Tulisan
ini merangkum pengajian Idhotun Nasyiin episode kedua. Disampaikan langsung
oleh Mbah Yai Mustofa Bisri. Judul topiknya Al Iqdam.
Al
Iqdam, asal kata Aqdama, artinya maju, berani.
Manusia
itu diciptakan oleh Allah supaya bisa menjaga kelangsungan hidupnya. Di seluruh
penjuru bumi. Memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada. Selalu berusaha
untuk mendapatkan suatu kemanfaatan.
Manusia
itu khalifah di muka bumi. Manusia harus berusaha untuk mendapatkan kebaikan,
baik untuk dirinya, maupun bangsanya.
Semua
itu tidak akan pernah ada terkecuali dengan adanya keberanian. Berani maju.
Seperti beraninya para generasi salaf.
Gus
Mus menyitir bahwasannya generasi sekarang sering membicarakan tentang kejayaan
ulama salaf. Menceritakan sebagai sebuah kebangaan. "Dulu jaman keemasan
islam, gini, gini... dan seterusnya..." Islam yang menguasai dunia, ilmu
pengetahuan, dan lain sebagainya.
Mereka
(generasi salaf) bisa seperti itu, bisa mencapai keagungan besar itu, bisa
menundukkan semua rintangan-rintangan yang mereka hadapi, membuat orang
tertunduk menghormati, tidak lain karena mereka mau maju dan mempunyai
cita-cita yang tinggi.
Beda
dengan kamu, cuma mainan HP. Sudah gitu maiannya cuma games saja. Tapi
pinginnya mengembalikan keemasan islam???
Bayangkan
bagaimana para ulama salaf memanfaatkan usianya. Gus Mus mencontohkan Imam
Ghazali dan Imam Nawawi. Ditengah usia yang masih muda, mereka memiliki karya
yang begitu banyak. Karya pena yang tak pernah lekang oleh waktu. Padahal jaman
itu belum ada komputer, belum ada listrik, belum ada ballpoint.
Menurut
Gus Mus, Ihya karya Imam Ghazali itu ada 4 juz. Tulis saja (tanpa perlu
mengarang), walau engkau habiskan waktu seumurmu, nggak selesai kamu menulis.
Itu semua bisa terwujud karena mereka mau maju, mereka memiliki cita-cita yang
besar.
Islam
pernah menguasai dunia. Dari Cina hingga Perenia, dekat Perancis. Ketika jaman
kholaf, lantas kita takut maju, maka pada akhirnya tidak ada apa-apa. Tidak ada
kemajuan.
Sebagai
contoh, Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim, pernah dijajah Belanda
ratusan tahun. Malaysia, Pakistan, dan Mesir pernah dijajah Inggris, kemudian
Aljazair pernah dijajah Perancis.
Sesungguhnya
bangsa-bangsa benar-benar bangkit sampai berbagai macam harapan. Seperti debu
yang ditebarkan. Seperti kain-kain lunak yang diremehkan dan tidak ada yang
rontok.
Ketika
islam berada di jaman keemasan, Bangsa-bangsa Eropa masih belum tahu apa-apa.
Mereka menyerap ilmu dari orang-orang Timur. Mereka mau belajar dari Timur,
ingin maju.
Ayo
para kaum muda, jaga dirimu pada keluhuran ini. Ayo hidupkan lagi. Ayo diangkat
kemuliaan ini. Diumpakan ketika ada yang terpeleset, maka perlu kita
"tanting" agar bangkit.
Bangunlah
kalian semua dari kehormatan yang terkubur selama ini. Dan jangan menjadikan
dirimu seperti yang terlupakan/terabaikan maupun tersia-siakan.
Dan
jika tidak bangun kalian semua, sudah ada kafan yang tergelar, kuburan yang
tergali. Dan ada disana, kematian dan kehancuran.
Bangkitlah
kaum muda, bangkit yang mampu menggoncangkan gunung-gunung yang kokoh. Dan
menjadikan tenang terhadap apa saja yang liar-liar. Kuda menjadi tenang, macan
anteng, karena kalian bangkit.
Bangkitlah
sebelum datang kepada kita bencana-bencana, teriakan-teriakan orang yang mau
menjajah kita. Maka kalian minta mati, kecuali bencana yang memalukan (wailat).
Sejatinya
di tangan kalian (para pemuda) perkara bangsa ini. Dan di dalam keberanian
kalian untuk kehidupan umat. Maka majulah kalian seperti majunya singa yang
gagah berani.
Dan
bangkitlah kalian seperti bangkitnya onta-onta yang bawaannya banyak. Bangkit
yang bisa membangunkan siapa saja yang ada didekatnya.
Doha,
6 Mei 2019
No comments:
Post a Comment