Wednesday, January 13, 2016

#TWC2016 AMBULANCE MAU LEWAT, MINGGIR DULU!

Pagi ini sehabis subuh Saya membaca sebuah postingan di sosmed. Sebuah status kekecewaan dari warga dunia maya akan sebuah kejadian kemarin sore di Ibukota. Seorang ibu menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri satu kecelakaan yang merenggut dua korban.

Kedua korban tersebut digambarkan begitu memprihatinkan. Berdarah-darah hingga susah bernafas.
Naluri kemanusiaan ibu tersebut langsung muncul. Ditelponnya ambulance untuk segera datang menolong. Ditunggunya ambulance menit demi menit. Hingga 30 menit baru datang. Sedih dan mengecewakan!

Lantas salah siapa?

Menurut pengamatannya bahwa banyak diantara pengguna jalan yang malah asyik menonton dan mengambil foto disaat mobil ambulance menuju ke lokasi kejadian kecelakaan jalan raya. Sungguh ironi!

Saya sebagai seorang praktisi prehospital care sangat prihatin dengan cerita ini. Mungkin juga banyak kejadian-kejadian serupa yang belum pernah saya baca atau saya dengar kisahnya.

Memang sepertinya rasa kemanusiaan makin tertutupi oleh virus selfiisme. Ditengah kesusahan sekalipun masih saja sibuk mengambil foto. Padahal ambulance hendak datang menolong korban. Bukannya minggir ke tepi, eehh malah menghalangi.

Saya nggak tau betapa ruwetnya jalanan ibukota. Bisa saja kita sebagai pengguna jalan akan sangat kesusahan untuk minggir. Namun jika ada upaya, saya yakin akan mengurangi waktu sampainya ambulance ke samping korban.

Tahukah anda bahwa waktu begitu berharga. Termasuk bagi si korban kecelakaan dan si penolong. Semakin cepatnya sampai di dekat korban maka kondisi-kondisi kegawatdaruratan si korban akan cepat terdeteksi dan dilakukan pertolongan.

Emergency Medical System/EMS (Sistem Kegawatdaruratan Medis) merupakan sebuah istilah yang dipakai oleh unit ambulance response di berbagai negara. Di Amerika & Canada ada EMS 911, di Inggris ada EMS 999, di Australia ada EMS 000, di Qatar ada EMS 999 dan di Indonesia ada AGD 118 (yang mungkin belum berfungsi sepenuhnya di seluruh Indonesia layaknya 911 di Amerika).

EMS memiliki target waktu dibawah 8 menit untuk sampai ke lokasi kejadian. Maksimum targetnya rata-rata dibawah 15 menit.

Dengan cepatnya sampai, maka survey dan pengkajian awal ke korban akan cepat dilakukan pula. Dari situlah akan diketahui kondisi kegawatdaruratan korban, yang mungkin memerlukan penanganan Basic Life Support (Bantuan Hidup Dasar) maupun Advanced Life Support (Bantuan Hidup Lanjut).

Maka dari itu, jika suatu saat anda di jalan raya kemudian melihat ada ambulance dengan sirenenya berbunyi, minggir dan beri jalan ambulance untuk mendahului. Jangan berpikir, "Ah itu nggak ada pasiennya kali!". " Ah itu ambulance jenazah aja minta buru-buru!". Atau sangkaan-sangkaan lainnya.

Ketika ambulance meraung-meraung di jalanan itu artinya mereka minta diberi ruang untuk lewat. Memang sebenarnya ada lajur emergency di sebagian jalan raya, namun terkadang di pakai juga oleh pengguna jalan.

Bayangkan saja jika korban kecelakaan itu adalah orang terdekat anda atau mungkin anda sendiri. Makanya jangan banyak bertanya kenapa dan kenapa sirene ambulance berbunyi kencang, langsung saja action, hidupkan lampu riting dan minggir.

Sedulur, time is so precious!

Doha, 13 Januari 2016
@sugengbralink
#101PreHospitalMedic

Photo credit by Minicklaw Page

Monday, January 11, 2016

TEKANAN VS KARYA BESAR

Sejarah pernah mencatat banyaknya karya-karya fenomenal yang lahir dari dalam penjara. Banyak buku yang lahir tatkala sang penulisnya berada di penjara. Karya-karya tersebut diantaranya Kitab Majmu Fatawa karya Ibn Taimiyah, Fi dzilalil Qur'an karya Sayyid Qutb, Long Walk of Freedom karya Nelson Mandela, Indonesie Vrij (Indonesia Merdeka) karya Bung Hatta, Indonesia Menggugat karya Bung Karno), Tafsir Al Ahzar karya HAMKA serta masih banyak lagi karya-karya pena lainnya.

Penjara dianalogikan sebagai sebuah kondisi yang bisa memberikan sebuah 'tekanan' baik secara fisik maupun psikis. Sebuah tempat yang sangat tidak diinginkan oleh semua orang. Namun ketika seseorang sudah masuk penjara bukan berarti dia bersalah secara hukum. Bisa jadi mereka hanyalah korban-korban 'hukum' di masa pemerintahan yang berlaku. Atau mungkin pola pemikirannya yang melawan pihak pemerintah yang sedang berkuasa.

Lahirnya karya-karya besar diatas ditengah kondisi tekanan dalam diri penulisnya merupakan sebuah pesan hikmah yang bisa kita ambil. Saya tidak ingin mengajak anda menjadi seorang penghuni Bui untuk bisa melahirkan sebuah karya.

Lingkungan sekitar kita banyak memberikan contoh tentang efek tekanan dan sebuah perubahan. Sebuah biji tanaman ketika dibiarkan saja tergeletak diatas meja tak akan pernah tumbuh menjadi tanaman atau tumbuhan. Berbeda hasilnya ketika biji tersebut kita masukkan ke dalam tanah, maka tunggu waktunya biji tersebut akan tumbuh.

Banyak kisah tentang lahirnya pengusaha-pengusaha sukses yang dilatarbelakangi kisah-kisah kegagalan sebelumnya. Tekanan psikis akibat kegagalan dalam menjalani usaha tak menjadikan para pengusaha terus kapok. Bahkan dari kegagalan tersebut mereka belajar. Mengevaluasi kegagalan tersebut yang kemudian dijadikan sarana untuk memecahkan persoalan dan membuat inovasi-inovasi baru.

The Power of Kepepet. Salah satu karya fenomenal jaman ini. Sebuah kondisi kesempitan diri yang bisa memunculkan energi besar. Energi positif yang mampu melahirkan ide-ide brilliant hingga lahirnya kesuksesan usaha.

Pesan yang ingin saya sampaikan adalah jangan pernah mengeluh ketika suatu saat anda dihadapkan pada sebuah masalah atau tekanan. Jadikan permasalahan tersebut sebagai sarana untuk membesarkan diri anda. Tapi bukan berarti bahwa anda harus menunggu berada dalam kondisi bermasalah atau kepepet untuk melahirkan karya besar anda.

Jadikan kesempatan waktu dan kesehatan yang kita miliki saat ini sebagai kesempatan terbaik untuk melahirkan karya-karya terbesar dan fenomenal. Tak ada yang mustahil dalam hidup ini selagi ada upaya yang dilakukan.

Wallahua'lam.

Doha, 11 Januari 2016
@sugengbralink
#101MaknaKehidupan


Sunday, January 10, 2016

MEMOLES CV AGAR "MENJUAL"

CV (Curriculum Vitae) diibaratkan seperti umpan bagi seorang pemancing. Umpan yang tepat akan mendapatkan jenis ikan yang diinginkan. Begitupun CV, jika CV acak-acakan maka jangan pernah anda berharap untuk mendapatkan pekerjaan yang diimpikan!

Di tahun 90-an, Saya masih teringat dengan format CV yang tinggal mengisi kolom-kolomnya. Kita tinggal beli formatnya di toko-toko buku. Walaupun percetakannya berbeda, namun rata-rata isinya sama. 

Di era digital seperti sekarang, rasanya kita tak perlu dipusingkan mengisi kolom-kolom formulir CV tersebut. Bahkan sampai harus menulis berlembar-lembar surat lamaran dengan goresan pena. Bisa pegal-pegal jari-jari kita!

Era komputerisasi membuat semuanya menjadi lebih mudah dan simple. Tinggal tuangkan saja data-data tentang kita yang akan kita 'jual' ke 'calon pembeli' ke dalam format office.

Layaknya sebuah umpan bagi seorang pemancing, CV harus bisa merepresentasikan siapa kita. Agar 
'calon pembeli' tidak salah pilih dengan sesuatu yang akan dipilihnya. Nggak mau dong mereka membeli kucing dalam karung. 

Secara umum format CV dibagi menjadi dua, CV bagi fresh graduate (yang masih minim pengalaman kerja) dan CV bagi yang sudah banyak pengalaman kerjanya. 

CV bagi fresh graduate lebih menonjolkan pada pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki pelamar. Sementara CV bagi yang sudah berpengalaman tentu akan berisi riwayat pengalaman kerja dan pelatihan-pelatihan yang dimiliki. 

Untuk menarik perhatian pihak personalia maka CV harus tersusun secara rapi. Jenis huruf yang dipakai harus enak dibaca. Jangan terlalu banyak. Cukup satu atau dua font saja. Susunan tulisan yang baik dan rapi akan menjadi magnet bagi seorang personalia. 

Bagaimana anda akan berharap banyak diterima kerja jika tulisan CV anda tak menarik hati seorang personalia. Seorang personalia menjadi orang pertama yang membuka peluang anda bisa bekerja di perusahaan atau user yang anda lamar. Gagal di tahapan ini maka peluang anda pun hangus!

Selanjutnya adalah data-data apa saja yang perlu kita isikan. Data pertama adalah data diri. Data ini berisi nama lengkap, tempat tanggal lahir, nomor telepon/mobile dan alamat email. 

Yakinkan tidak ada yang salah entry. Gunakan alamat email yang ada unsur nama anda. Jangan 
gunakan email address yang aneh-aneh. Akan terkesan tidak professional. 

Ada sebagian referensi yang menyatakan bahwa alamat rumah, tidak menjadi hal yang penting untuk dimasukkan ke data diri. Alamat rumah dan data-data pribadi yang bersifat sekunder bisa dimasukkan jika diminta kemudian oleh pihak perusahaan (user). 

Namun tidak ada salahnya jika anda mencantumkan alamat rumah (alamat tempat tinggal sekarang), barangkali masih ada yang mengirim panggilan wawancaranya melalui kantor pos atau paket titipan kilat.

Yang kedua adalah mencantumkan data pendidikan. Masukkan data-data pendidikan formal dimulai dari yang terkini, kemudian disusul pendidikan-pendidikan sebelumnya. Tuliskan nama sekolah atau kampusnya dan tahun lulus. 

Yang ketiga adalah pelatihan yang pernah diikuti. Catatlah pelatihan-pelatihan yang benar-benar sesuai dengan posisi kerja yang kita lamar. Jangan asal memasukkan segala macam pelatihan yang pernah diikuti. Tidak ada gunanya kita masukkan pelatihan-pelatihan yang tidak ada relevansinya dengan pekerjaan yang kita inginkan. None Sense!

Yang keempat adalah kolom bagi anda yang sudah berpengalaman kerja. Tuliskan riwayat pekerjaan anda. Sebagai apa. Tuliskan juga tanggung jawab kerjanya secara singkat, padat dan berisi. Jangan terlalu bertele-tele!

Yang kelima, cantumkan surat referensi jika ada. Referensi dari seorang atasan di tempat kerja anda sebelumnya bisa menjadi nilai plus. Referensi ini bukanlah surat nepotisme. Referensi ini lebih kepada penegasan dari seseorang tentang diri anda yang memiliki dedikasi bagus, misalnya: anda adalah seorang bertanggungjawab, pekerja keras dan jujur. Semacam itulah. 

Jika anda seorang fresh graduate, di bagian kelima ini anda bisa mencantumkan ketrampilan-ketrampilan tambahan yang anda miliki. Atau mungkin penghargaan yang didapat selama masa kuliah. 

Jika semua sudah ditulis dengan baik, jangan lupa periksa sekali atau dua kali sebelum CV anda kirim. Yakinkan bahwa CV yang anda buat sudah enak dibaca dan tidak ada data yang terlewat. Kalau perlu minta pendapat dari rekan-rekan anda. Mintakan masukan dari mereka. 

Doha, 10 Januari 2015
@sugengbralink

Photo credit by getmejob.ae