadi orang-orang yang kerem. Kalian adalah perahu Indonesia, In shaa
Allah yang akan menyelamatkan keremnya bangsa ini dari ketenggalaman. Aamiin.
Dikutip dari
pengajian Nusantara Bermunajat di Masjid Istiqlal, 25 Januari 2019.
No comments:
Post a Comment