Foto sehabis sholat idul fitri 1440 H
Dukhan, 24 Juni 2019
|
Monday, June 24, 2019
MOMEN LEBARAN 1440 H BERSAMA KELUARGA
Monday, June 17, 2019
PENGALAMANKU NGINEP DI HOTEL KAPSUL BANDARA SOETTA
Hotel ini terletak di lantai satu Terminal 3 Ultimate Soetta Airport, suasananya begitu tenang. Memang tak 100% silence, tapi kita bisa melewati waktu nunggu dengan nyaman. Tarif sewanya per tanggal 29 Mei 2019 sebagai berikut:
Mandi saja: 128K IDR
6 jam: 248K IDR
9 jam: 298K IDR
1 malam: 328K IDR
Saturday, May 25, 2019
Ngaji Idhotun Nasyiin: #5 Ikhlas
Ruhnya amal badan itu ikhlas
Amal yang tidak ikhlas itu seperti mayat. Seperti badan tanpa ruh. Tidak bisa apa-apa. Tidak bisa gerak. Tidak ada manfaatnya.
Seringkali melihat kaum yang beramal akan tetapi tidak berpengaruh baik pada amalnya tersebut. Sehingga tidak mendapat pertolongan Allah. Maka seringkali gagal.
Syaikh Musthofa mengibaratkan seperti seseorang yang hanya 'nyemplung' ke laut yang dangkal. Hanya berada di tepian. Tidak dalam. Padahal mutiara itu terletak di tengah laut. Dalam. Sejatinya tidak ada sebab apapun kecuali ikhlas. Tidak adanya ikhlas yang jadi petunjuknya. Tidak dipimpin oleh keikhlasan.
Karena sejatinya tidak mengamalkan kecuali hanya untuk mendapatkan sesuatu. Materi, kedudukan atau mencari kemuliaan yang maya.
Kenapa orang yang bekerja tidak ikhkas banyak yang gagal? Apa rahasianya?
Friday, May 17, 2019
Ngaji Idhotun Nasyiin: #4 An Nifak
Ramadhan terus berlalu. Pergi meninggalkan kita. Mari kita lanjutkan ngaji bareng Gus Mus. Kali ini topiknya tentang An Nifak. Kemunafikan. Nifak itu antara yang dilahirkan (kenyataan) dengan yang ada di dalam hati tidak sama.
Gus Mus mencontohkan tentang seseorang yang kedatangan seorang tamu. Tamunya lama tak pulang-pulang. Segala macam hidangan sudah disajikan, dimakannya dengan lahap oleh si tamu tersebut. Ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon, sampe-sampe si tuan rumah tak punya kesempatan untuk berbicara.
Ketika tiba saatnya si tamu pamit mau pulang, si tuan rumah malah menjawab "Kok keseso mawon (kok tergesa-gesa)." Nah yang begini ini namanya nifak.
Dalam zaman Nabi Muhamamd SAW, dicontohkan ketika seseorang bersyahadat, tapi di dalam hatinya tidak. Diluarnya mengikuti Nabi, akan tetapi di dalam hatinya memusuhi Nabi. Biasanya orang seperti ini pengecut (tidak berani). Jadi gandhengane kemunafikan itu dengan kepengecutan.
Kalau yang berani, "sampeyan iku kit mau ngoceh
wae kok lagi muni wangsul sakniki, monggo ndang minggat (anda ini dari tadi berbicara terus kok tiba-tiba ingin pamit pulang, sana pergi!)" tapi karena takut jadi nggak enak. Hehhe
wae kok lagi muni wangsul sakniki, monggo ndang minggat (anda ini dari tadi berbicara terus kok tiba-tiba ingin pamit pulang, sana pergi!)" tapi karena takut jadi nggak enak. Hehhe
Thursday, May 16, 2019
Ngaji Idhotun Nasyiin: #3 Sabar
Alhamdulillah
wasyukrulillah, hari ini memasuki Ramadhan hari ke-4. Kali ini saya akan
melanjutkan merangkum ngaji bareng Gus Mus, ngaji kitab Idhotun Nasyiin. Topik
ketiga berjudul AshShobru. Sabar.
Tabah menghadapi
kegentingan-kegentingan itu namanya orang yang berakal. Dengan sepenuh tekad.
Seperti orang yang diikat dirinya sendiri. Ketika menghadapi kegentingan tak
akan lari.
Tidak menghadapi
dengan panik. Tidak gelisah. Menghadapi dengan tenang. Yang seperti ini disebut
dengan 'Nafsul 'Aqila'. Jiwa yang aqil. Suatu karakter 'Malakah'. Tenang.
Malakah adalah karakter yang mendarah daging.
Gus Mus
mencontohkan, ketika seseorang sudah paham tentang Nahwu Shorof, jika ada yang
berbjcara "Jaa Zaidan", maka dengan serta merta menyampaikan yang
disampaikan orang tersebut tidak benar.
Contoh berikutnya
(sambil bercanda), seperti orang Indonesia, ketika bicara urusan dunia, orang
Indonesia itu malakah.
Nafsu aqila itu
tidak 'grusa grusu'. Ketika mendapatkan cobaan, dia mencoba menetralisir dengan
tenang. Tidak gugup. Tidak panik. Ketika cobaan datang bertubi-tubi, ditolak
dengan santai.
Wednesday, May 08, 2019
Ngaji Idhotun Nasyiin: #2 Berani
Tulisan
ini merangkum pengajian Idhotun Nasyiin episode kedua. Disampaikan langsung
oleh Mbah Yai Mustofa Bisri. Judul topiknya Al Iqdam.
Al
Iqdam, asal kata Aqdama, artinya maju, berani.
Manusia
itu diciptakan oleh Allah supaya bisa menjaga kelangsungan hidupnya. Di seluruh
penjuru bumi. Memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada. Selalu berusaha
untuk mendapatkan suatu kemanfaatan.
Manusia
itu khalifah di muka bumi. Manusia harus berusaha untuk mendapatkan kebaikan,
baik untuk dirinya, maupun bangsanya.
Semua
itu tidak akan pernah ada terkecuali dengan adanya keberanian. Berani maju.
Seperti beraninya para generasi salaf.
Gus
Mus menyitir bahwasannya generasi sekarang sering membicarakan tentang kejayaan
ulama salaf. Menceritakan sebagai sebuah kebangaan. "Dulu jaman keemasan
islam, gini, gini... dan seterusnya..." Islam yang menguasai dunia, ilmu
pengetahuan, dan lain sebagainya.
Monday, May 06, 2019
Ngaji Idhotun Nasyi'in: #1 Muqoddimah
Ahlan wa sahlan Ramadhan
Kareem. Selamat datang Ramadhan mulia. Semoga kita senantiasa istiqomah untuk
mengisi Ramadhan tahun ini dengan amal sholeh.
Memulai ramadhan hari
pertama di tahun 1440 Hijriyah (2019 Masehi) saya mencoba meluangkan waktu
untuk menuliskan isi pengajian kitab Idhotun Nasyiin yang disampaikan oleh Mbah
Kyai Mustofa Bisri, yang sering disapa dengan panggilan Gus Mus.
Pengajian ini bisa disimak
di Youtube, nama channelnya, Gus Mus Channel.
Sebelum memulai pengajian,
Gus Mus membaca do'a di hadapan para santrinya. Beliau duduk di kursi. Di
hadapan beliau terdapat satu meja kecil sebagai tempat menaruh kitab dan alat
perekam suara.
Mari kita mulai ke isi
pengajian.
Subscribe to:
Posts (Atom)