Wednesday, June 02, 2010

Pesan Bijak Fire Fighter

Oleh Sugeng Riyadi Bralink

Sore itu 23 mei 2010 setia standby di fire station umm bab. Partner setia  EMT-B certified berkebangasaan filipin. Dengan postur tubuh yang cenderung lebih pendek dari saya dan sedikit agak gemukan. maklum lah, makmur kali di umm bab terus. Ditemani juga oleh seorang fireman yang sama-sama "kababayan". Kababayan atau kabayan adalah sebuah panggilan akrab bagi sesama warga filipin. Namun kemudian istilah menjadi semakin tenar di bumi qatar. karena saking banyaknya tenaga kerja dari negara mereka.

Ada juga empat orang asli India. Dan subofficer atau supervisor atau fireman incharge sore ini adalah hamad ali almenais atau biasa dipanggil abu ali. sayup sayup suara adzan terdengar dari program otomatis azan di handphonku.
Sesaat kemudian abu ali pun segera mengingatkan kaum muslimin di fire station umm bab untuk siap2 jamaah sholat ashar. Seperti biasa sehabis ashar, abu ali membacakan hadist rasulullah saw.

Pesan bijak beliau bahwa di keseharian kita harus memanfaatkan waktu sebaik baiknya. Diantaranya dengan cara mengkaji hadist hadist nabi muhammad saw. jamaah sore ini saya sendiri dan 4 fireman yang kesemuanya india.

Dengan khidmat kita mendengarkan bacaan hadist tentang amalan yang tak terputus walau nyawa sudah terputus dari badan kita. Dalam hadist tersebut menyebutkan, semua amal manusia amal manusia akan terputus ketika mati kecuali tiga hal. yang pertama adalah sodaqoh jariyah, kemudian ilmu yang bermanfaat dan yang terakhir adalah anak yang sholeh. hadist ini mengingatkan kita akan 3 hal yang bisa menjadi penolong kita ketika nyawa sudah tidak dikandung badan.

tak lupa sebelum jam setengah empat sore kuingatkan partnerku untuk order makan malam di restoran perusahaan. Alsidra nama restorannya. Dengan menu menu spesial ala india dan arab, tak bosan bosan kami menikmati disetiap kita kerja. Awalnya menu ini sangatlah aneh di lidahku. Maklum lidah indonesia asli yang biasanya makan nasi dan lalapan. namun sekarang semua menu serasa biasa di lidah. Hanya dal, nama menu khas india. Aku belum bisa menikmatinya.

Dal merupakan makanan semacam saos dari kacang kacangan khas india atau arab. Gak tahulah. Namun yang jelas lidahku belum mau kompromi dengan menu yang satu ini.menu pesanan kita, seperti biasanya dua nasi putih, double banana, dan lauknya ajeg aja chicken and fish.

jarum jam menunjuk angka 1805 malam hari. Sekira 15 menit lagi maghrib menjelang. mike dan satu fireman joey namanya dengan rajinnya menyiapkan menu makan malam kali ini. Seperti biasanya joey akan memanaskan nasi terlebih dahulu dengan campuran sedikit garam dan minyak zaitun atau olive oil biasa disebut. Ini hanya satu cara untuk meningkatkan nafsu makan. Selain itu sejak kemaren aku juga membawa sambal teri jengki. Sambal instant dalam botol made in asli indonesia. Kubeli di toko jakarta. Satu toko penyedia sembako dari indonesia.

Kulihat temen2ku pilipin ini senang juga dengan pedasnya sambal teri ini. Sebelumnya aku coba bawa sambal buatanku. Sambal tomat campur trasi udang asli sidoarjo. Mereka rupanya ketagihan dengan nikmatnya sambal indonesia.

Ya lumayanlah sambel ini bisa meningkatkan nafsu makan kami. Dengan lahapnya kita habiskan satu nampan besar nasi kreasi joey. Nikmat rasanya makan bersama.

Sehabis makan, ya biasa bercengkrama sambil menonton hiburan film film berbahasa inggris dari chanel chanel arab. Lumayan bisa membunuh waktu menanti waktu kerja habis.

Demikian dulu gulaian jemariku sambil menunggu waktu isya. Yang malam ini insya alloh akan shalat jam 20.05 waktu umm bab.

Insya alloh esok hari masih ada kesempatan mencatat hari2 indah di umm bab sambil menjalankan kewajiban sebagai perawat ambulan.

Wednesday, May 26, 2010

Saatnya Kurma Berbuah

Oleh Sugeng Riyadi Bralink

Saatnya musim panas tiba. Satu musim yang sebenarnya tidak dinanti kedatangannya. Karena ketika gurun pasir menjadi semakin panas, maka orang-orangpun enggan keluar rumah. Suhu diluar rumah bisa mencapai 40 derajat malah terkadang sampai 45-50 derajat celcius. Suhu yang lumayan amat sangat panas. Suhu yang cukup untuk membakar kulit manusia.

Disaat musim ini tiba, disaat itu pula menjadi sebuah kalender pendidikan di qatar bahwa saatnya liburan sekolah. Anak-anak sekolah beserta guru-guru tentunya saatnya menikmati liburan sekolah sepanjang satu sampai dua bulan. Banyak diantara penduduk lokalpun yang bepergian keluar Qatar untuk menikmati suhu udara yang lebih sejuk tentunya.



Disamping itu pula, disaat-saat pergantian musim seperti sekarang ini. Menginjak bulan maret-april suhu udara sedang hangat-hangatnya. Suhu yang tidak berbeda jauh dengan suhu di negara tropis seperti Indonesia. Namun masuk bulan mei ini, suhu udara merangkak naik dengan suhu minimum di pagi hari sehabis subuh saja menembus 30 derajat celcius. Di siang bolong, ketika matahari diatas ubun-ubun maka suhupun mencapai 40-45 derajat celcius.

Kita sebagai warga pendatang harus pintar-pintar menjaga kondisi tubuh. Ketika kita tak bisa mengontrolnya maka bisa-bisa sengatan panas menerpa kita. Sengatan panas yang sangat bisa menjadikan satu kondisi yang disebut "Heat Stress" atau "Heat Stroke". Satu kondisi panas yang sangat menyerang kondisi tubuh manusia. Kulit menjadi sangat kering, dan bisa menjadikan korbanya hilang kesadaran.

Namun disisi lain, ada sesuatu yang ditunggu ketika musim panas atau summer ini tiba. Pertama adalah saatnya kurma berbuah. Tanaman kurma yang menjadi tanaman ikon di seluruh negeri gurun pasar atau tanah arab. Maka disaat ini pula, mereka mulai menampakkan bunga-bunganya yang kemudian berubah menjadi buah-buah mungil yang berwarna hijau tua. Dalam satu pohon bisa muncul sekira lebih dari 5 tangkai. Kalau mau menghitungnya, dalam satu tangkai mungkin bisa mencapai dua ratusan lebih biji buah kurma. Namun sewaktu tumbuh membesar, buah-buah kurma ini ada juga yang berjatuhan.

Sebagai satu cara agar buah kurma muda tidak berjatuhan, maka mereka mengikatnya tangkai kurma tadi ke batang daun kurma. Dan terkadang kulihat dibungkus dengan kain strimin ( kotak-kotak kecil) yang mana bisa menahan buah kurma supaya tidak berjatuhan.


Selain musim buah yang sebenarnya. Ada juga musim yang lain ketika musim panas ini tiba. Musim panas yang merupakan satu musim yang membuat orang keluar rumah, membuat para pedagang di pusat kota saling berlomba memberikan diskon harga barang. Boleh dibilang saatnya "perang diskon". Dari produk barang murah sampai mewah. Bisa produk-produk sembakau, alat elektronik sampai mobil yang merupakan barang dengan harga yang lumayan tidak murah.

Namun itulah saatnya untuk memancing penduduk yang malas keluar rumah. Mau tidak mau akhirnya, menarik juga banyak orang untuk bisa terjun langsung menikmati arena perang diskon ini. Ya ini bisa menjadi pengalih rasa yang tidak nyaman akibat panas yang menyengat. Pengalih rasa sumuk menjadikan rasa yang sejuk di hati.

Dukhan, 25 Mei 2010 21.10 waktu Qatar

Saturday, May 22, 2010

Menikmati Udara Pagi Dukhan Township

Oleh Sugeng Riyadi Bralink


Pagi hari sepulang dinas malam di Umm Bab Fire Station, kutaruh tas dan seperangkat alat-alat EMT. Jarum jam menunjukkan angka 06.25 waktu qatar. Kusempatkan merapihkan kamar dan mencuci beberapa potong baju. Maklum bujangan lokal, jadi harus mengerjakan semuanya secara mandiri. Sejak dalam perjalanan pulang dari Umm Bab dengan Transport Facility dari perusahaan, kuniatkan untuk mengayuh sepeda kumbangku mengelilingi kota Dukhan. Ya lumayanlah untuk menguras keringat sambil menjaga kesehatan. Mungkin dengan keringat yang keluar nanti, kalori yang tersisa tidak menjadi tumpukan lemak dan menjadikan tubuh kurang sehat.
"
Jarum jam menuju ke angka 06.40, kemudian aku cek sepeda kumbang yang sebenarnya bukan milikku. Sepeda milik temanku yang berbaik hati meminjamkan kepadaku. Setelah kucoba kayuh, ternyata ban depan sedikit kempes. Balik lagi deh aku. Kuambil pompa ringan berwarna silver, kugenjot pompa dengan sedikit tenaga. Tenaga sisa malam hari, karena belum sarapan pagi. Tapi ya masih mampu mengisi angin di ban depan sepeda kumbangku ini.

Dengan semangat 45 kubawa turun sepedaku ini dari lantai dua flat 222 menuju pelataran sebuah komplek perumahan karyawan perusahaan tempatku bekerja. Suhu udara nggak terlalu panas, ya berkisar 30 derajat celcius. Udara yang terbilang panas kalau berada di daerah tropis, namun kurasakan bahwa udara segini gak terlalu panas karena berada di gurun pasir. Kukayuh sepedaku pelan namun pasti. Posisi gigi sepeda berada di paling tinggi, sebelah kanan di angka 7 atau angka maksimal dan sebelah kiri di angka 3. Keduanya berada diangka maksimal untuk menghasilkan kayuhan maksimal juga. Dan sepedakupun melaju dengan kecepatan sekitar 40 Km/jam. eee...tapi gak tahu pasti lah, karena sepedaku ini kan gak ada odometernya. ya pakai ilmu kiro-kirologi lah..hehehhe.

Kupintasi security gate disamping DOMB. Ini adalah sebuah gedung dimana kantor-kantor managemen perusahaan khususnya untuk kawasan Dukhan. Kulihat seorang security yang kalau gak salah berwajah arab. Tak lupa kusapa dia, dengan salam khas arab ässalamuálaikum, khaif haluk? (ucapan salam sesama muslim, dan menanyakan juga , apa kabar?).

Kupintasi security gate, kukayuh sepedaku smakin kencang menuju kearah Dukhan Beach atau Pantai Dukhan. Jarak sekira 300 meter dari security gate nampak berdiri megah gedung pemadam kebakaran Dukhan atau Fire Station Dukhan yang bercat merah dikombinasi warna krem. Warna merah sebagai lambang api sangat cocok sekali dipakai untuk gedung pemadam ini. Sayup-sayup kudengar seseorang memanggilku dari dalam gedung fire station tersebut. Namun bukan maksud mengacuhkan, aku terus mengayuh sepedaku ini. sekira 500 meter kemudian pantai dukhan sudah nampak sangat indah dengan semilir angin dipagi hari menerpa wajahku.

Sepoi-sepoi angin di pagi hari yang sangat hangat menerpa wajahku yang memakai kaca mata hitam dan kututpi kepalaku dengan topi putih. Ya lumayan untuk sedikit berlindung dari sengatan mentari yang sudah smakin panas. Kulanjutkan menyisiri jalanan didepan Dukhan Water Sports dan berbalik arah ketika sudah berada didepan sebuah gedung meteorologi Dukhan.

Kuputar balik sepeda menuju arah semula dan ketika sampai didepan fire station kudengar lagi seseorang memanggilku dengan suara lantang. Mungkin ada fireman indonesia didalam atau mungkin ada kababayan (panggilan akrab "sahabat" dalam bahasa tagalog). Terpaan angin semakin kencang ketika memutar balik sehingga gigi sepeda kuganti ke gigi yang lebih ringan. walau akhirnya kecepatan sepedaku smakin lambat. tapi tenaga yang dikeluarkan gak begitu melelahkan.

DOMB kulewati kembali dari arah bagian samping sebelah barat. Gedung yang nampak megah sebesar nama besar perusahaan tempatku bekerja ini. sebuah perusahaan minyak milik pemerintah qatar. Taman-taman dipinggir jalan nampak sejuk dipandang mata. Kuliaht juga beberapa orang kontraktor pertamanan sedang bekerja. Tangan-tangan merekalah yang menjadi kepanjangan Tangan Tuhan sehingga tanaman dan bunga-bunga nampak tumbuh segar. Mereka menyirami tanaman dan bunga-bunga setiap hari.
Aku gak tahu lagi sudah berapa kilometer kulewati. Keringat dibadan sudah membasahi baju kaosku. Dengan sisa-sisa semangat, kuterus kayuh sepedaku menelusuri komplek perumahan perusahaan yang dikhususkan bagi karyawan yang membawa keluarganya. Nampak indah berjejer gedung-gedung bercat krem. Sebuah flat berlantai dua, yang berkapasitas 4 keluarga. 2 flat dlantai satu dan dua lagi dilantai 2.

Sesampai disebuah roundabaout besar, kuambil arah kekiri menuju arah Umm Bab. Kurencanakan menuju sebuah kawasan gudang material perusahaan. Ada sebuah jembatan yang nantinya aku ambil arah balik menuju Dukhan.

Alhamdulillah angin tidak kencang menerpa, sehingga sepeda melaju dengan kencang. Kulihat beberapa orang kontraktor sedang bekerja di konstruksi disamping jalan. Jalan yang kulalui ini merupakan jalan besar yang dinamai Dukhan Hihgway. Jalan ini layaknya jalan tol. Jalan yang bebas hambatan. kalau mau diteruskan sampai ujung jalan ini , maka kita bisa sampai ke perbatasan qatar dan saudi arabia. Daerah tersebut dinamai Abu Samra. Namun jarak kearah sana sekitar 100 kilometer. ya sekedar info saja ya...
Sesampai disamping jembatan, kuhentikan laju sepedaku. Dan kusempatkan beristirahat sejenak. Kubasahai tenggorokan dengan air mineral merk "rayyan". Air mineral produk asli qatar. Segar sekali rasa tenggorokanku dan membasahi seluruh urat nadiku. Mak nyesss...dan kusegarkan juga perutku dengan satu buah pir warna hijau. enak pokoke.Kusempatkan kuambil gambarku sendiri dengan smart phone milikku yang hanya berkapasitas 3.2 megapiksel. It's Ok, bisa mengabadikan sebuah perjalanan di pagi hari di awal musim panas.

Singkat cerita akhirnya kukayuh balik sepedaku menuju arah Dukhan. Dengan terpaan angin yang semakin kencang, kuturunkan lagi gigi sepedaku menjadi sangat minimal. menuju angka 2 diposisi kiri dan angka 5 di posisi kanan tanganku. ya lumayan lah dengan terus berputar kayuh kakiku, sepeda tetap berjalan dengan sangat pelannya.

45 menit berlalu sudah, ketelusuri jalan balik disamping kawasan perumahan karyawan yang berkeluarga. Jalan yang sama seperti pas berangkat tadi, Cuman beda arah saja. kupintasi security gate yang sama, dan alhamdulillah tepat sekira jam 07.50 aku nyampe didepan flat ku. Flat nomor 222. Flat yang berdiri megah diantara flat-flat yang lain.

pagi yang indah, terima kasih Tuhan atas nikmatMu hari ini. Aku masih diberi kesehatan. Aku masih diberi kesempatan menikmati karuniaMu yang begitu besar dan membuatku tak sanggup untuk menghitungnya.

Dukhan, 22-5-2010 Summer Time