Saturday, November 25, 2017

Drive to Arrive

Drive to Arrive, itulah pelajaran yang saya ambil dari 2 hari kursus penyegaran (refresher course) tentang Emergency Response Driving tahun ini. Kursus ini saya ikuti pada tanggal 21 hingga 22 November 2017. Saya mendapatkan kesempatan mengikuti kursus ini lagi, sebelumnya pernah saya ikuti dua tahun lalu.

Total peserta dalam satu grup ada 4 orang. Saya sendiri dari Indonesia, Bricco dan Mike dari Filipina, dan Sanjay dari India. Kami berempat berasal dari 3 wilayah kerja berbeda, Dukhan, Messaeed dan Raslaffan.

Trainernya Mr. Paul. Beliau ini merupakan veteran Tentara Inggris. Beliau telah mengabdi di ketentaraan tak kurang dari 25 tahun. Kini bekerja di bawah bendera ERDT UK. Pengalaman kerjanya di militer menjadikan Trainer ini sangat disiplin. Beliau selalu datang tepat waktu, bahkan 15 menit sebelum kelas dimulai sudah sampai di lokasi.

Di hari pertama, kami mendapatkan penyegaran pengetahuan tentang Defensive driving dan Emergency Response Driving. Mengulang kembali prinsip-prinsip dasar dalam mengendarai mobil, baik mobil secara umum maupun mobil ambulance.

Topik-topik yang dipelajari diantaranya tentang pentingnya melalukan POWDER check setiap akan menggunakan kendaraan. P (Petrols/Fuels), O (Oils), W (Water), D (Damage), E (Electrics) dan R (Rubbers). Kemudian tentang pentingnya mengenali 6 saat penting mengecek kaca spion (mirrors).

Topik-topik lainnya tentang Response Triangle (Change tones, change position & change speed), Posisi kendaraan saat akan overtake (straddle position & opposing cariageway), Forward planning (Take, Use & Give information), Cara mengambil informasi (Look, Listen, Smell & Feel), Cara melihat situasi jalan ketika berkendara (Far, Middle, Near, Peripheries, Mirrors), Cara melakukan pengereman yang smooth, Posisi kendaraan berhenti di jalan raya, serta tentang Electronic Stability Program dalam beberapa teknologi kendaraan.

Kemudian tentang 2 seconds car position. Kita harus senantiasa menjaga jarak dengan kendaraan lain dengan kalkulasi 2 detik. Semakin tinggi kecepatan maka jaraknya akan semakin jauh. Intinya kita harus bisa mengendalikan atau mengerem kendaraan yang kita setir dalam waktu 2 detik dalam posisi yang aman. Ketika sedang turun hujan, jaraknya menjadi hitungan 4 detik. Kenapa demikian? karena ketika turun hujan jalanan menjadi licin dan akan meningkatkan resiko selip ketika mengerem kendaraan.

Yang menarik dari kursus penyegaran ini adalah Trainernya. Selama kursus beliau menjelaskan setiap hal dengan sangat jelas. Di akhir materi selalu memberikan waktu untuk kita bertanya. Kemudian ketika praktik di jalan raya dengan kendaraan Toyota Prado, masing-masing siswa mendapatkan kesempatan menyetir didampingi oleh beliau.

Di akhir setiap siswa menyetir, semua siswa diberikan kesempatan untuk menilai bagaimana rekannya selama menyetir tadi. Kami diminta positive feedbacknya. Kemudian baru beliau yang memberikan positive feedback dan lesson learn nya. Setelah itu baru kami diminta lagi tentang hal-hal yang perlu diperbaiki dari rekan kita yang menyetir tadi. Nah di akhir sesi, baru Mr. Paul memberikan konklusi keseluruhan tentang performa siswa.

Di hari pertama, terdapat 3 sesi teori dari jam 07:30 sampai jam 10:00. Kemudian dilanjutkan dengan praktik menyetir di jalan raya ibukota Doha hingga jam 14:30. Di hari kedua, jam 07:30 kami menuju Raslaffan City menggunakan Prado. Sampai di kawasan industri Raslaffan sekitar jam 09:30. Kami segera diminta menyiapkan ambulance yang akan dipakai ujian Emergency Response Driving.

Ujian praktiknya dibagi menjadi 2 grup. Satu trip terdiri dari 2 siswa. Satu menyetir, satunya duduk di belakang. Kami diajarkan kembali tentang cara menyetir yang aman ketika sedang merespon panggilan emergency. Kami diajarkan tentang penggunaan sirine yang tepat, saat di jalan yang panjang (wail tone), saat di perempatan (yelp tone) dan melintasi penyeberangan atau gedung-gedung (piercer tone).

Alhamdulillah semua berjalan lancar. Setelah lunch dan prayer break, kami balik ke Doha untuk post test. 10 soal dapat kami selesaikan dengan mudah. Bahkan 100% grade. Kami diajak berdiskusi oleh Mr. Paul tentang keseluruhan proses training selama dua hari. Kami diminta feedbacknya. All are welcome. Its great course ever! Thanks Mr. Paul untuk sharing knowledgenya. I hope could join you in next course.

Doha, 24 November 2017

Thursday, November 23, 2017

Alhamdulillah Juara 1 dan 3

Hari ini Abi dan Ibu sangat berbahagia, bahkan terharu. Betapa tidak, Nadira yang baru kelas 3 pagi ini menerima syahadah tahfidz Juz 30 (Juz 'Amma), semoga suatu hari akan menerima syahadah 30 Juz, Aamiin.

Di hari yang sama juga menerima hadiah Juara 3 lomba tartil Qur'an. Nadira mewakili kelas 3 bersama 2 teman lainnya, yang kemarin baru lulus tahfidz Juz 'amma dengan nilai mumtaz.

Nadira dan kedua temannya yang masih kelas 3 mengikuti lomba tartil bersama anak-anak kelas 4 dan 5. Sebuah pengalaman baru yang menantang, karena harus bersaing dengan anak-anak yang notabene lebih tua usianya. 

Mba Nasywa yang saat ini kelas 6, hari ini juga mendapatkan Juara 1 dalam lomba tahfidz Juz 'Amma antar JSIT se-Korda Banyumas yang diadakan di lingkungan sekolah SDIT Harapan Ummat Purbalingga.

Masya Allah Nak...semoga kalian tetap semangat dalam belajar. Jangan pernah lelah untuk menambah ilmu. Semoga Allah senantiasa membimbing kalian.

Qatar, 23 November 2017

Wednesday, November 22, 2017

Yuk Terbangkan R80 Bareng IDN Qatar!

Indonesia Diaspora Network (IDN) Chapter Qatar bekerjasama dengan PT. Regio Aviasi Industri (PT. RAI) dan kitabisa.com mendukung program patungan publik (crowdfunding) “TERBANGKAN R80 DI ANGKASA”.
Donasi bisa disalurkan melalui: www.kitabisa.com/diasporaqatarr80

IDN Chapter Qatar akan mengkoordinasikan pengiriman souvenir R80 untuk bisa diterima di Qatar.

Bagi Diaspora yang telah memberikan donasi, silahkan mengisi data berikut untuk detail lebih lanjut untuk souvenir Anda

DATA SOUVENIR R80 ISI DISINI YAA!

Info lebih lanjut bisa menghubungi:
1. Ibu Ningsih (5585 3719) atau
2. Bapak Agri Sumara (5581 6788)

Monday, November 20, 2017

Nadira, Abi dan Ibu Bahagia Sekali Hari ini

Nadira, Abi dan Ibu bahagia sekali hari ini.  Kemarin (Sabtu, 18 November 2017) kamu mendapatkan syahadah tahfidz Juz 'Amma.

Nadira menjadi satu diantara 3 siswa kelas 3C SDIT Harum yang lulus ujian tahfidz Juz 'Amma. Ini bukan hal mudah. Membutuhkan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk menghafal. Ini dibuktikan dengan tahapan ujian awal yang mengharuskan siswa bernilai jayyid dan mumtaz hafalannya. Sesudah itu baru diuji tahfidznya, dan Alhamdulillah Nadira mendapatkan nilai Mumtaz. Masyaa Allah. Semoga Allah senantiasa menjaga hafalanmu Nak.

Demikian ucapan selamat dari pihak sekolah:

Bismillah

Berikut nama ananda yang berhasil lulus mendapatkan syahadah juz 30 dari kelas 3C:

🎓 Dafi Aushaf Winasis
🎓 Nadira Yanri Dukhanina
🎓 Nazhefa Najlaa Putri Adi

Selamat semoga membawa keberkahan dan semakin mencintai Al Qur'an.

Buat yang belum berhasil dan belum mencoba, masih ada kesempatan pekan depan. Tetap semangat

Abi dan Ibu berharap dan senantiasa berdo'a, semoga Nadira bisa menjadi hafidzoh suatu hari nanti. Teruslah semangat dalam belajar, menjaga hafalan, murojaah setiap saat, dan berahlak mulia.

Karena sepintar apapun kita tanpa ahlak mulia tidak ada artinya. Jadilah anak yang cerdas dalam berilmu, berahlak mulia, berbakti kepada kedua orangtua dan bermanfaat bagi orang banyak.

#CatatanNajwa: Karya Untuk Bangsa

Catatan Najwa: Karya Untuk Bangsa

by Najwa Shihab

Jika setiap orang bisa memilih dengan leluasa.
Tak ada yang mau hidup terpisah dari keluarga.

Merantau ke negeri-negeri yang begitu jauh.
Mengadu nasib dan masa depan yang mungkin saja keruh.

Hidup memang kerap tak memberi banyak pilihan.
Demi keluarga jika perlu menyeberangi lautan.

Memeras peluh merintis usaha selagi bisa.
Merajut karya hingga mengelucak ini tenaga.

Toh tanah air tak pernah pudar dari ingatan.
Tumpah darah tak pernah sekedar jadi kenangan.

Siapa tau bisa memberi sesuatu bagi bangsa.
Walau devisa yang mungkin saja tak seberapa.

Teman-temanlah pejuang tangguh yang sebenarnya.
Yang enggan meminta-minta apalagi merampok kas negara.

Kepada para pekerja Indonesia di luar negeri.
Kita belajar makna dedikasi yang asli.

Hiduplah para perantau yang tak berhenti berkarya.
Indonesia hanya bisa berkibar karena kerja teman-teman semua.

Hongkong, 19 November 2017

Photo Source: Twitter @NajwaShihab

Thursday, October 12, 2017

CARA MUDAH TRANSFER BIAYA STR VIA INTERNET BANKING



Bagi anda yang saat ini sedang mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) di Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI), baik yang baru maupun perpanjangan, info berikut ini saya kira sangat penting untuk diketahui.

Menurut Permenkes 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan, Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. Salah satu peran dalam program tersebut MTKI adalah menerbitkan Surat Tanda Registrasi (STR).

Permenkes tersebut kemudian digantikan oleh Perpres 90 Tahun 2017 yang memberi mandat kepada KTKI sebagai lembaga yang melaksanakan tugas secara independen yang terdiri atas konsil masing-masing tenaga kesehatan. KTKI membawahi Konsil Keperawatan, Konsil Kefarmasian dan Konsil Gabungan.

Per 1 Januari 2019 mulai diberlakukan pengurusan STR secara online atau yang disebut dengan E-STR. Prosesnya melalui laman STR Online versi 2.0. 

Bagi anda yang ingin membaca lebih rinci tentang STR Online bisa membaca di link FAQ STR Online. 

Sesuai panduan pengurusan, maka setiap aplikan akan dikenai biaya pengurusan STR sebesar Rp. 100.000' (Seratus Ribu Rupiah). Aplikan akan mendapatkan kode billing dari KTKI yang akan dikirimkan ke email yang dipakai saat registrasi di laman STR Online versi 2.0. Anda diberi waktu selama 7 hari untuk melakukan pembayaran.

Pembayarannya bisa menggunakan fasilitas SIMPONI via ebanking. Setidaknya ada 78 Bank yang menerima pembayaran biaya pengurusan STR via layanan SIMPONI. Bank-bank tersebut diantaranya adalah BRI, BNI, MANDIRI, BCA, BNI SYARIAH, BPD, dan Bank-bank lainnya.

Pembayaran biaya pengurusan STR akan masuk ke dalam PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang masuk ke Ditjen Anggaran Republik Indonesia. Berikut ini tahapan pembayarannya via ebanking BNI:

1. Login ke internet banking BNI
2. Klik ke menu PEMBAYARAN TAGIHAN
3. Pilih menu PENERIMAAN NEGARA
4. Pilih menu PAJAK/PNBP/CUKAI
5. Pilih menu DITJEN ANGGARAN
6. Masukkan nomer KODE BILLING yang diterima saat registrasi via web based MTKI
7. Lanjutkan proses pembayaran selanjutnya dengan memasukkan kode TOKEN/PIN di layanan ebanking BNI.
8. Simpan bukti transfer untuk konfirmasi dengan web based MTKI.

Tata cara lengkap pembuatan STR online bisa di DOWNLOAD DISINI. Kemudian alur registrasinya bisa di DOWNLOAD DISINI.

Demikian tadi proses pembayaran biaya STR. Semoga bermanfaat. 

Dukhan, 12 Okt 2017 (direvisi 19 Juni 2019).

Thursday, September 14, 2017

#MerantauKeQatar: Tahun 2001, Tonggak Sejarah Perawat Indonesia di Qatar

Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jas Merah), demikian pesan Bung Karno dalam Pidato terakhirnya pada tanggal 17 Agustus 1966. Kita tahu bahwa sejarah adalah rangkaian yang tak terpisahkan dengan keberadaan kita sekarang ini.

Ketika berbicara tentang keberadaan Perawat Indonesia di Qatar, kita akan ingat dengan seorang perawat Indonesia yang telah meletakkan batu pertama profesi ini. Beliau adalah Budi Setiawan (Allah Yarham).

Beliau adalah alumni Pendidikan Ahli Madya Keperawatan Depkes Semarang (kini Poltekkes Kemenkes Semarang, Prodi Keperawatan Semarang) tahun 1993. Semenjak lulus, Budi Setiawan melanjutkan karirnya di perusahaan AEA Jakarta. Perusahaan menempatkan beliau di Tambang Emas terbesar di Indonesia yaitu PT. Freeport Indonesia yang berlokasi di Tembaga Pura, Papua. Beliau bekerja di Rumah Sakit Tembagapura yang melayani para karyawan PT. Freeport dan masyarakat sekitar tambang.

Selama kurang lebih delapan tahun, beliau bekerja dan mengasah pengalaman kerjanya di lokasi kerja yang berhawa dingin tersebut. Maklum saja Tembaga Pura memang masih dikelilingi oleh kawasan hutan yang masih sangat lebat dan asri.

Kemudian pada tahun 2001, beliau memutuskan hijrah ke sebuah negara di kawasan Timur Tengah yang notabene suhu udaranya sangat bertolak belakang dengan kondisi di Papua. Budi Setiawan hijrah ke Qatar.
Budi Setiawan (Allah Yarham) In Memoriam
Kala itu, Budi Setiawan menjadi perawat Indonesia pertama yang menginjakkan kakinya di Qatar. Beliau bergabung dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) profesi lainnya untuk mengadu nasib di sebuah negara yang belum cukup dikenal kala itu. Negara kecil yang kaya migas namun belum sepopuler negara-negara tetangganya seperti Saudi dan UAE. Belum lagi penempatan kerjanya pun berlokasi sangat jauh dari ibukota negara. Semenjak bergabung di tahun 2001 hingga akhir hayatnya di bulan Oktober 2013, Budi Setiawan ditempatkan di kawasan industri migas di Dukhan. Letaknya sekitar 100 KM dari ibukota Doha.


Semenjak kedatangan beliau di tahun 2001, dari tahun ke tahun jumlah perawat Indonesia yang datang ke Qatar terus bertambah. Menurut catatan dari organisasi perawat Indonesia di Qatar (PPNI DPLN Qatar) secara berurutan, di tahun 2002 (3 perawat), 2003 (2 perawat), 2004 (10 perawat), 2005 (3 perawat), 2006 (21 perawat), 2007 (6 perawat), 2008 (9 perawat), 2009 (3 perawat), 2010 (1 perawat), 2011 (6 perawat), 2012 (4 perawat), 2013 (2 perawat) dan 2015 (1 perawat). Jika ditotal semuanya da 72 perawat. Namun seiring berjalannya waktu, ada yang meninggal dan ada yang resign, maka jumlahnya kini tinggal 61 perawat saja yang masih aktif bekerja.

Saya sendiri pernah bekerja bersama beliau. Saya bergabung ke Qatar di tahun 2008. Penempatan kerjanya sama persis dengan Mas Budi Setiawan. Kami kerja di satu klinik yang sama. Semasa hidupnya, beliau banyak bercerita tentang masa-masa awal kerjanya di Qatar. Beliau harus berjuang sendiri tanpa dukungan kawan-kawan sebangsa. Tidak seperti sekarang ini yang sudah semakin banyak kawan-kawan sebangsa, tak hanya di profesi yang sama, profesi lainpun sudah sangat banyak.
Beliau banyak berpesan tentang pentingnya profesionalisme dalam bekerja. Dengan kemampuan kita bekerja dengan baik maka profesionalisme kerja kita sebagai perawat akan dihargai. Beliau juga sering mengingatkan saya untuk menguasai bahasa asing. Utamanya bahasa arab dan inggris. Jangan sampai sudah lama bekerja di Qatar namun berbahasa arab sehari-hari dengan pasien saja tidak bisa. Bagaimana kamu bisa kerja dengan baik jika komunikasi dengan pasien saja tidak bisa, demikian pesan beliau yang selalu saya ingat saya sekarang.

Bulan ini bertepatan dengan bulan Dzulhijjah 1438 H, tepat empat tahun meninggalnya Budi Setiawan. Kami para perawat Indonesia yang saat ini masih tinggal dan bekerja di Qatar tak kan pernah lupa dengan jasa dan semangat perjuangan beliau. Beliaulah peletak batu pertama kiprah Perawat Indonesia di Qatar.

Semoga amal baik beliau yang telah membuka peluang kerja perawat Indonesia di Qatar, menjadi amal jariyah buat beliau. Kami senantiasa mendoakan, semoga beliau diampuni dosa-dosanya, dilapangkan kuburnya, dan ditempatkan di tempat terbaik disisiNya. Aamiin.

Qatar, 13 September 2017