Photo credit by Media Indonesia |
Podho njaluk benere dewe
Photo credit by Media Indonesia |
Makna Hitungan bahasa jawa!
Penulis: Anonim
Dalam bahasa Indonesia urutan bilangan diucapkan :
Dua Puluh Satu,
Dua Puluh Dua,...s/d
Dua Puluh Sembilan.
Dalam bhs Jawa tidak diberi nama Rongpuluh Siji,
Rongpuluh Loro, dst; melainkan
Selikur,
Rolikur,...s/d
Songo Likur.
Di sini terdapat satuan LIKUR
Yang merupakan kependekan dari LIngguh KURsi, artinya duduk di kursi.
Pada usia 21-29 itulah pada umumnya manusia mendapatkan “TEMPAT DUDUKNYA”, pekerjaannya, profesi yang akan ditekuni dalam kehidupannya; apakah sebagai Pengusaha, Pegawai, Pedagang, Seniman, Penulis dan lain sebagainya.
Namun ada penyimpangan di atas penyimpangan tadi.
Bilangan 25 tidak disebut sebagai LIMANG LIKUR, melainkan SELAWE.
SELAWE = (SEneng-senenge LAnang lan WEdok).
Puncak asmaranya laki-laki dan perempuan, yang ditandai oleh pernikahan.
Maka pada usia tersebut pada umumnya orang menikah (dadi manten).
Bilangan selanjutnya sesuai dengan pola :
Telung Puluh,
Telung Puluh Siji,
Telung Puluh Loro, dst.
Tapi ada penyimpangan lagi nanti pada bilangan 50.
Setelah Sepuluh,
Rongpuluh,
Telung Puluh,
Patang puluh,
mestinya Limang Puluh.
Tapi 50 diucapkan menjadi SEKET.
Pasti ada sesuatu di sini...
SEKET (SEneng KEthonan : suka memakai Kethu/tutup kepala topi/kopiah). Tanda Usia semakin lanjut, tutup kepala bisa utk menutup botak atau rambut yg memutih karena semirnya habis...😊
Di sisi lain bisa juga Kopiah atau tutup kepala melambangkan orang yang seharusnya sdh lebih taat beribadah...!
Pada usia 50 th mestinya seseorang seharusnya lebih memperbanyak ibadahnya dan lebih berbagi.
Setelah sejak umur 25 bekerja keras mencari kekayaan untuk kehidupan dunia, sekitar 25 tahun (hingga usia 50 tahun). Selanjutntnya pada usia 50 perbanyaklah ibadah, untuk bekal memasuki kehidupan akherat yg kekal dan abadi...!
Dan kemudian masih ada satu bilangan lagi, yaitu 60, yang namanya menyimpang dari pola, bukan Enem Puluh melainkan SEWIDAK atau SUWIDAK.
SEWIDAK (SEjatine WIs wayahe tinDAK).
Artinya : sesungguhnya sudah saatnya pergi. Sudah matang...
Hrs sdh siap dipanggil menghadap Allah SWT...
(siapkah kita kalau hari ini tiba-2 kita dipanggil untuk menghadap-NYA)... ?
Semoga bermanfaat smoga tetap sehat semangat walau meh SWIDAK 😊
Monggo di resapi filosofi bilangan jowo niki. Matursuwun sanget
30/01/2016 tercatat sebagai puncak musim dingin tahun ini. Suhu udara sempat turun 5.9°C di Messaeed. Rata-rata wilayah lain berkisar 8-11°C.
Taman menjadi salah satu tempat yang nyaman untuk bercengkerama bersama keluarga, sahabat ataupun tetangga di luar rumah. Menikmati udara segar. Menikmati keindahan ciptaan Sang Maha Pencipta.
Penat sehari-hari tak pernah usai. Permasalahan demi permasalahan datang silih berganti. Menguras banyak energi dan emosi.
Pergi ke taman akan menemukan suasana berbeda. Menyegarkan kembali pikiran yang penuh masalah. Menambah energi dan semangat baru.
Bertahun-tahun tinggal di Qatar, baru sempat menjepret masjid-masjidnya yang bertebaran dimana-mana. Kali ini saya menyempatkan waktu ditengah terpaan hawa dingin dengan suhu berkisar 9-12 derajat, tepatnya di Dukhan. Uadem rek!
Warna cat nya didominasi warna krem. Mengimbangi warna gurun pasir tentunya.
Masjid-masjidnya rata-rata memiliki ruangan terpisah untuk tempat sholat jamaah wanita. Jadi tak seperti masjid-masjid di Indonesia yang biasa memakai sekat untuk memisahkan jamaah laki-laki dan perempuan.
Tempat wudhunya ada tempat untuk wudhu sambil duduk. Di beberapa masjid sudah menggunakan kran air yang airnya akan mengalir ketika sensor mendeteksi gerakan tangan. Ada yang airnya akan berhenti sendiri setelah beberapa detik mengalir. Intinya untuk menggunakan air wudhu seperlunya, tidak berlebihan.
Dukhan, 29 Januari 2016
@sugengbralink
Learning is never ending. Tak ada batasan waktu menuntut ilmu. Dari buaian hingga ajal menjemput. Terus dan terus belajar. Yang muda, yang remaja, yang dewasa bahkan yang sudah tua.
Alhamdulillah, sudah berjalan beberapa bulan kegiatan memperdalam AlQuran berjalan istiqomah. Ditengah kesibukan kerja dan sosial bermasyarakat, kita masih memberi waktu untuk mendekatkan diri dengan Sang Maha Pencipta melalui jalan menuntut ilmu.
Tiap malam rabu kita belajar tajwid, malam Jum'at kita muroja'ah hafalan juz 'amma bada maghrib, kemudian ba'da isya dilanjut belajar sirah nabawiyah dan sahabat, serta belajar fiqih dan keislaman lainnya. Begitu banyak yang kita dengar, begitu banyak juga yang kita belum tahu. Masha Alloh, memang ilmu begitu luasnya.
Dukhan, 29 Januari 2016
Winter time with 10 degrees Celcius