Monday, June 17, 2019

PENGALAMANKU NGINEP DI HOTEL KAPSUL BANDARA SOETTA


Musim mudik 2019 saya mencoba hal baru. Usai lebih dari 8 jam perjalanan udara, alhamdulillah saya tiba di Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Jam 08:45 pagi urusan bagasi sudah beres. Sementara perjalanan lanjutan naik kereta masih nunggu hingga jam 16:00 sore. Akhirnya saya manfaatkan waktu yang masih lumayan lama tersebut untuk nyicipin gimana rasanya nginep di hotel digital atau yang biasa dikenal dengan hotel kapsul.


Hotel ini terletak di lantai satu Terminal 3 Ultimate Soetta Airport, suasananya begitu tenang. Memang tak 100% silence, tapi kita bisa melewati waktu nunggu dengan nyaman. Tarif sewanya per tanggal 29 Mei 2019 sebagai berikut:

Mandi saja: 128K IDR
6 jam: 248K IDR
9 jam: 298K IDR
1 malam: 328K IDR

Saturday, May 25, 2019

Ngaji Idhotun Nasyiin: #5 Ikhlas



Al 'amalu jismun rukhuhu al ikhlas_
Ruhnya amal badan itu ikhlas

Amal yang tidak ikhlas itu seperti mayat. Seperti badan tanpa ruh. Tidak bisa apa-apa. Tidak bisa gerak. Tidak ada manfaatnya.

Seringkali melihat kaum yang beramal akan tetapi tidak berpengaruh baik pada amalnya tersebut. Sehingga tidak mendapat pertolongan Allah. Maka seringkali gagal. 

Syaikh Musthofa mengibaratkan seperti seseorang yang hanya 'nyemplung' ke laut yang dangkal. Hanya berada di tepian. Tidak dalam. Padahal mutiara itu terletak di tengah laut. Dalam. Sejatinya tidak ada sebab apapun kecuali ikhlas. Tidak adanya ikhlas yang jadi petunjuknya. Tidak dipimpin oleh keikhlasan. 

Karena sejatinya tidak mengamalkan kecuali hanya untuk mendapatkan sesuatu. Materi, kedudukan atau mencari kemuliaan yang maya. 

Kenapa orang yang bekerja tidak ikhkas banyak yang gagal? Apa rahasianya? 

Friday, May 17, 2019

Ngaji Idhotun Nasyiin: #4 An Nifak


Ramadhan terus berlalu. Pergi meninggalkan kita. Mari kita lanjutkan ngaji bareng Gus Mus. Kali ini topiknya tentang An Nifak. Kemunafikan. Nifak itu antara yang dilahirkan (kenyataan) dengan yang ada di dalam hati tidak sama.
Gus Mus mencontohkan tentang seseorang yang kedatangan seorang tamu. Tamunya lama tak pulang-pulang. Segala macam hidangan sudah disajikan, dimakannya dengan lahap oleh si tamu tersebut. Ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon, sampe-sampe si tuan rumah tak punya kesempatan untuk berbicara.
Ketika tiba saatnya si tamu pamit mau pulang, si tuan rumah malah menjawab "Kok keseso mawon (kok tergesa-gesa)." Nah yang begini ini namanya nifak.
Dalam zaman Nabi Muhamamd SAW, dicontohkan ketika seseorang bersyahadat, tapi di dalam hatinya tidak. Diluarnya mengikuti Nabi, akan tetapi di dalam hatinya memusuhi Nabi. Biasanya orang seperti ini pengecut (tidak berani). Jadi gandhengane kemunafikan itu dengan kepengecutan.
Kalau yang berani, "sampeyan iku kit mau ngoceh
wae kok lagi muni wangsul sakniki, monggo ndang minggat (anda ini dari tadi berbicara terus kok tiba-tiba ingin pamit pulang, sana pergi!)" tapi karena takut jadi nggak enak. Hehhe