Showing posts with label kisah mudik. Show all posts
Showing posts with label kisah mudik. Show all posts

Saturday, May 01, 2021

PART 1: 7000KM DOHA - JAKARTA

Liburan itu menyenangkan. Tetapi, liburan di era pandemi itu mendebarkan. Itulah yang saya rasakan, itulah yang akan saya ceritakan dalam tulisan kali ini. Cerita seorang Pekerja Migran Indonesia di Qatar. 

Setelah setahun dua bulan sebelas hari akhirnya waktu liburan tiba. Waktu yang cukup lama terpisah jauh dari keluarga dan sanak saudara. Bagi saya sendiri, waktu sepanjang itu terbilang sangat lama, namun bagi sebagian yang lain mungkin tidak terlalu lama. Karena kita tahu banyak diantara kita yang sudah dua atau tiga tahun di rantau namun belum mempunyai kesempatan pulang ke kampung halaman. 

Pulang kampung itu cerita kehidupan yang menyenangkan. Sejauh - jauh burung terbang pasti kan pulang ke kandang. Sejauh - jauh pekerja migran melanglang, pasti rindu kampung halaman. 

Monday, June 11, 2018

MUDIK? SIAPKAN SELALU PLAN B!

Selama lebih dari 15 tahun ngalami yang namanya bepergian jauh. Dari antar kota, antar propinsi, antar pulau hingga antar negara. Banyak ragam pengalaman yang saya lalui. Dari moda transportasi darat, air dan udara. Dari yang tepat waktu sampai yang terkadang delayed (tertunda).

Jadwal tunda dalam sebuah perjalanan menjadi pengalaman yang tak mengenakkan. Dari mulai waktu yang terbuang, connecting transport yang tak terkejar sampai rela nginep di rumah orang. Jika diceritakan lumayan panjang juga.

Pengalaman terakhir yang nggak mengenakkan adalah perjalanan mudik saya tahun ini. Kemarin sore waktu Qatar, saya meluncur dari lokasi akomodasi saya di perantauan menuju ke Hamad International Airport di Doha. Malam itu saya akan menaiki pesawat Oman Air dengan rute Doha-Muscat-Jakarta.

Jadwal keberangkatan dari Doha direncanakan jam 21:35 malam. Sejak awal keberangkatan, check in, hingga masuk ruang tunggu semua berjalan lancar. Namun perjalanan menjadi sebuah pengalaman tak mengenakkan ketika satu jam sebelum jadwal take off, penumpang belum juga boarding. Wah..bisa jadi delayed nih (batin saya). Dan...ternyata benar. Jadwal Oman Air ditunda keberangkatannya menjadi jam 22:50.

Kepala pun jadi pusing rasanya. Musim mudik lagi rame-ramenya. Langsung kepikiran kalau-kalau kereta jam 16:30 keesokan harinya tak terkejar. Plan B pun dijalankan. Segera saja saya booking tiket kereta, Alhamdulillah dengan aplikasi ticket online akhirnya dapat juga. Masih ada sisa 1 tiket untuk keberangkatan jam 20:15.

Tapi rasa pusing pun belum juga hilang, karena tiket yang saya beli belum juga terkonfirmasi hingga satu jam usai transfer. Ya sudahlah, akhirnya saya berpasrah diri. Sambil bersiap boarding untuk melanjutkan perjalanan udara ke Muscat, Oman.

Setiba di Oman, ada lagi masalah muncul. Walau bukan masalah besar, tapi sempat membuat jantung dag dig dug. Karena jam keberangkatan Muscat-Jakarta sudah mepet. Boarding pass bermasalah. Tak bisa discan. Lagi-lagi harus rela ngantri di transfer counter check in untuk ngeprint ulang boarding pass. Singkat cerita saya pun bisa masuk ke ruang tunggu. Tak sampai sepuluh menit di ruang tunggu, penumpangpun diminta masuk ke pesawat.

Jadwal tiba jam 13:20 di Jakarta pun tak terkejar. Pesawat baru tiba di Jakarta jam 13:52 menit. Pesanan tiket kereta srmalam ternyata gagal. Bukalapak mengembalikan semua uang yang saya transfer. Untuk melanjutkan Plan B, saya pun segera mencari tiket kereta lagi. Alhamdulillah, dapat kereta jam 21:00. Langsung saya bayar, dan sukses.

Jam 14:50 saya sudah berada di Taksi menuju stasiun gambir. Hanya bisa meminta supir taksi agar bisa di Gambir sebelum 16:30. Sang supir tak menjanjikan, tapi akan berusaha. Maklum lah musim mudik, bisa saja jalanan Jakarta masih macet.

Alhamdulillah, tepat 15:30 taksi blue bird yang saya naiki tiba di stasiun gambir. Lega rasanya. Walau harus rela tiket kereta yang barusan saya beli hangus, tapi hati ini lega sekali karena bisa naik Kereta Bima yang sudah saya beli sejak tiga bulan lalu. Tiket Purwojaya jam 21:00 yang saya beli tadi setiba di Cengkareng tak sempat saya refund di Gambir. Antrian refund begitu mengular. Maka saya pun harus rela menghanguskan uang tiket tersebut. Semoga berkah untuk PT. KAI.

Inilah sekelumit kisah saya. Kisah perjalanan mudik tahun 2018. Kisah anak rantau yang pulang kampung untuk bersua dengan orangtua, keluarga dan sanak saudara. Ada-ada saja kisah hidup ini. 

Hikmah yang bisa diambil adalah selalu siapkan Plan B dalam setiap perjalanan. Bawa selalu uang yang cukup, internet banking, ATM, Credit Card (jika perlu) dan nomor kontak penting. Jadi ketika kondisi darurat muncul, kita sudah menyiapkan antisipasinya. Jangan sampai kita terlantar di tengah perjalanan. Wallohua'lam bisshowab.

Jakarta, 11 Juni 2018
Dari Dukhan-Doha-Muscat-Cengkareng-Gambir-Purwokerto menuju Purbalingga.