Saturday, November 28, 2009

Masjid Tua di Dukhan





Dukhan adalah sebuah komplek hunian karyawan perusahaan minyak dan gas bumi Qatar Petroleum. Kota ini berjarak sekitar 80 KM dari pusat ibukota Doha, Qatar. Disinilah sumur minyak pertama kali berproduksi. Sekitar tahun 1938 dilakukan eksplorasi sumur minyak dan mulai berproduksi pada 1940.

Berjarak kurang lebih 500 meter sebelum menuju pintu utama komplek perumahan ini ada sebuah masjid tua. Masjid ini dahulunya dipakai warga lokal Qatari sebelum proyek pertambangan minyak dibuka. Tidak diketahui kapan masjid ini dibangun, namun pihak perusahaan mengambil inisiatif untuk menjaga dan merawat tempat ibadah ini. Namun saat ini masjid ini sudah tidak digunakan lagi untuk beribadah Sholat karena sudah dibangun sebuah masjid besar di Dukhan yang berjarak sekitar 200 meter dari masjid tua ini.

Digambar pertama ada sebuah masjid yang diapit dua pohon kurma. Masjid ini berada di tengah komplek perumahan karyawan QP tepatnya di DK5. Maka kebanyakan menyebut amsjid ini dengan nama Masjid DK5. Dahulunya disekeliling masjid ini adalah komplek perumahan karyawan. Namun sekarang sekeliling masjid sedang direnovasi dan sedang dibangun perumahan baru berlantai 3. Satu rumah berkapasitas 20 kamar.

Gambar masjid DK5 saya ambil di pagi hari akhir November 2009, ketika minggu2 awal musim dingin tahun ini. Suhu udara belum begitu dingin, makanya sangat nyaman untuk berjogging atau berlari kecil di pagi hari. Udara sangat segar dan menyejukkan pikiran. Sungguh sangat indah gambar ini karena ada temaram sang mentari yang mulai menampakan batang hidungnya.

Dukhan memang jauh dari kota Doha, namun kota ini sangat nyaman untuk ditempati. Jauh dari kebisingan kota. Jauh dari kemacetan. Dukhan City orang menyebutnya walaupun kalau dirasa sebenarnya Dukhan hanyalah sebuah kampung. Proyek konstruksi untuk mempercantik kota dukhan terus berjalan saat ini termasuk pembangunan infrastruktur jalan, perumahan karyawan, sarana rekreasi dan penyelesaian komplek perkantoran perusahaan.

Monday, August 03, 2009

Waktu Pulang Segera Tiba



Sayangku....akhirnya saat yang ditunggu kan datang juga. Rasanya sudah tak sabar bertemu dengan hari itu. Dimana kita bisa saling berbagi rindu dan kangen. Sudah hampir 5 bulan kita berpisah jarak yang sangat jauh. Terpisahkan oleh daratan dan lautan. Dengan perbedaan iklim dan suhu, sangat berat bagi kita sebenarnya.

Sayangku...Abi sangat berterima kasih karena kamu telah menggantikan posisi abi untuk waktu yang tidak terbilang sementara sebagai kepala rumah tangga. Abi hanya bisa memonitor semuanya dari kejauhan, lewat chat sms ataupun teleponlah kita bisa berbagi. Namun pertemuan muka rasanya masih harus menunggu waktunya tiba.

Sayangku...iniah bagian dari perjuangan hidup yang mesti Abi lalui. Kalau dibilang takdir, ya Abi sendiri gak tahu. Karena itu semua Kehendak Yang Diatas. Kita sama-sama tahu. Orangtua abi sudah mengantarkan abi sampai keluar kota demi untuk menimba ilmu semenjak lulus SMP di tahun 1992. Saat-saat tersebut bukanlah saat yang mudah bagi Abi. Karena sesungguhnya Abi masih sangat membutuhkan kasih sayang dan cinta mereka secara dekat. Namun itulah mungkin bagian takdir hidup yang harus Abi lalui.

Sayang...setelah sekian lama Abi terpisah dengan orangtua, akhirnya tiba untuk berkumpul kembali dengan mereka. Namun bagi Abi saat-saat indah tersebut hanya berlalu selama sekitar 3 tahunan. Disaat tersebut, abi mencapai usia 21 tahun. Usia muda yang masih penuh idealisme dan berbagai rencana untuk menggapai masa depan yang lebih baik tentunya.

Di pertengahan 2008, Abi yang masih berjiwa muda (sekarang juga masih muda ya..heheh) mempunyai cita-cita untuk berpindah dari tempat kerja waktu itu. Abi pengin melakukan perubahan hidup. Pengin mencari pengalaman yang lebih dan ilmu yang lebih banyak "diluar sana".

Sayang....alhamdulillah setelah berkeliling 4 kota kabupaten. Cilacap, Purwokerto, Purbalingga dan Kebumen, akhirnya abi bisa keterima di sebuah rumah sakit swasta di Purwokerto. Dan satu yang membuat abi tak kan pernah melupakan hal ini adalah abi adalah perawat laki-laki pertama disitu. Abi layaknya lelaki terganteng disitu. heheh...karena yang lainnya perempuan sih....

Sayang...sebenarnya perjalan hidup abi tersebut sudah ibu ketahui secara detail..namun rasanya abi pengin mengabadikan di dunia maya ini. Hal ini akan sangat mudah diakses dimanapun kita berada di belahan dunia ini.
Sayang...sudah dulu ya....abi cape nihh

Dukhan 3 august 2009 11.30 waktu qatar

Tuesday, July 21, 2009

Saturday, July 04, 2009

Ketika Cinta Berjauhan



Kisah cinta memang tiada habisnya untuk diceritakan dan dituliskan. Satu kata ini menginspirasi jutaan anak manusia di dunia ini untuk menggubah sebuah lagu, merangkai puisi dan prosa, menulis sebuah novel, membuat sebuah film yang fenomenal dan berbagai kisah kehidupan yang lain yang tak pernah lepas dari urusan cinta ini.

Ketika cinta sudah berakar dalam hati, maka kekuatannya tak bisa dibandingkan dengan kerasnya batu karang di lautan, tak sepadan dengan kokohnya pondasi beton sebuah jembatan ataupun selembut air dilautan. Cinta sebuah kata yang mengandung sejuta makna dan penafsiran. Terkadang anak manusia biasapun pandai bersyair bak pujanggan tatkala hatinya sedang dilanda cinta.

Ketika cinta harus berjauhan, sebuah kondisi yang mesti saya jalani saat ini. Cinta yang terpisahkan oleh jarak. Kami hanya bisa saling pandang lewat tekhnologi dan kecanggihan dunia IT yaitu melalui Web Chat. Lewat sehari tak bisa memandang dan mendengar suara anak-anak dan istri, rasanya sebulan tidak bertemu. Sungguh terkadang rasa kangen dan rindu ini tak tertahankan.

Kisah kerinduan yang berakhir tiap enam bulan sekali. Kenapa begitu? karena di waktu tersebutlah kami bisa saling berkumpul bersama untuk melepas segala rindu dan kangen. Saling berbagi suka dan bahagia dalam pelukan dan rengkuhan kedamaian bersama istri dan anak-anak. Waktu yang tergolong tak sebentar untuk ditunggu, namun kami mesti terus bersabar menunggu hari-hari sampai saatnya tiba.

Kebahagiaan yang tiada tara ketika waktu nya cuti itu tiba. Rasanya lebih senang dibanding dengan saat menerima gaji sekalipun. Kebahagiaan yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Kebersamaan dengan keluarga di negara sendiri. Sebaik-baik atau senikmat-nikmat negara orang tentu lebih nikmat di negara sendiri.

Kepakan sayap burung yang tanpa lelah mengarungi angkasa, untuk menggapai sebuah harapan dan masa depan. Begitupun saya kini yang sedang mengais rezeki di negeri orang. Di negeri tempat "oryx" sebuah binatang khas negeri ini. Negeri ini disebut Qatar. Negeri tempat banyak orang mengadu nasib dari berbagai belahan bumi, dari barat sampai ke timur. Dari Amerika sampai Indonesia, dari Utara sampai selatan, dari UK sampai NZ.

Kaki ini terus melangkah tuk gapai masa depan yang gemilang, tuk gapai kebahagiaan anak-anak di masa mendatang. Ku korbankan diriku berpisah dengan mereka, kukorbankan cinta ini untuk kebahagiaan kami. Insya Alloh, semoga Alloh memberikan jalan terbaik buat keluarga kami, sehingga satu saat nanti kami bisa berkumpul kembali tanpa ada lagi Ketika Cinta Berjauhan.

Hari ini berjalan terasa lambat. Habis pulang dinas malam, damai rasanya ketika istri dan anak-anak menanti di rumah. Walau mesti kita butuh waktu untuk beristirahat, namun akan lebih bermakna ketika keluarga menanti dengan gembira kedatanganku di rumah. Namun apalah dayaku saat ini, keluargaku tinggal jauh di daratan Indonesia tercinta. Semoga mereka di sana memang berasa bahagia tanpa kurang suatu apa. Istriku, kekasih hatiku semoga kau dalam keadaan sehat tanpa kurang suatu apa.

Matapun sulit terpejam. Walau kucoba rebahkan tubuh ini di pembaringan namun pikiran ini terus melayang jauh ke angkasa mencoba menembus batas cakrawala. Mencoba terus menemukan kedekatan dengan kekasih hati dan buah hati di ujung dunia sana. Istri dan anak-anakku sayang, maafkan abi mu yang tak bisa menemani di kedekatan posisi. Abi mu hanya bisa menemani di kedekatan hati saja.

Akhirnya pagi ini kucoba membuka laptop kesayanganku. Kubuka satu website radio indonesia. Kutemukan satu channel radio fm di surabaya, radio sonora namanya. Kebetulan lagu-lagu kenangan era 80-an sedang mengalun dengan merdunya dan mendayu-dayu membawa hati dalam kedamaian. Sayangku...tahukah kau bahwa abi mu ini sangat merindukanmu dan mendambakan kau ada disisiku saat ini bila mungkin.

Sayang, kucoba dekatkan hati dengan Sang Pencipta. Untuk mendapatkan ketenangan hati.

last updated july 5, 2009

Sunday, June 21, 2009

Nadira Tengkurap



Beginilah perjuangan putri kedua kami untuk tengkurap. Melalui tempo perkembangan yang membanggakan tentunya. Ibundanya yang setia memberikan ASI sebagai pendukung nutrisi dan kekebalan baginya juga setia membimbing dalam setiap perkembangan yang mesti dilaluinya. Dari mulai miring, tengkurap, yang nantinya dilanjut dengan merangkak, berjalan dan berlari.

Setiap perubahan dalam masa-masa perkembangan balita adalah masa-masa yang menggemaskan. Masa yang lucu kalau kita perhatikan. Itu semua merupakan gambaran manusia dimasa dimasa dewasa nantinya. Karena setiap perubahan yang dilaluinya sudah pasti memerlukan perjuangan. Ketika dari harus miring, ketika harus tengkurap, ketika harus berbalik dari tengkurap kearah telentang itu semua memerlukan perjuangan yang tiada mudah.

Begitupun manusia dewasa, setiap langkah hidupnya menuju cita-cita yang diidamkan sudah pasti membutuhkan perjuangan yang tiada mudah juga. Kita terkadang gagal untuk mencapai cita-cita. Namun kita semua sadar bahwa kegagalan adalah langkah menuju kesuksesan dimasa datang. Kalau kita tengok ke masa balita, maka kita akan sadar bahwa betapa dulu ketika kita mencoba belajar tengkurap, kita terus berusaha dengan segala rintihan dan menangis mungkin agar kita bisa sukses tengkurap. Namun karena kegigihan kita akhirnya proses tengkurappun di lalui. Setelah tengkurap maka ada proses perkembangan yang lain yang sudah tentu penuh perjuangan dan kesusahan.

Nadira anakku, semoga kau terus tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa dan menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Kau menjadi kebanggaan keluarga kami, Insya Alloh. Senantiasa berbakti kepada orang tua merupakan anugerah terindah bagi kami.


Dukhan, 21 Juni 2009 19.00 Qatar Summer Time

Saturday, June 13, 2009

Karena Ku Sayang Kamu





Seandainya kau ada disini denganku
Mungkin ’ku tak sendiri
Bayanganmu yg selalu menemaniku
Hiasi malam sepiku
Ku ingin bersama dirimu

reff:
Ku tak akan pernah berpaling darimu
Walau kini kau jauh dariku
‘Kan slalu kunanti
Karena kusayang kamu

Hati ini selalu memanggil namamu
Dengarlah melatiku
Kuberjanji hanyalah untukmu cintaku
Takkan pernah ada yg lain

Adakah rindu di hatimu
Seperti rindu yg kurasa
Sanggupkah kuterus terlena
Tanpamu di sisiku
Kukan selalu menantimu


Judul artikel ini adalah judul sebuah lagu yang ditenarkan oleh kelompok musik DYGTA. Group musik Indonesia ini dirilis sekitar tahun 2000-2001. Waktu itu istriku sangat menggandrungi lagu ini. Saya nggak tahu kenapa dia sampe begitu senangnya ketika lagu ini diputar. Mungkin waktu itu dia memang sedang dimabuk asmara dan cinta. Dia begitu menyayangi kekasih hatinya. Namun disisi lain kekasih hatinya belum mengerti sepenuhnya apa artinya cinta dan sayang.

Hari dan waktu terus bergulir. Mengganti masa yang terus berubah. Usia kita semakin hari semakin tua. Semakin dekat dengan ajal. Semakin dekat pula dengan ketuaan. Semoga dengan mengingat lagu ini, kita semakin sadar. Tidak hanya manusia yang kita sayangi. Namun kita juga harus menyayangi Sang Maha Pencipta dengan cara menjalankan apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarangNYA. Seperti termaktub dalam Kitab Suci Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW.

Istriku yang selalu setia dan menyayangiku. Terima kasih atas segala cinta dan kesetiaanmu. Sayang, karenamu aku menjadi semakin mengerti akan makna romantisme dalam berumahtangga. Semakin memaknai cinta dan kasih sayang dalam menjalani hidup ini. Semoga kebersamaan kita akan langgeng. Cinta terkadang tidak bisa diungkapkan dengan beribu bahasa, cinta sejati adalah cinta yang berakar di kedalaman hati.

Dukhan, 12 June 2009 at 22.10 Qatar Time

Monday, June 08, 2009

Menunggu Waktu



Waktu terasa berjalan lama, 3 bulan lagi aku harus menunggu. Saat dimana aku bisa berkumpul dengan keluargaku. Saat aku bisa bercanda ria dengan anak-anakku yang membanggakan. Anak-anak yang manjadi harapan masa depan.

Namun aku mesti bersabar menunggu waktu itu datang. Terkadang ingin rasanya kuputuskan kubawa keluargaku ke tempatku kerja sekarang. Namun terkadang keputusan itu menjadi keraguan. Karena ada alasan lain yang lebih penting.

Jarak yang memisahkan menimbulkan perasaan kangen diantara kami. Sehari saja tidak menatap wajahnya (walau lewat webcam) atau mendengar suaranya (lewat telpon) ataupun menerima kabarnya (lewat sms), sungguh rindu redam hati ini. Kekasih hatiku....tunggulah aku pulang tuk berkumpul berbagi suka dan ceria. Bercerita tentang kehidupan. Belajar memaknai arti hidup bersama tanpa prasangka.

Semoga kita selalu bersyukur pada Ilahi. Senantiasa sadar bahwa kita hanyalah manusia biasa yang tak pernah luput dari salah dan dosa. Mahluk yang rapuh, mahluk yang masih bisa menangis, mengeluh, mengumpat dan berprasangka buruk pada orang lain. Ya Alloh semoga Engkau tunjukkan jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang mendapat petunjuk dariMU.


Dukhan, 21 Juni 2009 19.15 Qatar Summer Time