Sunday, April 19, 2020

EPISODE ORA ISO MULIH

Lagunya Mas Didi Kempot yang berjudul Ora Iso Mulih memang pas banget dengan kondisi pandemi saat ini. Banyak para perantau yang harus menunda rasa rindunya untuk tetap di tempat kerjanya. #TundaMudik Demikian hastag yang dipakai oleh Satgas penanganan Covid-19 negeri kita.

Momen lebaran adalah momen yang ditunggu oleh para perantau untuk bisa melepas rindu dengan orangtua, keluarga, sanak saudara, kawan dan tetangga. Momen silaturrahim akbar yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Inilah budaya kita, yang harus kita jaga bersama. Namun, di musim pandemi corona, niatan kita untuk melestarikan budaya mudik di tahun 2020, kita tunda dulu. Kita pause dulu. Ada masanya kita play lagi.

Yang di Jakarta, tetaplah di Jakarta. Yang di Propinsi, tetaplah di Propinsi saat ini tinggal. Yang di luar negeri seperti saya dan jutaan diaspora Indonesia di seluruh penjuru dunia, bersabarlah, in shaa Allah ada masanya kita bisa pulang ke kampung halaman.

Memang tak mudah. Ini sangat sulit! Itulah yang sedang kita alami. Namun jangan takut, kita tak sendiri. Kita harus senantiasa optimis.

Lebih dari 200 negara di dunia mengalaminya. Lebih 2 juta manusia sudah terkena virus ini. Tak hanya rakyat biasa, para pekerja kesehatan pun turut terkena.

Semua kita rentan terkena. Tanpa kecuali.
Waspadalah! Virus corona ada di sekitar kita.
Bisa menempel dimana saja. Di baju, di celana, di gagang pintu, bahkan di uang yang tersimpan di dompet kita.

Sebagai rakyat biasa, sami'na wa atho'na saja. Kita dengarkan dan kita ikuti anjuran Pemerintah. Inshaa Allah membawa kebaikan untuk semua.

Mulailah dari diri kita sendiri, dari anak-anak dan istri kita. Dari orang tua kita. Dari kakak dan adik kita. Rajin cuci tangan. Jaga jarak aman. Gunakan masker jika keluar rumah. Asupan gizi yang sehat. Rutin berolahraga.

Dan... ikhtiar terakhir sebagai umat beragama, perbanyak do'a dan perbanyak memohon ampunan atas segala khilaf dan dosa yang telah kita perbuat sebagai manusia biasa.

Bisa jadi wabah corona ini adalah saatnya bumi beristirahat. Bumi telah begitu lelah melayani anak manusia dengan segala tingkah polahnya.

Polusi udara tanpa henti. Darat, laut dan udara, tak pernah berhenti dari perusakan umat manusia, dengan segala macam bentuknya.

Bisa jadi wabah corona ini adalah momen Tuhan mengingatkan umat manusia untuk bertaubat. Untuk berkontemplasi. Untuk refleksi diri.

Bisa jadi wabah corona ini adalah momen Tuhan mengingatkan manusia agar jangan sombong. Setangguh dan secanggih apapun karya anak manusia, tak akan pernah bisa menandingi keMahaAgungan ciptaanNya.

Bisa jadi wabah corona ini adalah momen Tuhan mengingatkan manusia agar memanusiakan manusia lainnya. Kita diciptakan berbeda - beda, bukan untuk mengedepankan perbedaan, akan tetapi untuk saling mengenal dan saling menyayangi.

Di jaman millennial sekarang ini, yang katanya teknologi semakin canggih, belum dibarengi dengan bagusnya akhlak.

Betapa banyak berita - berita hoax bertebaran. Betapa banyak caci maki dan umpatan beredar di dunia maya. Merasa paling benar. Menganggap yang lain salah. Bahkan, di tengah wabah sekalipun, masih sering kita jumpai berita palsu dan kata - kata kotor berseliweran di sosial media.

Manusia, tempatnya salah dan dosa. Kita banyak kurangnya daripada lebihnya.

Semoga wabah corona ini menjadi pengingat bagi kita, bahwa dunia ini fana. Dunia tak abadi.

Keabadian ada di akhirat. Sekecil apapun yang bisa kita perbuat, upayakan bisa menjadi manfaat. Baik di dunia maupun di akhirat.

Terima kasih facebook yang terus menemani umat manusia di seluruh penjuru bumi tatkala wabah corona melanda.

Qatar, 18 April 2020
#tundamudik #ceritadiaspora #bralink101

No comments:

Post a Comment