Tuesday, August 24, 2010

Ramadhan ketiga di Negeri Oryx

Oleh Sugeng Riyadi Bralink

Hari ini memasuki hari ke-14 di bulan suci ramadhan 1431H. Alhamdulillah karena masih diberi kesempatan menikmati sepertiga kedua bulan ramadhan yang penuh maghfirah. Hari-hari yang menawarkan ampunan bagi siapa saja yang ikhlas beribadah dibulan ini. Ikhlas tanpa mengahrap pujian sesama namun hanya berharap keridhaan Ilahi Rabbi.



Awal ramadhan kali ini bertepatan dengan 11 Agustus 2010M. Satu masa yang bertepatan dengan musim panas. Dalam istilah barat-nya disebut Summer.
Masa-masa yang membutuhkan perjuangan yang lebih untuk bisa melalui ramadhan kali dengan sempurna. Bagi sebagian kami yang bekerja pada sebuah perusahaan minyak bukanlah sebuah hambatan yang berarti. Karena kami lebih banyak bekerja didalam ruangan yang notabene bermesin penyejuk ruangan atau Air Conditioner.
Namun hal ini berbeda cerita dengan para pekerja kontraktor yang banyak dari mereka bekerja di area konstruksi jalan, taman dan perumahan karyawan.

Pagi buta sehabis sholat subuh sekira jam empat, mereka para karyawan kontraktor harus segera berkemas menunggu bis karyawan. Sebuah bis keluaran India bermerk TATA setia menemani awal hari mereka. Menembus fajar yang baru menyingsing menelusuri jalanan aspal menuju tempat mereka bekerja. Terkadang pagi hari sudah diselimuti kabut hangat nan lembab. Dalam bahasa baratnya mereka sebut suasana yang Humid. Satu kondisi dimana kelembaban udara sangat tinggi yang bisa mencapai 80 persen. Bisa digambarkan yang pernah saya alami sendiri. Berjalan saja sekitar 20 meter saja keringat sudah bercucuran. Apalagi kalau para kontraktor ini bekerja berat membuat galian, mengangkat material ataupun pekerjaan lainnya yang sungguh sangat bagi mereka.

Bagi mereka yang non-muslim bukanlah masalah. Mereka masih bisa terus mengganti suplai cairan tubuhnya yang hilang terperas oleh panasnya musim summer atau lembabnya udara yang sangat. Namun bagi sebagian mereka yang kebanyakan dari pakistan adalah penganut muslim yang taat. Meraka harus berjuang extra agar puasa mereka bisa berjalan sampai saat berbuka.

Ini bisa menjadi pelajaran bagi kita yang bekerja di dalam ruangan yang berpendingin. Menjadikan hal ini sebagai satu hal untuk membangkitkan kepedulian kita kepada kaum yang kurang mampu atau kaum yang lebih susah dari kita sekarang. Tentu nasib mereka masih lebih baik dibanding dengan kawan-kawan mereka yang masih menganggur di negara mereka atau di negara-negara lain yang bernasib sama. Negara yang masih berkembang, berjuang mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan.

Beralih dari keprihatinan saudara-saudara kita yang bekerja dibawah teriknya mentari gulf country. Ada beberapa kisah-kisah ramadhan di qatar yang mungkin bisa dijadikan contoh oleh negara lain yang belum menerapkannya. Pertama adalah mengenai jam kerja. Sudah menjadi aturan pemerintah negeri yang kaya minyak dan gas ini, bahwa setiap memasuki bulan ramadhan maka jam kerja para karyawan hanyalah 5 jam per hari, lebih dari itu maka akan dibayar lembur atau overtime. Ya mungkin hal ini nantinya bisa menggantikan THR seperti layaknya kita dapat di Indonesia.

Kisah lainnya yaitu betapa negara Qatar ini menghormati bulan ramadhan. Dibawah komando Awqaf (departemen agama-nya Qatar), menjadi aturan yang lazim bahwa sehabis azan maghrib akan diberikan jeda waktu sekira 15 menit untuk berbuka puasa sebelum nantinya didirikan sholat berjamaah di masjid-masjid seluruh qatar. Dari kota sampai pelosok negeri ini. Hal ini memberikan keleluasan umat islam yang berpuasa menikmati menu berbuka puasa.

Berbicara mengenai berbuka puasa di qatar ini. Saya yang tinggal di komplek perumahan karyawan perusahaan,mempunyai kebiasaan berbuka puasa bersama di beranda masjid. Menu buka puasa-pun sesuai apa yang disunnahkan Rasulullah SAW yaitu kurma. Atas kerelaan dari saudara-saudara kita sesama muslim di Dukhan (nama tempat saya tinggal, ada korma, air mineral, goreng2an (terong berbungkus terigu, wortel berbungkus terigu) irisan buah semangka atau melon, soup ala india, agar-agar ala indonesia, dan beberapa makanan ringan atau pembuka lainnya. Beberapa menit sebelum azan maghrib ada seorang berkebangsaan srilanka rela menyiapkan semuanya.

Digelarnya plastik panjang diatas karpet masjid kemudian disiapkan menu berbuka tadi. Sesaat kemudian banyak kulihat jamaah yang akan berbuka puasa bersama sebagian besar Indonesia. Kemudian kami duduk mengelilingi menu yang sudah disiapkan ini berdampingan dengan jamaah dari negara lain seperti oman, india, mesir, sudan, nigeria dan lainnya. Sungguh serasa nikmat berpuasa di negeri muslim ini.

Masih menyambung dengan kebiasaan berbuka puasa bersama selama ramadhan. Setiap tahunnya dari pihak pemerintah juga akan mendirikan tenda-tenda buka puasa bersama dibeberapa tempat diseleuruh negeri. Tenda-tenda ini dibeut dengan Tenda Ifthar and Lesson. Walaupun tenda namun dilengkapi dengan mesin pendingin ruangan. Sehingga memberikan kenyamanan bagi jamaah yang berbuka. Seperti tahun ini tepat tanggal 20 Agustus diadakan buka bersama komunitas Indonesia dan Srilanka di AL Ahli sports Hall di Doha. Acara ini diprakarsai oleh Syeikh Thani Foundation. Sebagai satu ajang mempererat tali silaturahmi antara pemerintah dan warganya. Dan demi menggelorakan syiar islam.

Disisi lain tentang penentuan awal ramadhan. Kalau di Indonesia, awal ramadhan akan diumumkan oleh Departemen Agama RI dan disiarkan melalui televisi atau media elektronik lainnya beberapa saat setelah dilakukan sidang Itsbat. Kalau di negeri Oryx ini, dari Awqaf akan menyampaikan pesan langsung kepada para Imam Masjid seluruh Qatar melalui SMS beberapa saat setelah sholat Isya. Kalau memang esok hari-nya awal puasa, maka diwaktu ba'da sholat isya akan ada pesan singkat dari Awqaf yang isinya diterjemahkan kurang lebih demikian. Marhaban ya ramadhan.Alhamdulilah kita sudah memasuki bulan ramadhan. Bulan yang mulia dan bulan yang barokah. Maka kita akan mulai tarawih malam ini. Kemudian sang Imam akan menyampaikan pesan selamat kepada para jamaah karena telah memasuki bulan suci ini.Ramadhan kareem, Ramadhan Mubarak.

Hal lainnya yang menjadi spesial seputar ramadhan di qatar adalah mengenai perubahan aktifitas sehari-hari. Hari-hari diluar bulan ramadhan menjadi suatu yang biasa ketika siang menjadi ramai ketimbang malam hari. Namun ketika ramadhan datang, maka siang hari di negeri ini menjadi tidak begitu ramai atau boleh dibilang sepi. Kebanyakan kita disini akan banyak keluar sehabis berbuka hingga dini hari. Boleh dibilang siang jadi malam dan malam pun jadi siang.Mall-mall pun buka sampai jam 2 dini hari. Kendaraan berseliweran di jalanan khusunya memasuki waktu ba'da shalat tarawih. Suasana lalu lintas menjadi sangat padat. Terutama di pusat-pusat perbelanjaan.

Demikian sedikit kisah ramadhan di qatar. Semoga memberikan inspirasi ramadhan. Menjadikan diri kita semakin bertaqwa. Semakin mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya. Semoga pula kita masih dipertemukan dengan ramadhan tahun depan.
Sekali lagi ramadhan kareem ramadhan mubarak.Kullu wantum bikhoir.





Saturday, July 10, 2010

Tangisan terakhir

Oleh Asep Hermawan Sanudin


Kedatangan Satria di kampung kelahirannya jam tiga dini hari disambut nenek dan kakek yang sudah renta. Tampak wajah kedua manula itu berseri-seri menyambut kedatangan cucunya dari tanah rantau, yang sudah lama tidak bersua. Satria ditemani istri tercintanya masuk ke rumah sederhana itu. Satria mencium tangan kakek dan nenek yang kulitnya keriput telah dimakan usia.



Esoknya, nyanyian burung di pohon belimbing seolah menyambut kebahagiaan keluarga kakek Hadma. Suara ramai orang di kala pagi menyibukan kegiatan mereka ke pasar dan ke sawah. Tatkala kedamaian di sebuah desa sederhana penuh dengan kehangatan orang-orang yang saling menyapa.

Pagi yang cerah itu, Satria disuguhi makanan kesukaan pisang goreng. Sembari bercerita ria tentang pengalaman di perantauan, dia dikelilingi saudara sekitarnya. Tak ketinggalan, kakek Hadma dan nenek Minah pun ikut nimbrung mendengarkan. Tampak sekali kebahagiaan di mata kedua orang itu. Mereka tak sia-sia membesarkan Satria dan mendidiknya. Kini, mereka merasa bangga melihat kesuksesan cucunya.

Waktu pun berjalan cepat. Tak bisa lama-lama lagi di kampung tercinta, karena istri Satria juga perlu diantar ke kota kelahirannya yang berjarak kurang lebih tiga jam dari kampung itu. Setelah berpamitan kepada keluarga, Satria beserta istri pun pergi.

Kakek dan nenek itu melepas kepergian cucunya yang baru saja datang.
‘’Masih kangen rasanya sama cucuku’’ ujar nenek Minah.
‘’Nggak apa-apa, Satria pasti ke sini lagi’’ tukas kakek Hadma.
*****

Satria kecil diasuh dan dibesarkan nenek Minah beserta kakek Hadma. Kedua pasangan itu mempunyai dua anak perempuan. Esih dan Elis. Mereka mendambakan seorang anak laki-laki tetapi tidak juga dikaruniai. Satria terlahir dari Esih. Ketika masih bayi sekitar tujuh puluh limar hari, Satria tidak mau menyusu dan terus menangis. Tapi, kalau digendong dan dininak bobokan nenek Minah, Satria merasa nyaman. Akhirnya, Satria kecil diboyong ke kampung.

Meski statusnya hanya sebagai cucu, nenek Minah menyayangi Satria melebihi kasih sayang kepada anak-anaknya. Tak jarang jika ditanya orang, sering dibilang Satria anak bungsunya. Tak heran jika dia diperlakukan sebagai anak emas.
Satria memang merasakan kasih sayang nenek Minah dan kakek Hadma sangat spesial dibanding dengan cucu-cucu yang lainnya. Pernah nenek Minah bilang bahwa Satria itu bak anaknya sendiri, hanya tidak keluar dari rahimnya.

Saking sayangnya, rumah dan sebidang tanah yang mereka tinggali begitu saja dihibahkan kepada Satria yang kini telah dewasa. Tapi, sayangnya ketika ikrar pemberian tanah dan rumah itu tidak melibatkan Elis.

Mendengar kabar bahwa rumah telah diberikan cuma-cuma kepada Satria, Elis merasa iri. Kenapa mewariskan harta bukan langsung kepada anaknya, malahan ke cucu. Ini yang menyulut kemarahan bibi Satria. Pernah suatu hari Elis beserta Dadang suaminya memarahi nenek Minah dan kakek Hadma atas perkara itu. Dengan tenang kedua orang tua itu menjawab,

‘’Ini kan rumah dan tanahku, selama aku hidup terserah mau dikasihkan kepada siapapun. Tak ada orang yang bisa menghalangi keputusanku. Bukankah sawah dan kebunku sudah kujual demi menebus utang-utangmu ke rentenir dulu? ‘’ tandas kakek Hadma.

‘’Lagipula, rumah ini tidak semua diberikan ke Satria. Papilyun kecil ini buatmu’’ tambah nenek Minah.
Dadang, suami Elis menimpali perkataan mertuanya.

‘’Kalau begitu caranya, cucumu yang lain pun berhak mendapatkan warisan. Bukankah warisan itu harus diberikan kepada yang haknya? Sebelum ke cucu, harus ke anak dulu! Itu sepatutnya!’’ hentaknya sambil bersungut-sungut.

‘’Ini bukan warisan, ini memberi seperti hadiah. Apa salahku memberikan harta terhadap cucu?’’ kakek Hadma balik berargumen.
Tidak puas menerima keputusan yang dirasa tidak adil itu, Elis langsung hengkang beserta suaminya.

Setelah tiga hari kepergian Satria, tiba-tiba nenek Minah jatuh pingsan. Semua keluarga dan tetangga panik. Seorang petugas kesehatan didatangkan dan dinyatakan dia terkena tekanan darah tinggi dan perlu dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) terdekat. Untungnya ada tetangga yang memboyong nenek Minah menggunakan mobil sayur ke RSU. Jangan harap ada fasilitas ambulance gawat darurat yang gratis di pelosok desa.

Sesampai di RSU, kakek Hadma yang hanya berpendidikan SD itu mendatangi bagian Resepsionis Instalasi Gawat Darurat (IGD). Dia mengacung-ngacungkan Kartu Tanda Pengenal kepada pihak RSU, supaya istrinya segera dirawat. Petugas acuh tak acuh, karena prinsip mereka ada uang anda dilayani. Setelah menunggu satu jam, salah satu cucunya yang bertempat tinggal dekat dengan RSU itu datang. Dengan membawa sejumlah uang, akhirnya nenek Minah bisa dirawat.

Satria mendapat kabar dari adiknya yang mengantar ke IGD bahwa neneknya masuk RSU. Dia segera berpamitan kepada mertua dengan maksud meluncur ke rumah sakit. Di perjalanan menuju RSU, tanpa terasa air mata Satria menetes teringat akan jasa-jasa nenek Minah terhadap dirinya.

Semasa enam tahun, Satria dikenal si pembuat onar karena tingkahnya yang dianggap kerap mengganggu teman sebaya. Suatu hari, Satria duduk di depan rumah melihat anak tetangga yang berjalan membawa sekantung minyak goreng.

‘’Apa itu di kantung plastik, Titin?’’ tanya Satria kecil mendekat.
‘’Minyak goreng, ang1’’ jawab anak kecil berusia lima tahun itu.
Tanpa basa basi lagi, sekantung minyak goreng ditepis Satria sehingga tumpah ke jalanan. Titin menangis dan mengadu ke orang tuanya. Satria menyeringai melihat kejadian tadi. Emaknya Titin langsung memaki-maki sambil menunjuk Satria kecil. Mulut Satria mencibir dan menunggingkan pantatnya seraya mengolok ibu yang sedang naik pitam itu.

Kejadian yang lain, Satria kecil suka main sumpit. Suatu sa’at dia melihat seekor burung bertengger di pohon mangga. Sumpit diarahkan ke burung tapi anak sumpitnya tidak mengena. Setelah putus asa mengejar burung yang telah terbang, Satria melirik seekor ayam dekat pohon pisang yang sedang mencari makan. Dia langsung memasukan anak sumpit dan meniupkannya tepat di tembolok ayam. Ayam langsung kesakitan dan Satria pun pergi. Sorenya, nenek Minah dan kakeh Hadma mendapat kiriman daging ayam dari tetangga.

‘’Kenapa ayamnya disembelih? Kena tetelo2?’’ tanya nenek Minah.
‘’Ayamnya ada yang nyumpit orang, untung masih kelihatan sekarat jadi bisa disembelih’’ ujar tetangga tadi.

Suatu hari, Satria bermain korek api milik kakek Hadma. Entah bagaimana pikirannya, dia langsung menyulut kasur milik nenek Minah di ruangan tengah rumah. Setelah menyulutnya, Satria dengan wajah polos memberitahu kakek Hadma yang sedang berada di belakang rumah. Kasurnya dibakar. Dengan tergesa-gesa kakek Hadma dan nenek Minah langsung mengambil air memadamkan kasur yang sedang dilahap api.
Banyak sekali ulah Satria kecil yang dianggap menjengkelkan para tetangga. Walaupun begitu, nenek Minah selalu mengatakan Satria anak yang baik. Dia sering membelikan buku merek Leces dan spidol supaya Satria betah tinggal di rumah. Berbekal buku Leces, Satria sering menggambar. Tidak hanya gemar menggambar di buku saja, tapi juga suka menggambar di dinding rumah.

Jika dibawa ke pasar, Satria akan jongkok dan mematung melihat mobil-mobilan di toko mainan. Dia tidak akan beranjak, kalau nenek Minah tidak membelikan mobil-mobilan yang ditunjuk Satria.

1ang: panggilan kakak laki-laki (abang) di suku Sunda.
2tetelo: nama penyakit ayam.


Semasa SD, Satria sering bermain gundu dan karet gelang. Adakalanya, kawan sebaya yang sering curang dan mengambil gundu milik Satria. Bocah kutil itu langsung terlibat adu mulut dan akhirnya beradu pukul. Di kampung perkelahian antar anak malah sering jadi tontonan. Satria memukul Eli yang berbadan bongsor. Karena perbedaan postur, akhirnya Satria telak dan bibirnya jontor kena hunjaman pukulan. Satria langsung menangis dan pulang. Terlihat nenek Minah yang sedang menyapu halaman belakang.

‘’Ada apa?’’ tanyanya.
‘’Kelahi sama si Eli, marahin dia mak!’’ Satria sambil menangis.
‘’Tak usah, nak. Ntar juga kamu baikan lagi. Kamu tak boleh dendam. Besok main lagi sama dia ya?’’ tandas nenek Minah.
Lamunan Satria buyar ketika kondektur bus itu berteriak,
‘’Persimpangan RSU...!!’’.

Satria langsung turun di perempatan RSU, dan naik ojek menuju ke IGD Rumah Sakit di daerah tersebut. Setelah tiba, dia langsung menemui nenek Minah yang kelihatan berbaring di tempat tidur ruangan gawat darurat.
Satria langsung mendekati sambil memegang tangan nenek Minah.

‘’Emak minta ma’af’’ suara nenek Minah pelan.
‘’Iya, sama-sama. Insya Allah emak akan sembuh seperti sediakala lagi’’ tukas Satria.

Kemudian salah seorang petugas memberitahu bahwa nenek Minah perlu dirawat inap. Kantung mata nenek Minah keriput dimakan usia. Rambutnya sudah memutih, dan gigi geliginya sudah tanggal. Tubuhnya hanya bisa terbaring lemas di bangsal penyakit syaraf. Dokter mendiagnosa nenek itu dengan stroke, salah satu penyakit terminal usia lanjut yang mematikan. Ketambah lagi otaknya mengalami perdarahan setelah dipastikan melalui CT-Scan.

Kehadiran Satria, kakek Hadma dan Esih anak perempuannya yang pertama menjadi pemacu nenek Minah untuk sembuh kembali. Rombongan keluarga dari istri Satria berdatangan membesuk keadaan nenek Minah yang kini masih terbaring lunglai. Dia hanya bisa makan dengan menggunakan sebuah selang yang dimasukan dari hidung. Oksigen dengan alat monitor masih terpasang.

Hampir setengah bulan dia dirawat. Elis tak kunjung datang menjenguk, karena alasan banyak urusan. Seolah, tak mau mengurusi ibu kandungnya. Setelah perawatan intensif, dokter spesialis penyakit syaraf memperbolehkan nenek Minah untuk pulang dengan rawat jalan.

Kondisi nenek Minah semakin hari semakin terpuruk. Rasa pusing dan perdarahan di otaknya membuat dia mempunyai gangguan berbicara dan tak bisa jalan. Dalam kurun satu tahun dia sering masuk dan keluar rumah sakit. Walaupun demikian, nenek Minah tetap semangat dan masih mendambakan cicit dari Satria.

Setahun perantauan, Satria pulang kampung. Terlihat nenek Minah semakin rapuh, jalannya digusur dan tubuhnya semakin kurus. Suaranya semakin dalam dan kurang jelas. Tapi, tatapan matanya masih bersinar tatkala melihat kedatangan cucunya.
Tak terasa, hampir sebulan Satria beserta istri menghabiskan waktu liburan di kampung yang bersahaja dan penuh kehangatan. Sa’atnya dia kembali lagi ke tempat perantauan. Ketika berpamitan, nenek Minah tak seperti biasanya memegang tangan Satria dengan erat dan menangis terisak-isak. Seorang tetangga, berusaha menghibur nenek Minah sambil merangkulnya.

‘’Satria akan kembali, tak usah bersedih’’ perempuan setengah baya itu berusaha untuk menghiburnya.

‘’Mak, Satria pamitan dulu ya. Insya Allah kita akan ketemu lagi. Semoga emak panjang umur’’ Satria sembari mencium tangan neneknya.
Nenek Minah beserta kakek Hadma melepas kepergian cucunya dengan air mata berlinang dan melambaikan tangan.

Satria sering memonitor kesehatan nenek Minah, dengan menanyakan kepada ibu dan adik-adiknya. Hari demi hari kondisi nenek Minah semakin terpuruk. Akhir-akhir ini dia sudah tidak bisa jalan. Suaranya sudah tidak jelas, akibat penyakit stroke yang dialami.

Anak perempuan yang pertamanya Esih, ibunya Satria sangat telaten merawat nenek Minah. Tiap hari memandikan, menyuapi makanan dan menungguinya di rumah.
‘’Aku ingin sembuh dan panjang umur supaya bisa melihat Satria membawa cicit kemari’’ ujarnya.

Di perantauan seusai shalat Jum’at, Satria pulang ke rumah. Didapati istrinya terdiam.

‘’Ada apa?’’ tanyanya.
‘’Mas jangan bersedih ya, ada berita duka dari kampung. Nenek Minah meninggal’’ jawab istri Satria.

‘’Inna lillahi wainna ilaihi roojiu’un’’ Satria berkaca-kaca.
Langsung seketika dia menghubungi keluarganya. Memang benar nenek Minah telah tiada. Segenap keluarga memohonkan ma’af atas segala kesalahannya, dan Satria pun mendo’akan supaya arwah almarhumah diampuni dan Satria berpesan supaya keluarga yang ditinggalkan supaya tabah. Terdengar suara kakek Hadma parau ditelepon. Dia terisak-isak berduka karena pasangan hidup telah meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Satria langsung teringat ketika dia berpamitan untuk pergi merantau, nenek Minah terisak-isak dan memegangi tangannya erat sekali tidak seperti biasa. Ternyata, itu adalah tangisan terakhir nenek Minah bertemu cucu tercintanya.

‘’Mas, sedih?’’ tanya istrinya.
‘’Iya, tapi kita harus menerima taqdir-Nya. Kita tidak akan tahu kapan dan di mana kita akan meninggal. ‘’ tukas Satria.
Ada suka dan ada duka. Ada yang pulang dan ada juga yang datang. Nenek Minah telah pulang selamanya, membawa duka yang mendalam di hati Satria karena tidak bisa menyaksikan detik-detik terakhir dan tidak bisa mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhir nenek tercintanya. Nenek Minah tidak bisa menyaksikan cicit yang sedang dikandung istri Satria sekarang.

‘’Ya Allah, ampuni segala dosa nenek Minah binti Mustawi, terimalah segala amal kebajikannya, luaskan dan terangkanlah di alam kuburnya. Semoga dipertemukan di surga Firdaus nanti’’ Satria di dalam do’anya sambil meneteskan air mata.

TAMAT
Qatar, 10 Juli 2010.
uploaded on July, 2010 at 1800hrs waktu Dukhan



Tuesday, June 22, 2010

Mie Instan...

Oleh Imron Fauzy


Ketika menyebutkan kata mie Instan, saya selalu teringat pada sosok kawan baik saya, yang suka membawanya dan memasaknya waktu jaga bersama di Fire station Raslaffan, tidak peduli itu mau pagi, siang dan malam dan masakan mie nya itu memang beda, tidak sama dengan yang di rumah ( maksudnya lebih yummy dan lengkap plus dengan brambang goreng dan telur rebusnya), dan ketika saya tanyakan kenapa kok suka sekali makan mie instan, jawabannya sungguh di luar dugaan saya “sudah kebiasaan mas “sahutnya, tapi sebentar coretan ini bukan untuk mengomentari kebiasaan teman saya itu, malah tidak ada hubungannya, yang saya mau teruskan adalah kata instan, Kebiasaan dari kita mendapatkan sesuatu dengan cara instan.


Instan adalah versi Indonesia dari Instant (English) yang artinya seketika, segera (kamus electronic), sungguh di jaman super modern ini segala sesuatu di buat untuk memanjakan para penggunanya, segala sesuatu dibikin lebih mudah, contoh sederhana seperti bumbu instan, kopi instan, teh instan,santan instan, nasi instan, sambal instan dsb membuat kita dengan mudah dan cepat menikmatinya.

Tetapi tanpa kita sadari kebiasaan mendapatkan sesuatu tanpa harus keluar banyak keringat dan ruwet ini juga menjadi kebiasaan kita dalam menaungi kehidupan ini, seperti pasang togel, mencari harta karun, menggandakan uang – biasanya dengan jasa paranormal (biar dapat uang tanpa susah payah), istilah joki, jasa skripsi dll adalah cara cepat menyelesaikan tugas skripsi tanpa susah payah, ijazah palsu, duit palsu, gelar palsu dan lain lain yang tidak mungkin saya sebutkan satu satu, bukan ngga ada, tapi ombyok’an.....(istilah jawa artinya banyak sekali) dan mirisnya kita melakukannya tanpa merasa berdosa, seperti hal yang umum dan normal saja....Tentu saja hal ini abnormal, tidak sesuai dengan system, berbahaya dan bisa menjadikan segala sesuatu amburadul, ambil contoh dokter gadungan, kira kira berapa pasien yang akan mati.......Selain itu hal ini juga mencederai rasa keadilan, lah kita belajar sampai beruban dan rambut habis kok situ udah pegang Ijazah, tidak adil dong, kita mencari uang di panas terik 40®C lah kok situ cuman 7D (duduk, dengar, diam dan dukun, duit, dugem dll)

Saya coba mencari referensi tentang gejala social ini karena factor apa, kenapa dan bagaimana solusinya, tapi mohon beribu maaf saya belum bias menemukannya, semoga sobat sekalian bisa membantu saya menambahi coretan menjelang tidur ini, tetapi kitab suci mengatakan “.....Alloh mencintai orang orang yang berbuat adil”.

Nah, menjelang dimulainya World Cup 2010 yang sekarang lagi panas panasnya dan seru serunya, tiba tiba Negeri Tanah Air Beta mencalonkan diri menjadi Calon tuan rumah 2022 dengan tema “Green world cup 2022” seperti yang diungkapkan ketua umum PSSI Nurdin Halid di Hotel Ritz Carlton Jakarta medio February 2010 (detik.com). Sebagai anak bangsa tentu saya sangat gembira dengan ide gila ini, tentu ini akan mengangkat nama bangsa ini dan tentu akan lebih dikenal kancah Internasional, sayangnya menurut pendapat orang awam seperti saya ini apakah para pejabat tidak malu menunjukkan infrastruktur jalan jalan di Indonesia yang pembangunan jalannya ada cuman di Jakarta, itupun tidak menjadi solusi macet bagi rakyat Jakarta, Apakah lebih penting membangun stadion bola dari pada sekolah rakyat......”Tapi mas, menurutku itu bukan level sampeyan, ngga nyandak lah” sahut teman saya sambil menyendok mienya, iya benar,gumamku, memang ternyata bukan level saya, ternyata alasan utama PSSI adalah agar team sepak bola Indonesia bisa ikut berlaga di world cup tanpa susah payah, sebagai host tentu tidak usah mandi keringat di penyisihan, langsung ikut final, nah itu instan namanya...., wah wah saya fikir hanya menimpa desa kecil di pinggiran Kabupaten Malang saja, tetapi udah sampai di Jakarta juga....



Suatu malam di tepi pembaringan. ......Zzzz Zzzzz Zzzzzz 21 Juni 2010



Tuesday, June 15, 2010

Nyepeda pagi di musim "panas" Piala Dunia 2010

Oleh Sugeng Riyadi Bralink

Malam ini kuterlelap dalam tidurku, selepas kemaren menjalani aktifitasku kerja di medical center. Memang sih jumlah pasien gak begitu banyak, namun ya lumayan juga mesti bolak balik dari ruang triage, emergency, nursing station, dressing room terkadang ke toilet menyalurkan "hasrat".



Sepulang kerja sore kemaren kusempatkan menyaksikan pertandingan laga piala dunia 2010 di afrika selatan. Satu chanel TV Aljazeera sport menyiarkan secara langsung pertandingan sore ini tepat jam 14.30 waktu dukhan. Laga seru antara Belanda dan Denmark yang akhirnya berakhir dengan kemenangan Belanda 2-0. Sorenya jam 17.00 dilanjut dengan laga lebih seru lagi karena menampilkan satu wakil asia yaitu Jepan melawan Kamerun, yang akhirnya dimenangkan oleh Jepang 1-0. Memang sih kalau mengingat jaman penjajahan dulu, si pemenang ini sama-sama mantan penjajah negeri kita Indonesia. Tapi ya udahlah, itu kan masa lalu.

Kemudian dilanjut laga ketiga yang berlangsung jam 21.30 waktu dukhan juga, masih di channel yang sama Aljazeera sport yang berada di channel 611 layanan baik dari tripel play Q-tel. Pertandingan malam ini adu seru antara Italia sang juara bertahan empat tahun lalu dengan Paraguay. Namun disayangkan karena sang juara bertahan hanya menahan imbang 1-1.

Alhamdulillah semalam ku masih sempat menikmati istirahatku yang nyaman. Namun masih disayangkan karena pagi ini yang kebetulan aku libur kerja, aku gak bisa pergi menunaikan panggilan Ilahi melaksanakan ibadah sholat subuh. Memang alarm handphoneku dah berbunyi, namun aku gak bisa melawan rasa malasku, ketika alarm berbunyi jam 03.15, apa yang kulakukan hanya mematikan alarm dan manrik selimutku kembali. Dingin euuyyyy...

Namun masih bersyukur aku, jam 04.30 aku bisa bangun dan melaksanakan sholat subuh. Setengah jam kemudian kuputuskan untuk nyepeda di pagi hari. Memang karena musim panas, suhu udara diluar juga sudah panas. Pagi ini kebetulan juga lumayan lembab. Biasa orang sini bilang humid. Rasanya seperti berada diruang tertutup. Berjalan sebentar saja, keringat sudah bercucuran.

Setelah kuisi angin ban belakang sepedaku, kemudian kukayuh sepedaku menuju jalur yang biasa kutempuh. Melewati kawasan bachelor blok-married blok dengan satu anak atau belum punya anak, kemudian melintasi roundabout yang tepat berada di depan gedung perkantoran qp dukhan. 200 meter kemudian kukayuh belok kanan sepedaku melintasi komplek senior staff tepatnya di al-etihad street. nampak beberapa pekerja konstruksi baru nyampe di tempat kerja.

Kukayuh terus sepedaku melintasi kawasan perumahan senior staff, disana-sini kontruski jalan, taman dan beberapa perapihan rumah. setengah jam berlalu akhirnya aku berada di belakang al-lewan restaurant. disitu kulihat ada dua orang pekerja kontraktor yang sedang duduk nyante dibawah pohon korma yang sedang berbuah.

Kusapa mereka dengan sapaan khas bahasa india "kya sahe bey? mereka pun menjawab dengan khas bahasa india "tike bey". kutanya lagi "kana kaya", merekapun menyahut "kana neiye". percakapan tadi menanyakan kabar mereka äpa kabar", "kabar baik"dan "sudah makan"- ""belum makan". itu saja kata-kata sakti bahasa india yang kutahu. kemudian kusempatkan ambil foto mereka berdua, dan kemudian kuminta salah satu dari mereka mengambil gambarku dibawah pohon korma yang sedang berbuah lebat.

Ya demikian dulu, cerita pagi ini dimusim panas yang lembab. Keringat bercucuran dipagi hari semoga bisa tetap membantu menjaga kondisi badanku tetap sehat dan bugar. Terima kasih Tuhan atas segala nikmat dan karuniamu. Semoga keluargaku yang di Indonesia juga selalu sehat dan bahagia, seperti halnya aku disini.

Wednesday, June 02, 2010

Pesan Bijak Fire Fighter

Oleh Sugeng Riyadi Bralink

Sore itu 23 mei 2010 setia standby di fire station umm bab. Partner setia  EMT-B certified berkebangasaan filipin. Dengan postur tubuh yang cenderung lebih pendek dari saya dan sedikit agak gemukan. maklum lah, makmur kali di umm bab terus. Ditemani juga oleh seorang fireman yang sama-sama "kababayan". Kababayan atau kabayan adalah sebuah panggilan akrab bagi sesama warga filipin. Namun kemudian istilah menjadi semakin tenar di bumi qatar. karena saking banyaknya tenaga kerja dari negara mereka.

Ada juga empat orang asli India. Dan subofficer atau supervisor atau fireman incharge sore ini adalah hamad ali almenais atau biasa dipanggil abu ali. sayup sayup suara adzan terdengar dari program otomatis azan di handphonku.
Sesaat kemudian abu ali pun segera mengingatkan kaum muslimin di fire station umm bab untuk siap2 jamaah sholat ashar. Seperti biasa sehabis ashar, abu ali membacakan hadist rasulullah saw.

Pesan bijak beliau bahwa di keseharian kita harus memanfaatkan waktu sebaik baiknya. Diantaranya dengan cara mengkaji hadist hadist nabi muhammad saw. jamaah sore ini saya sendiri dan 4 fireman yang kesemuanya india.

Dengan khidmat kita mendengarkan bacaan hadist tentang amalan yang tak terputus walau nyawa sudah terputus dari badan kita. Dalam hadist tersebut menyebutkan, semua amal manusia amal manusia akan terputus ketika mati kecuali tiga hal. yang pertama adalah sodaqoh jariyah, kemudian ilmu yang bermanfaat dan yang terakhir adalah anak yang sholeh. hadist ini mengingatkan kita akan 3 hal yang bisa menjadi penolong kita ketika nyawa sudah tidak dikandung badan.

tak lupa sebelum jam setengah empat sore kuingatkan partnerku untuk order makan malam di restoran perusahaan. Alsidra nama restorannya. Dengan menu menu spesial ala india dan arab, tak bosan bosan kami menikmati disetiap kita kerja. Awalnya menu ini sangatlah aneh di lidahku. Maklum lidah indonesia asli yang biasanya makan nasi dan lalapan. namun sekarang semua menu serasa biasa di lidah. Hanya dal, nama menu khas india. Aku belum bisa menikmatinya.

Dal merupakan makanan semacam saos dari kacang kacangan khas india atau arab. Gak tahulah. Namun yang jelas lidahku belum mau kompromi dengan menu yang satu ini.menu pesanan kita, seperti biasanya dua nasi putih, double banana, dan lauknya ajeg aja chicken and fish.

jarum jam menunjuk angka 1805 malam hari. Sekira 15 menit lagi maghrib menjelang. mike dan satu fireman joey namanya dengan rajinnya menyiapkan menu makan malam kali ini. Seperti biasanya joey akan memanaskan nasi terlebih dahulu dengan campuran sedikit garam dan minyak zaitun atau olive oil biasa disebut. Ini hanya satu cara untuk meningkatkan nafsu makan. Selain itu sejak kemaren aku juga membawa sambal teri jengki. Sambal instant dalam botol made in asli indonesia. Kubeli di toko jakarta. Satu toko penyedia sembako dari indonesia.

Kulihat temen2ku pilipin ini senang juga dengan pedasnya sambal teri ini. Sebelumnya aku coba bawa sambal buatanku. Sambal tomat campur trasi udang asli sidoarjo. Mereka rupanya ketagihan dengan nikmatnya sambal indonesia.

Ya lumayanlah sambel ini bisa meningkatkan nafsu makan kami. Dengan lahapnya kita habiskan satu nampan besar nasi kreasi joey. Nikmat rasanya makan bersama.

Sehabis makan, ya biasa bercengkrama sambil menonton hiburan film film berbahasa inggris dari chanel chanel arab. Lumayan bisa membunuh waktu menanti waktu kerja habis.

Demikian dulu gulaian jemariku sambil menunggu waktu isya. Yang malam ini insya alloh akan shalat jam 20.05 waktu umm bab.

Insya alloh esok hari masih ada kesempatan mencatat hari2 indah di umm bab sambil menjalankan kewajiban sebagai perawat ambulan.

Wednesday, May 26, 2010

Saatnya Kurma Berbuah

Oleh Sugeng Riyadi Bralink

Saatnya musim panas tiba. Satu musim yang sebenarnya tidak dinanti kedatangannya. Karena ketika gurun pasir menjadi semakin panas, maka orang-orangpun enggan keluar rumah. Suhu diluar rumah bisa mencapai 40 derajat malah terkadang sampai 45-50 derajat celcius. Suhu yang lumayan amat sangat panas. Suhu yang cukup untuk membakar kulit manusia.

Disaat musim ini tiba, disaat itu pula menjadi sebuah kalender pendidikan di qatar bahwa saatnya liburan sekolah. Anak-anak sekolah beserta guru-guru tentunya saatnya menikmati liburan sekolah sepanjang satu sampai dua bulan. Banyak diantara penduduk lokalpun yang bepergian keluar Qatar untuk menikmati suhu udara yang lebih sejuk tentunya.



Disamping itu pula, disaat-saat pergantian musim seperti sekarang ini. Menginjak bulan maret-april suhu udara sedang hangat-hangatnya. Suhu yang tidak berbeda jauh dengan suhu di negara tropis seperti Indonesia. Namun masuk bulan mei ini, suhu udara merangkak naik dengan suhu minimum di pagi hari sehabis subuh saja menembus 30 derajat celcius. Di siang bolong, ketika matahari diatas ubun-ubun maka suhupun mencapai 40-45 derajat celcius.

Kita sebagai warga pendatang harus pintar-pintar menjaga kondisi tubuh. Ketika kita tak bisa mengontrolnya maka bisa-bisa sengatan panas menerpa kita. Sengatan panas yang sangat bisa menjadikan satu kondisi yang disebut "Heat Stress" atau "Heat Stroke". Satu kondisi panas yang sangat menyerang kondisi tubuh manusia. Kulit menjadi sangat kering, dan bisa menjadikan korbanya hilang kesadaran.

Namun disisi lain, ada sesuatu yang ditunggu ketika musim panas atau summer ini tiba. Pertama adalah saatnya kurma berbuah. Tanaman kurma yang menjadi tanaman ikon di seluruh negeri gurun pasar atau tanah arab. Maka disaat ini pula, mereka mulai menampakkan bunga-bunganya yang kemudian berubah menjadi buah-buah mungil yang berwarna hijau tua. Dalam satu pohon bisa muncul sekira lebih dari 5 tangkai. Kalau mau menghitungnya, dalam satu tangkai mungkin bisa mencapai dua ratusan lebih biji buah kurma. Namun sewaktu tumbuh membesar, buah-buah kurma ini ada juga yang berjatuhan.

Sebagai satu cara agar buah kurma muda tidak berjatuhan, maka mereka mengikatnya tangkai kurma tadi ke batang daun kurma. Dan terkadang kulihat dibungkus dengan kain strimin ( kotak-kotak kecil) yang mana bisa menahan buah kurma supaya tidak berjatuhan.


Selain musim buah yang sebenarnya. Ada juga musim yang lain ketika musim panas ini tiba. Musim panas yang merupakan satu musim yang membuat orang keluar rumah, membuat para pedagang di pusat kota saling berlomba memberikan diskon harga barang. Boleh dibilang saatnya "perang diskon". Dari produk barang murah sampai mewah. Bisa produk-produk sembakau, alat elektronik sampai mobil yang merupakan barang dengan harga yang lumayan tidak murah.

Namun itulah saatnya untuk memancing penduduk yang malas keluar rumah. Mau tidak mau akhirnya, menarik juga banyak orang untuk bisa terjun langsung menikmati arena perang diskon ini. Ya ini bisa menjadi pengalih rasa yang tidak nyaman akibat panas yang menyengat. Pengalih rasa sumuk menjadikan rasa yang sejuk di hati.

Dukhan, 25 Mei 2010 21.10 waktu Qatar

Saturday, May 22, 2010

Menikmati Udara Pagi Dukhan Township

Oleh Sugeng Riyadi Bralink


Pagi hari sepulang dinas malam di Umm Bab Fire Station, kutaruh tas dan seperangkat alat-alat EMT. Jarum jam menunjukkan angka 06.25 waktu qatar. Kusempatkan merapihkan kamar dan mencuci beberapa potong baju. Maklum bujangan lokal, jadi harus mengerjakan semuanya secara mandiri. Sejak dalam perjalanan pulang dari Umm Bab dengan Transport Facility dari perusahaan, kuniatkan untuk mengayuh sepeda kumbangku mengelilingi kota Dukhan. Ya lumayanlah untuk menguras keringat sambil menjaga kesehatan. Mungkin dengan keringat yang keluar nanti, kalori yang tersisa tidak menjadi tumpukan lemak dan menjadikan tubuh kurang sehat.
"
Jarum jam menuju ke angka 06.40, kemudian aku cek sepeda kumbang yang sebenarnya bukan milikku. Sepeda milik temanku yang berbaik hati meminjamkan kepadaku. Setelah kucoba kayuh, ternyata ban depan sedikit kempes. Balik lagi deh aku. Kuambil pompa ringan berwarna silver, kugenjot pompa dengan sedikit tenaga. Tenaga sisa malam hari, karena belum sarapan pagi. Tapi ya masih mampu mengisi angin di ban depan sepeda kumbangku ini.

Dengan semangat 45 kubawa turun sepedaku ini dari lantai dua flat 222 menuju pelataran sebuah komplek perumahan karyawan perusahaan tempatku bekerja. Suhu udara nggak terlalu panas, ya berkisar 30 derajat celcius. Udara yang terbilang panas kalau berada di daerah tropis, namun kurasakan bahwa udara segini gak terlalu panas karena berada di gurun pasir. Kukayuh sepedaku pelan namun pasti. Posisi gigi sepeda berada di paling tinggi, sebelah kanan di angka 7 atau angka maksimal dan sebelah kiri di angka 3. Keduanya berada diangka maksimal untuk menghasilkan kayuhan maksimal juga. Dan sepedakupun melaju dengan kecepatan sekitar 40 Km/jam. eee...tapi gak tahu pasti lah, karena sepedaku ini kan gak ada odometernya. ya pakai ilmu kiro-kirologi lah..hehehhe.

Kupintasi security gate disamping DOMB. Ini adalah sebuah gedung dimana kantor-kantor managemen perusahaan khususnya untuk kawasan Dukhan. Kulihat seorang security yang kalau gak salah berwajah arab. Tak lupa kusapa dia, dengan salam khas arab ässalamuálaikum, khaif haluk? (ucapan salam sesama muslim, dan menanyakan juga , apa kabar?).

Kupintasi security gate, kukayuh sepedaku smakin kencang menuju kearah Dukhan Beach atau Pantai Dukhan. Jarak sekira 300 meter dari security gate nampak berdiri megah gedung pemadam kebakaran Dukhan atau Fire Station Dukhan yang bercat merah dikombinasi warna krem. Warna merah sebagai lambang api sangat cocok sekali dipakai untuk gedung pemadam ini. Sayup-sayup kudengar seseorang memanggilku dari dalam gedung fire station tersebut. Namun bukan maksud mengacuhkan, aku terus mengayuh sepedaku ini. sekira 500 meter kemudian pantai dukhan sudah nampak sangat indah dengan semilir angin dipagi hari menerpa wajahku.

Sepoi-sepoi angin di pagi hari yang sangat hangat menerpa wajahku yang memakai kaca mata hitam dan kututpi kepalaku dengan topi putih. Ya lumayan untuk sedikit berlindung dari sengatan mentari yang sudah smakin panas. Kulanjutkan menyisiri jalanan didepan Dukhan Water Sports dan berbalik arah ketika sudah berada didepan sebuah gedung meteorologi Dukhan.

Kuputar balik sepeda menuju arah semula dan ketika sampai didepan fire station kudengar lagi seseorang memanggilku dengan suara lantang. Mungkin ada fireman indonesia didalam atau mungkin ada kababayan (panggilan akrab "sahabat" dalam bahasa tagalog). Terpaan angin semakin kencang ketika memutar balik sehingga gigi sepeda kuganti ke gigi yang lebih ringan. walau akhirnya kecepatan sepedaku smakin lambat. tapi tenaga yang dikeluarkan gak begitu melelahkan.

DOMB kulewati kembali dari arah bagian samping sebelah barat. Gedung yang nampak megah sebesar nama besar perusahaan tempatku bekerja ini. sebuah perusahaan minyak milik pemerintah qatar. Taman-taman dipinggir jalan nampak sejuk dipandang mata. Kuliaht juga beberapa orang kontraktor pertamanan sedang bekerja. Tangan-tangan merekalah yang menjadi kepanjangan Tangan Tuhan sehingga tanaman dan bunga-bunga nampak tumbuh segar. Mereka menyirami tanaman dan bunga-bunga setiap hari.
Aku gak tahu lagi sudah berapa kilometer kulewati. Keringat dibadan sudah membasahi baju kaosku. Dengan sisa-sisa semangat, kuterus kayuh sepedaku menelusuri komplek perumahan perusahaan yang dikhususkan bagi karyawan yang membawa keluarganya. Nampak indah berjejer gedung-gedung bercat krem. Sebuah flat berlantai dua, yang berkapasitas 4 keluarga. 2 flat dlantai satu dan dua lagi dilantai 2.

Sesampai disebuah roundabaout besar, kuambil arah kekiri menuju arah Umm Bab. Kurencanakan menuju sebuah kawasan gudang material perusahaan. Ada sebuah jembatan yang nantinya aku ambil arah balik menuju Dukhan.

Alhamdulillah angin tidak kencang menerpa, sehingga sepeda melaju dengan kencang. Kulihat beberapa orang kontraktor sedang bekerja di konstruksi disamping jalan. Jalan yang kulalui ini merupakan jalan besar yang dinamai Dukhan Hihgway. Jalan ini layaknya jalan tol. Jalan yang bebas hambatan. kalau mau diteruskan sampai ujung jalan ini , maka kita bisa sampai ke perbatasan qatar dan saudi arabia. Daerah tersebut dinamai Abu Samra. Namun jarak kearah sana sekitar 100 kilometer. ya sekedar info saja ya...
Sesampai disamping jembatan, kuhentikan laju sepedaku. Dan kusempatkan beristirahat sejenak. Kubasahai tenggorokan dengan air mineral merk "rayyan". Air mineral produk asli qatar. Segar sekali rasa tenggorokanku dan membasahi seluruh urat nadiku. Mak nyesss...dan kusegarkan juga perutku dengan satu buah pir warna hijau. enak pokoke.Kusempatkan kuambil gambarku sendiri dengan smart phone milikku yang hanya berkapasitas 3.2 megapiksel. It's Ok, bisa mengabadikan sebuah perjalanan di pagi hari di awal musim panas.

Singkat cerita akhirnya kukayuh balik sepedaku menuju arah Dukhan. Dengan terpaan angin yang semakin kencang, kuturunkan lagi gigi sepedaku menjadi sangat minimal. menuju angka 2 diposisi kiri dan angka 5 di posisi kanan tanganku. ya lumayan lah dengan terus berputar kayuh kakiku, sepeda tetap berjalan dengan sangat pelannya.

45 menit berlalu sudah, ketelusuri jalan balik disamping kawasan perumahan karyawan yang berkeluarga. Jalan yang sama seperti pas berangkat tadi, Cuman beda arah saja. kupintasi security gate yang sama, dan alhamdulillah tepat sekira jam 07.50 aku nyampe didepan flat ku. Flat nomor 222. Flat yang berdiri megah diantara flat-flat yang lain.

pagi yang indah, terima kasih Tuhan atas nikmatMu hari ini. Aku masih diberi kesehatan. Aku masih diberi kesempatan menikmati karuniaMu yang begitu besar dan membuatku tak sanggup untuk menghitungnya.

Dukhan, 22-5-2010 Summer Time