Friday, July 28, 2017

#MerantauKeQatar: ARIKA

Arika, terdengar seperti nama perempuan ya? Padahal bukan lho! Arika adalah salah satu manisan yang biasa disuguhkan setelah hidangan utama. Hari Sabtu lalu, saya dan kedua sahabat jalan-jalan ke Souq Waqif. Pasar Tradisional di ibukota Doha. Panas mentari yang sangat terik membuat perut kian keroncongan. Kami putuskan untuk menyantab hidangan khas ala Yaman.

Menu utama yang kami pesan adalah Nasi Mandi. Dengan bubuhan daging kambing, Laham Mandi. Untuk ukuran perut Indonesia, kami hanya memesan dua porsi nasi dan dua porsi kambing yang kemudian ditaruh di satu nampan besar. 
Photo by +Sugeng Bralink 
Setelah lahap menyantap hidangan utama, kami segera menikmati manisnya ARIKA yang sudah kami pesan sebelumnya. Harga satu porsi (satu mangkok sedang) 15 Qatar Riyals. Jika dihitung kurs hari ini 3646 Rupiah, maka harganya 54.690 Rupiah.

Ini bukan kali pertama kami mencicipi manisan khas Yaman. Kalau nggak salah ini sudah yang ketiga atau keempat kalinya. Awal perkenalannya, ketika itu seorang kawan asal Bogor yang keturunan Yaman (Pak Zaki) mengajak kami ke Restoran Bandar 'Adn di kawasan Souq Waqif. Restoran yang sama yang kami kunjungi Sabtu lalu. Nah mulai hari itulah kami kenal dan menikmati enak dan lezatnya Arika. 

Photo by +Sugeng Bralink 
Sebagai kaum Bachelors di negeri orang yang Alhamdulillah mempunyai banyak waktu luang di luar waktu kerja, saya berpikir, kenapa nggak mencoba untuk membuat Arika di rumah. Akhirnya saya ungkapkan ide saya ke Pak Agus & Pak Budi (kedua teman yang saya diatas). Then, akhirnya dieksekusi hari Kamis sore kemarin. 

Upps! Ntar dulu ya. Sebelum memulai mencoba membuat arika, saya browsing via Youtube dan Google. Dengan kata kunci How to make arika yaman via Youtube, nggak ada referensi video yang bisa saya temukan. Kemudian saya lanjut otak-atik browsingnya di Google. Setelah beberapa lama, akhirnya saya dapatkan satu situs mealswithkraft yang menampilkan cara membuat Arika, KLIK DISINI!

Photo by +Ria Budi Sundoro 

Berikut ini bahan-bahan dan langkah-langkah membuatnya:

Ingredients

Kraft Cheddar Cheese
1 cup of date paste
1 cup of honey
1 cup of warm water
1 Kraft Cheddar Cheese can, grated
1 teaspoon salt
2½ cups of whole meal flour
3 tablespoons ghee
¾ cream

Preparation method

Preparation time: 60 minutes
In a container, put flour, salt and water, and mix then mash until you get a consistent dough.
Spread the dough and grease it with ghee, then put it in an oven tray.
Bake the dough for 18 minutes in a medium-heated oven.
Chop up the cooked dough and paste of date, together in a chopping machine (the minced meat one).
Cook the mixture again with some ghee and then serve by putting the mixture first, then the cream and Kraft Cheddar Cheese.
Top it up with honey


Itulah langkah-langkah mudah yang kami coba. 1 cup nya kita pake ukuran 1 cup yang biasa dipakai untuk membuat kopi. Untuk topping, kami pakai madu yaman. Menyesuiakan dengan asal manisan ini. Kemudian untuk garam, kira-kira aja ya. Jangan kebanyakan, ntar keasinan. Lebih baik dikit aja, karena kan ini manisan, bukan asinan. Hehehhe.

Dan inilah hasilnya!
Photo by +Sugeng Bralink
Cak Kamim yang baru saja pulang dari cuti lebaran yang super panjang memberi komentar khasnya, UUEENAAKK PAK!! (Khas logat Jawa Timuran). Muanteb Tenan!

Ditulis di Qatar, 28 Juli 2017 05:25 AM



Thursday, July 27, 2017

#MerantauKeQatar: NGLEKEB IN SUMMER

#MerantauKeQatar | Tak terasa, 27 Juni lalu tepat 9 tahun saya berada di negeri Qatar. Saat itu saya sedang tidak tinggal di Qatar, melainkan di tanah air tercinta. Berkumpul bersama keluarga. Menikmati libur lebaran, mudik di kampung halaman.

Jam 03 pagi, alarm jam becker berbunyi kencang. Kriiiiiiiiiiiiing!!!..Seperti biasanya. Sebuah wujud ikhtiar manusia agar bisa bangun sebelum azan subuh tiba. Badan rasanya berat untuk segera bangun. Yah..inilah tantangan hawa nafsu manusia. Yang terkadang malas bangun pagi. Karena rasa kantuk yang masih menggelayut di mata, saya tertidur lagi. Tidur-tidur ayam.

10 menit menjelang azan, saya segera bangkit dari tempat tidur, menggosok gigi dan mengambil air wudhu. Bersiap menunaikan dua rakaat sebelum subuh. Berharap Ridho Alloh dan balasan yang lebih baik dari dunia dan seisinya.

Bangun tidur dari ruangan ber-AC bagi saya terkadang tak terasa fresh. Tapi nggak ada pilihan lain. Suhu udara di luar lagi super panas dan lembab (nglekeb, begitu kata orang Jawa). Jarak masjid hanya 500 Meteran dari 'Kos-kosan' yang Saya tempati. Sepeda second hand merk Giant yang saya beli 3 tahun lalu selalu setia menemani. Sepeda warna biru ini saya beli dari kawan berkebangsaan Filipina, Mr. Benedicto.

Kayuh demi kayuh. Sambil menikmati suasana pagi yang masih sunyi. Lampu-lampu jalan dan taman masih menyala terang. Menerangi kawasan perkampungan karyawan di Dukhan - Qatar. Suara burung mulai bersahutan menyambut pagi. Rumput-rumput taman nampak hijau berselimut air yang berwarna keputihan. Mobil-mobil yang terparkir rapi di tempat parkir tak luput dari efek hawa udara yang begitu lembab. Body-body nya berkeringat layaknya seorang anak manusia yang habis lelah mencangkul.

Dengan jarak hanya 500 Meter biasanya tak ada keringat yang muncul, tapi kali ini beda. Energi yang keluar memang tak seberapa. Tapi kelembaban udara yang tinggi menyebabkan metabolisme tubuh meningkat dan keringat pun gampang bercucuran. Inilah kelembaban udara di musim panas. Sebagai sebuah pertanda akan datangnya perubahan suhu udara. Semakin meningkat atau sebaliknya, menurun.

Setiba di Masjid, beberapa kendaraan dan sepeda onthel sudah terparkir di tempatnya. Sandal-sandal sebagian tertata rapi di rak-rak sandal dan sepatu. Sebagian lagi tergeletak begitu saja di depan pintu masuk masjid. Seperti pemandangan yang terkadang kita temui di masjid-masjid lainnya. Begitu masuk ke ruang utama masjid, hmmmm...ademnya. Ya, karena masjid-masjid di Qatar semuanya memiliki pendingin udara, baik yang split maupun sentral.

Hamparan karpet merah begitu indahnya. Warna merahnya tidak menyilaukan. Menyejukkan mata yang melihat. Laksana kemewahan menyambut Tamu Raja. Istimewa.

Garis-garis shaf yang tercetak dalam karpet masjid berisi ornamen segi delapan. Dalam situs isains.com dijelaskan secara rinci:
Dalam literatur Islam dikenal sebagai Rub el Hizb yang direpresentasikan dalam bentuk dua kotak tumpang tindih, dimana simbol ini juga ditemukan pada beberapa emblem dan bendera. Dalam bahasa Arab, Rub artinya 'yang keempat, kuartal', sementara Hizb artinya kelompok atau partai.
Pada awalnya simbol ini digunakan dalam Quran yang dibagi menjadi 60 Hizb atau 60 kelompok dengan panjang kira-kira sama. Simbol ini menentukan setiap seperempat Hizb, sementara Hizb merupakan satu setengah dari juz. Tujuan utama penggunaan simbol ini sebagai sistem pemisah untuk memfasilitasi pembacaan Al-Qur'an, tidak lebih. Selain itu, simbol ini juga digunakan sebagai penanda untuk akhir bab dalam kaligrafi Arab. 
Photo by +Sugeng Bralink 

Lampu-lampu masjid menyala begitu terang. Menyinari seisi masjid. Kitab-kitab suci AlQuran tertata begitu rapi di rak-rak buku. Memudahkan jamaah yang ingin mengisi waktunya dengan membaca kitab suci. Tepat di depan shaf pertama, terdapat AlQuran yang ditata diatas rak-rak baca (dudukan buku). Kotak-kotak tisu tertata berjejeran dengan rak-rak berisi AlQuran itu. Rapi dan indah.

Dibandingkan dengan besarnya masjid, jumlah jamaah subuh memang tak terlalu banyak. Maklum saja, masjid ini adalah masjid Jami' yang biasa dipakai Sholat Jum'at. Makanya jangan heran, ketika hari Jum'at penuh jamaah, namun di sholat 5 waktu jumlah jamaahnya berkurang.

Imam Sholat berasal dari Indonesia. Namanya Ustadz Masfur. Beliau adalah salah satu karyawan Awqaf (semacam Kementerian Agama di Indonesia). Beliau ini asal Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bertugas sebagai Muadzin yang memiliki hafalan AlQuran minimum 10 Juz. Kali ini berfungsi ganda, selain sebagai Muadzin, beliau juga mengimami Sholat Jamaah. Karena Imam nya sedang cuti ke India. Ini kadang terjadi. Bergantian dengan kawan sesama karyawan Awqaf.

Hikmah pagi ini adalah teruslah bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan olehNya. Berbahagialah orang-orang yang bisa bangun pagi, menunaikan dua rakaat sebelum subuh dan berjamaah di masjid. Betapa besar nikmat yang diterimanya. Nikmat yang melebihi dunia dan seisinya. Inshaa Alloh.

Ditulis di Qatar, 27 Juli 2017 05:18 AM


TERNYATA SUDAH HAFAL DO'A SETELAH DHUHA

Mau isuk nasywa lg ngomong "bu..ternyata ada do'a hbs sholat dhuha yaaa... "memang ada(ibu trus maca" "iya buu....bener yg itu" Trus sekang mburi dira malah mbaca do'a dhuha lancar.... Nasywa "lho dira malah sudah bisa?" Dira" aku baru diajari kemarin sama bu yuli" Malah jebule dira juga cepet gole ngapalna....