Wednesday, July 23, 2014

Sensasi Gowes di Qatari Desert!

Doha - Qatar | Memasuki pertengahan bulan Juni, suhu udara kian panas. Tak hanya sengatannya yang membakar kulit, kelembaban udaranya terkadang membikin badan lekas capai walau sebentar berjalan di luar rumah. Alhamdulillah, pagi ini cuaca sangat bersahabat. Angin bertiup sepoi, menghantarkan udara yang sangat segar di pagi hari dengan kisaran suhu udara 29-30 derajat celcius.

Sejak dua bulan lalu, saya dan dua teman lainnya memiliki hobi baru yaitu bersepeda. Ini bukan bersepeda ke kantor “Bike to Work” layaknya para karyawan yang tinggal di ibukota, tapi ini lebih sekedar menyalurkan hobi sambil berolahraga. Disisi lain kami bisa menikmati dari gersangnya padang pasir di Qatar.
14030859201404049324
Rehat sebentar di Zekreet Desert, Qatar
Minimum seminggu sekali sejak April 2014 lalu, kami selalu aktif menggowes. Dari jarak terpendek 5 KM hingga jarak terjauh yang pernah kami tempuh sepanjang 55 KM.

Cuaca pergantian musim di kawasan Timur Tengah perlu kita waspadai dan amati. Sebagai seorang biker atau pesepeda wajib hukumnya untuk mengetahui atau mengamati prakiraan cuaca. Karena apa? Hal ini menjadi sangat penting karena akan membantu membaca cuaca di saat kita akan melakukan aktivitas gowes menggowes. Jangan sampai ketika di tengah jalan, apalagi di tengah padang pasir dan dibawah sengatan mentari yang panas tiba-tiba datang serangan badai pasir.
1403086205481846450
Sensasi Ngonthel di Padang Pasir
Cuaca ekstrim yang sering terjadi di kawasan padang pasir sering disebut dengan Sand Storm atau badai pasir. Kondisi ini terjadi tatkala terjadi pergantian cuaca atau suhu udara. Dari panas ke dingin atau sebaliknya.

Gowes padang pasir, begitu kami menyebutnya. Sebuah hobi yang baru kami geluti setelah lebih dari 5 tahun bolak-balik Qatar dan Indonesia.

Banyak dari warga Indonesia di negara ini yang lebih menyenangi petualangan padang pasir dengan mengendarai kendaraan double gardan atau four wheel drive (4WD). Mereka menyebutnya Sand Dune, atau kerennya disebut dengan Nge’Dune.

Bagi penggemar petualangan padang pasir ini tentu mengeluarkan modal yang tidak sedikit. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kendaraan 4WD itu rata-rata mahal harganya. 
Disamping harga yang mahal, tentu lokasi yang ditempuhpun tak dekat jaraknya.

Saya yakini bahwa dalam setiap aspek kehidupan selalu ada cara untuk menikmatinya. Entah mau punya uang atau tidak, yang jelas tinggal bagaimana kita nya.

Bermodalkan beli sepeda second-hand akhir Maret lalu, akhirnya cita-cita lama untuk bisa menjelajah gersangnya gurun pasir terlaksana juga. Dengan mengajak minimum satu orang saja sebagai teman ngonthel, maka acara gowes padang pasir pun akhirnya terlaksana.

Sebagai bekal di tengah jalan, jangan lupa selalu membawa kartu identitas, alat komunikasi (handphone), lampu sepeda (sebagai tanda di jalan raya), air minum, pompa ban portable, dan uang secukupnya (kalau-kalau diperlukan untuk membeli sarapan setelah lapar bersepeda).

Periksa selalu kondisi ban sepeda sebelum berangkat. Pastikan bertekanan cukup dan kondisi ban masih bagus. Cek rem tangan apakah masih berfungsi dengan bagus. Berikan pelumas yang cukup pada rantai agar pijakan pedal nyaman selama di perjalanan.

Jika anda termasuk orang yang suka mengabadikan memori, jangan lupa membawa kamera. Kamera handphone, cukuplah. Eh kalau ada yang nanya “mana buktinya?”, tunjukkin aja foto-foto anda! Sederhana to!
1403086049810311743
Selfi dulu dengan background Sidra Tree
Gersangnya gurun bukanlah menjadi penghalang untuk bisa menikmati keindahan alam.
Di tengah petualangan padang pasir dengan mengayuh sepeda, sesekali kita temui tanaman SIDRA yang tumbuh di tengah luasnya gurun pasir. Tumbuhan ini hidup dan besar tanpa guyuran air hujan atau siraman air. Kita juga akan temui berbagai macam rerumputan yang tumbuh liar diantara pasir gurun yang terserak. Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala Ciptaan-Nya.

Tak terasa setelah 3 bulan bersepeda, kayuhan sepeda onthel ini hampir menembus jarak 500 KM.

Dalam hidup ini, pasti selalu ada cara untuk menikmati keindahan alam, dimanapun kita berada. Mau yang banyak hijaunya atau nggak ada hijaunya, selalu saja ada yang segar dipandang mata.

Sensasi gowes di Qatari Desert atau Padang Pasir Qatar memang luar biasa! Panas sengatannya, Gersang hamparan tanahnya namun penuh makna suasananya.
Tonton video dokumenternya disini:


Salam Gowes dari Qatar!

Dukhan, 18 Juni 2014

Sugeng Bralink
riyadi.sugeng@gmail.com

Sumber artikel: Kompasiana

Saturday, June 28, 2014

6 Tahun Yang Begitu Cepat!


Souq Waqif - Doha - Qatar 2009
Hari ini, 6 tahun yang lalu, menjadi hari bersejarah bagi saya. Saat dimana kedua kalinya kaki ini menapak di negeri Qatar. Demi memenuhi sebuah panggilan kerja untuk menggapai sebuah impian hidup. Sendiri, tanpa istri dan anak-anak. Keduanya saya tinggalkan di negeri tercinta, Indonesia. 

Tiga bulan sebelumnya, saya telah memenuhi undangan face to face interview di kota Doha. Cuaca waktu itu nyaris tak beda jauh dengan cuaca Indonesia. Kisaran suhu udara 29-32 derajat celcius di siang hari. Tapi beda dengan cuaca bulan Juni waktu itu, suhu udara sangatlah menyengat kulit.

Jam 05.30 pagi pesawat Qatar Airways mendarat sempurna di landasan pacu Doha International Airport. Tanda “dilarang merokok” dan “kencangkan sabuk pengaman” sudah dimatikan. Awak kabin pun dengan sigap mengumumkan kepada seluruh penumpang untuk meninggalkan pesawat, dan mengingatkan agar tak ada barang yang tertinggal di dalam kabin.

Ketika tubuh ini keluar dari kabin pesawat, suhu udara pagi itu layaknya suhu udara siang hari di Indonesia. “Wow! Pagi hari sudah panas begini”, pikir saya.

This is life, this is my choice and I will enjoy it!

Hidup memang pilihan. Mau memilih yang ini atau yang itu, itu terserah diri kita masing-masing.

Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bahkan sesuatu yang akan terjadi di menit-menit kemudian saja, tak ada yang pernah tahu. Semuanya misteri ilahi. Manusia sekedar menjalani dan berusaha mendapatkan takdir terbaik dalam hidupnya.

Menjadi TKI, Siapa Takut!

Menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Luar Negeri merupakan sebuah pilihan hidup. Tak banyak yang memilih menjadi TKI. Pepatah lama mengatakan “Daripada hujan emas di negeri orang lebih baik hujan batu di negeri sendiri (bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri)”.


Banyak kisah sedih dan pilu dari para TKI, khususnya tenaga kerja rumah tangga. Banyak dari mereka yang diperlakukan tidak baik oleh majikannya. Bisa jadi majikannya yang memang salah, atau kurangnya pengetahuan mereka dalam menghadapi perbedaan lingkungan kerja, bahasa dan budaya di negeri orang.

Menjadi TKI hanya sebuah cara untuk menjemput rezeki yang telah dijanjikan oleh Sang Maha Pemberi Rezeki.

Saya, merupakan satu dari sekian banyak TKI yang mengais rezeki di negeri yang kaya minyak ini. Sampai saat ini, tak kurang dari 6000 TKI Professional bekerja di Qatar. Banyak dari mereka bekerja di sektor minyak dan gas (migas). Sebagian lainnya di sektor telekomunikasi, perhotelan, kesehatan dan konstruksi. Sementara jumlah terbesar memang masih ditempati oleh tenaga kerja rumah tangga.

Beda Negara, Beda Budaya.

Bekerja di luar negeri merupakan pengalaman pertama saya dalam hidup. Tak pernah sekalipun diri ini bekerja di negeri orang. Sejak awal kaki ini mendarat, cuaca sudah jauh berbeda.

Hari-hari berlalu bekerja di negeri orang, banyak pengalaman yang saya dapat. Sebuah pengalaman hidup yang luar biasa bisa bekerja dengan lingkungan kerja multi nasional, multi kultur, multi bahasa dan multi-multi lainnya.

Walaupun negeri ini memakai bahasa arab sebagai bahasa nasional, tapi bahasa inggris menjadi bahasa pengantar sehari-hari yang banyak dipakai di Qatar. Kemampuan bahasa inggris menjadi sebuah mandatory sebelum anda memasuki negeri ini, jika anda mau bekerja.

Bahkan saking seringnya bahasa inggris yang dipakai, sampai-sampai bahasa arab saya masih seputaran “khaif khaluk atau khaif khalik” saja. Duh! Mau sampai tahun keberapa saya kan menguasai bahasa arab dengan baik. Malu rasanya jika suatu saat nanti saya resign dari negeri ini tapi saya nggak bisa bahasa arab. Apa kata dunia???

Tapi lagi-lagi, walaupun bahasa inggris menjadi bahasa pengantar yang banyak dipakai, saya menilai bahasa inggris saya juga belum bagus-bagus amat. Ya sebatas memperlancar pekerjaan dan hubungan sesama manusia di lingkungan kerja atau sosial.

Disana sini, karakter manusia sebenarnya sama saja. Ada yang baik, ada yang temperamen, ada yang silent dan banyak lagi tipe manusia.

Jauh sebelum saya putuskan menjadi seorang TKI di Qatar, selama 6 tahun pula banyak pengalaman berinteraksi dengan berbagai macam manusia di Indonesia. Dari mulai Aceh hingga Biak, Papua.

Ketika saya komparasikan dengan berbagai karakter manusia di negeri Qatar, ternyata tak jauh beda. Dimana-mana, manusia itu banyak ragam sifat dan sikapnya.

Tinggal bagaimana kita sebagai manusia menyikapinya. Prinsip hidup saya adalah “Cobalah mengerti akan kondisi orang lain, jangan pernah memaksa orang lain untuk mengerti tentang diri saya”.

Alhamdulillah dengan prinsip tersebut, saya bisa hidup berdampingan secara baik dengan berbagai macam manusia dari berbagai Negara. Bisa melayani mereka dengan baik secara professional.

Sebagai seorang Nurse, kemampuan mengenali karakter manusia dari berbagai latar belakang Negara dan budaya sangatlah penting. Dengan mengetahui sifat dan karakter mereka, maka kita pun tahu sikap terbaik seperti apa yang kita suguhkan ke mereka.

Qatar layaknya Miniatur United Nations.

Benar-benar sebuah pelajaran hidup yang sangat berharga. Menjadi impian besar bagi saya bisa tinggal dan berinteraksi dengan manusia dari berbagai Negara. Qatar merupakan salah satu tempat untuk menggapai impian itu. Kenapa begitu? Karena di negeri ini, kita bisa temui orang-orang dari berbagai belahan bumi. Walaupun tak mesti dekat dengan semuanya, tapi disini kita bisa temui hampir semua nationality (kebangsaan).

Dari mulai warga Negara Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Jepang, China, Vietnam, Myanmar, India, Nepal, Pakistan, Srilanka, Bangladesh, Afghanistan, Australia, Inggris, Belanda, Spanyol, Venezuela, Canada, Amerika, Afrika Selatan, Tunisia, Mesir, Yordania, Palestina, Aljazair, Yaman, Oman, Bahrain, Saudi, Sudan, Kenya, Ghana, Nigeria, dan banyak Negara lainnya. Dan sudah tentu berinteraksi dengan orang-orang Qatar.

Mereka semua datang ke negeri ini sama-sama untuk mengadu nasib, menjemput rezeki yang sudah dijanjikan. Masing-masing bekerja di bidangnya. Dari mulai tukang kebun, tukang sapu jalan, tukang bersih-bersih rumah, pembantu rumah tangga, supir pribadi, supir taksi, pekerja bangunan, pelayan toko, pelayan restaurant, pekerja perhotelan, operator pabrik migas, tukang insinyur, hingga para manager.

Semua bekerja sesuai porsinya. Termasuk saya yang berlatar belakang pendidikan nursing, maka Alhamdulillah saya juga bekerja di bidang nursing.

6 tahun saya disini, serasa begitu cepat. Rambut putih kian banyak. Bukan karena stress kerja tentunya, tapi lebih karena tipe rambut saya yang gampang beruban. Saya tak pernah menyalahkan Bapak tercinta (kenapa membawa Gen begini), tapi mungkin ini adalah rezeki bagi saya pribadi, yang diberikan Nur (cahaya) lebih banyak dari yang lain.

Terima kasih untuk kedua orangtuaku tercinta atas segala pelajaran hidup dan kehidupan yang telah engkau berikan. Segala yang telah kuberikan mungkin tak akan pernah sanggup membayar segala jerih payahmu mendidikku dari kandungan hingga sebesar sekarang. Maafkan saya wahai Bapak dan Ibu, jika anakmu ini tak berbakti kepadamu.

Terima kasih untuk istri dan anak-anakku tercinta yang setia menunggu di kejauhan sana. Karena kalian, semangat hidup ini terus membara. Karena kalian, tak ada kata lelah untuk terus berjuang dalam hidup ini. Semoga Allah SWT, senantiasa menjadikan keluarga kita sakinah mawaddah warrahmah. Aamiin.

Dukhan, 27 Juni 2014

Sugeng Bralink

Monday, June 09, 2014

Kenapa Nokia XL-ku Tak Bisa Buat WhatsApp-an?

Photo: nokia.com


Bulan Mei 2014, Nokia baru merilis smartphone baru dengan harga terjangkau. Nokia yang tadinya menggunakan OS Symbian dan Windows, kini Nokia mulai merambah ke OS Android.

Namun demikian android yang dipakai Nokia tak sepenuhnya mendukung semua aplikasi yang dirilis oleh android. Sebagai contoh terjadi pada aplikasi WhatsApp. Aplikasi dengan ikon berwarna hijau ini merupakan aplikasi chat messenger yang lagi populer saat ini.

WhatsApp berikon hijau ini tak bisa kita dapatkan di Nokia Store. Maka alternatifnya kita bisa download langsung via whatsapp.com/android atau melalui whatsapp apk file yang bisa kita dapatkan di media penyedia file download.

Tapi ternyata, aplikasi WhatsApp berlogo warna hijau tak mampu bertahan lama. Tak lebih dari dua minggu, aplikasi WhatsApp tak lagi bisa digunakan. Tanggal 8 Juni lalu aplikasi WhatsApp di smartphone saya tak lagi berfungsi.

Setelah berselancar di dunia maya dengan bantuan Uncle Google, akhirnya ketemu juga solusinya. Kata kunci yang saya pakai untuk mencari pemecahan masalah ini adalah "Why WhatsApp not support at Nokia XL?". Dari sekian  link yang ditawarkan, kursor mengarah pada satu link yang menurut saya tepat.

Pada link nomer dua, terdapat judul artikel "Making WhatsApp to work on Nokia X, X+ and XL" dari sebuah website techmesto.com. Dari situ dijelaskan tentang tak berfungsinya WhatsApp default yang berlogo warna hijau pada perangkat handphone pintar Nokia X, X+ dan XL atau biasa disebut dengan Nokia X Family.

Jika kita sebagai pengguna Nokia X family sudah terlanjur mendownload dan memakai WhatsApp warna hijau dan saat ini tak lagi berfungsi, jangan khawatir! Semua masalah ada solusinya.

OS Android yang dipakai Nokia X family ternyata support dengan WhatsApp berlogo warna biru. Aplikasi ini dinamai WhatsApp Plus. Lagi-lagi, aplikasi ini belum tersedia di Nokia Store atau 1Market Store sebagai gudangnya aplikasi yang dipakai Nokia X family. Untuk mendapatkan aplikasi WhatsApp Plus, cukup mudah. Klik saja www.whatsapp-plus.net/download.php.

Selanjutnya klik pada ikon DOWNLOAD NOW  berwarna biru (Latest version 5.75D). selanjutnya file apk ini akan tersimpan di folder download. Setelah terdownload sempurna, tinggal buka file aplikasi WhatsApp Plus dan ikuti proses instalasinya sampai selesai.

Selamat menikmati WhatsApp Plus dengan didukung android technologi pada perangkat Nokia X Family.

Semua permasalahan selalu ada solusinya!

Dukhan, 9 Juni 2014
Sugeng Bralink
riyadi.sugeng@gmail.com