Wednesday, May 08, 2019

Ngaji Idhotun Nasyiin: #2 Berani



Tulisan ini merangkum pengajian Idhotun Nasyiin episode kedua. Disampaikan langsung oleh Mbah Yai Mustofa Bisri. Judul topiknya Al Iqdam.

Al Iqdam, asal kata Aqdama, artinya maju, berani.

Manusia itu diciptakan oleh Allah supaya bisa menjaga kelangsungan hidupnya. Di seluruh penjuru bumi. Memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada. Selalu berusaha untuk mendapatkan suatu kemanfaatan.

Manusia itu khalifah di muka bumi. Manusia harus berusaha untuk mendapatkan kebaikan, baik untuk dirinya, maupun bangsanya.

Semua itu tidak akan pernah ada terkecuali dengan adanya keberanian. Berani maju. Seperti beraninya para generasi salaf.

Gus Mus menyitir bahwasannya generasi sekarang sering membicarakan tentang kejayaan ulama salaf. Menceritakan sebagai sebuah kebangaan. "Dulu jaman keemasan islam, gini, gini... dan seterusnya..." Islam yang menguasai dunia, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.

Mereka (generasi salaf) bisa seperti itu, bisa mencapai keagungan besar itu, bisa menundukkan semua rintangan-rintangan yang mereka hadapi, membuat orang tertunduk menghormati, tidak lain karena mereka mau maju dan mempunyai cita-cita yang tinggi.

Beda dengan kamu, cuma mainan HP. Sudah gitu maiannya cuma games saja. Tapi pinginnya mengembalikan keemasan islam???

Bayangkan bagaimana para ulama salaf memanfaatkan usianya. Gus Mus mencontohkan Imam Ghazali dan Imam Nawawi. Ditengah usia yang masih muda, mereka memiliki karya yang begitu banyak. Karya pena yang tak pernah lekang oleh waktu. Padahal jaman itu belum ada komputer, belum ada listrik, belum ada ballpoint.

Menurut Gus Mus, Ihya karya Imam Ghazali itu ada 4 juz. Tulis saja (tanpa perlu mengarang), walau engkau habiskan waktu seumurmu, nggak selesai kamu menulis. Itu semua bisa terwujud karena mereka mau maju, mereka memiliki cita-cita yang besar.

Islam pernah menguasai dunia. Dari Cina hingga Perenia, dekat Perancis. Ketika jaman kholaf, lantas kita takut maju, maka pada akhirnya tidak ada apa-apa. Tidak ada kemajuan.

Sebagai contoh, Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim, pernah dijajah Belanda ratusan tahun. Malaysia, Pakistan, dan Mesir pernah dijajah Inggris, kemudian Aljazair pernah dijajah Perancis.

Sesungguhnya bangsa-bangsa benar-benar bangkit sampai berbagai macam harapan. Seperti debu yang ditebarkan. Seperti kain-kain lunak yang diremehkan dan tidak ada yang rontok.

Ketika islam berada di jaman keemasan, Bangsa-bangsa Eropa masih belum tahu apa-apa. Mereka menyerap ilmu dari orang-orang Timur. Mereka mau belajar dari Timur, ingin maju.

Ayo para kaum muda, jaga dirimu pada keluhuran ini. Ayo hidupkan lagi. Ayo diangkat kemuliaan ini. Diumpakan ketika ada yang terpeleset, maka perlu kita "tanting" agar bangkit.

Bangunlah kalian semua dari kehormatan yang terkubur selama ini. Dan jangan menjadikan dirimu seperti yang terlupakan/terabaikan maupun tersia-siakan.

Dan jika tidak bangun kalian semua, sudah ada kafan yang tergelar, kuburan yang tergali. Dan ada disana, kematian dan kehancuran.

Bangkitlah kaum muda, bangkit yang mampu menggoncangkan gunung-gunung yang kokoh. Dan menjadikan tenang terhadap apa saja yang liar-liar. Kuda menjadi tenang, macan anteng, karena kalian bangkit.

Bangkitlah sebelum datang kepada kita bencana-bencana, teriakan-teriakan orang yang mau menjajah kita. Maka kalian minta mati, kecuali bencana yang memalukan (wailat).

Sejatinya di tangan kalian (para pemuda) perkara bangsa ini. Dan di dalam keberanian kalian untuk kehidupan umat. Maka majulah kalian seperti majunya singa yang gagah berani.

Dan bangkitlah kalian seperti bangkitnya onta-onta yang bawaannya banyak. Bangkit yang bisa membangunkan siapa saja yang ada didekatnya.

Doha, 6 Mei 2019

No comments:

Post a Comment