Minggu ini memasuki minggu kedua di
bulan Februari 2012. Musim dingin masih terus bergelayut di bumi Qatar. Tak
terasa, sudah hampir 4 tahun saya harus rela berpisah dengan istri dan
anak-anak. Berpisah dengan keluarga dan kekasih hati. Kami harus merelakan hati
untuk dipisahkan oleh jarak karena tuntutan pekerjaan.
Terkadang saya sendiri sebagai kepala
rumah tangga merasa bersalah. Tapi bagaimana lagi. Ini sudah menjadi komiteman
kami berdua sebagai orang tua. Kami memutuskan untuk berpisah jarak dan bertemu
hanya 2 kali dalam setahun.
Salah satu hal yang sangat menjadi
perhatian adalah tentang merawat anak-anak. Bagaimanapun anak-anak pasti
membutuhkan bimbingan dan asuhan orang tua. Mereka membutuhkan figur yang bisa
menjadi contoh bagi kehidupannya. Merawat anak bukanlah sesuatu yang gampang
tapi bukan sesuatu yang sulit. Yang penting kita sebagai orang tua harus terus
belajar bagaimana menjadi orang tua yang baik bagi anak-anaknya.
“Dialah Yang menciptakan kamu dari
diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang
kepadanya. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang
ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia
merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya
berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna,
tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.” [QS Al A’raaf:189].
“Katakanlah: "Jika
bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada
Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai
Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang fasik.” [QS At Taubah: 24].
“Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.”
[QS An Nisaa:9].
Merawat anak merupakan tanggung jawab
orang tua, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Sang Pencipta kepada
hambaNya. Anak merupakan cobaan yang diberikan Allah kepada hambaNya. Orangtua
wajib mendidik anak-anaknya ke jalan yang benar. Dengan berbagai permasalahan
yang timbul, kami sebagai sebuah keluarga berusaha terus bersikap positif.
Karena kami yakin bahwa setiap masalah yang hadir termasuk permasalahan
anak-anak merupakan cara Allah menumbuhkan dan mendewasakan kita sebagai orang
tua.
“Dan
ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” [QS Al Anfaal:28].
“Maka janganlah harta benda dan
anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan
(memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan
di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan
kafir.” [ QS At Taubah:55].
“Dan janganlah harta benda dan
anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengadzab
mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka
dalam keadaan kafir.” [QS At Taubah:85].
”Harta dan anak-anak adalah
perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah
lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
[QS Al Kahfi: 46].
Mengisi waktu luang di sela waktu
kerja, minggu ini saya meminjam sebuah buku dari seorang teman kerja. Sebenarnya
saya nggak sengaja meminjam buku tersebut. Kebetulan saja ketika saya main ke
rumahnya dan melihat banyak buku berjajar dalam rak buku, kemudian
membangkitkan minat membaca saya. Tak sungkan saya pun meminjam buku tersebut.
Sebuah buku yang inspiratif bagi orang tua, calon orang tua, guru dan perawat
anak. Judul bukunya adalah “27 Cara Menangani Emosi Anak”. Sebuah buku karya
Kak Dodo dan Kak Imam, terbitan luxima-Depok. Buku ini memasuki cetakan ketiga
pada bulan Desember 2009.
Walaupun saya sebagai kepala rumah
tangga dan berada jauh dari istri dan anak-anak, tapi tetap saja saya adalah
kepala rumah tangga. Alhamdulillah saya dikaruniai istri dan anak-anak yang
insha allah shaliha. Terkadang kita dihadapkan pada permasalahan anak-anak. Anak-anak
terkadang rewel, pemarah, susah diatur, suka menangis, pemalu, penakut dan
permasalahan anak-anak lainnya. Permasalahan tersebut sebenarnya hanya menurut
kita saja sebagai orang tua. Kalau dari sisi anak-anak, sikap-sikap tadi adalah
merupakan cara anak-anak mengekspresikan dirinya. Sebagai orang tua yang baik
hendaknya kita harus bisa memahami dunia anak-anak. Senakal-nakalnya anak,
sesusah-susahnya anak, serewel-rewelnya anak, pada dasarnya bahwa anak-anak
tetaplah anak-anak. Kita tidak bisa memaksakan kepada anak-anak untuk bisa
bersikap seperti orang dewasa. Masa anak-anak adalah masa mengeksplorasi
kehidupan untuk bisa belajar lebih banyak demi kehidupan dimasa datang.
Melalui tulisan ini saya akan
menuliskan beberapa catatan penting dalam buku nya Kak Dodo dan Kak Imam
diatas. Memang tulisan ini tak akan bisa mewakili isi buku itu, tapi paling
tidak ada tips-tips inspiratif yang bisa kita aplikasikan dalam mendidik
anak-anak kita.
Buku yang bagus ini diawali dengan
firman allah QS at-tahrim: 6 yang
artinya “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar dank eras, mereka tidak mendurhakai Allah dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.”
Kak Dodo dan Kak Imam mengutip Steve
Biddulph, seorang pakar anak. Emosi adalah bagian dari sensasi tubuh yang
sangat menonjol dan terasa yang kita rasakan dalam situasi tertentu. Steve
melanjutkan bahwa ada empat emosi dasar yang selalu kita dan anak-anak alami
yaitu marah, takut, sedih, dan gembira.
Berikut tips-tips menangani dan
menyikapi emosi anak-anak dari Kak Dodo dan Kak Imam.
“Cara-cara penanganan yang nyaman
kepada anak-anak adalah mengkombinasikan ketegasan dan kelembuatan kepada anak.
1. Tanyakan langsung
apa yang harus dilakukan ketika terjadi masalah.
2. Setelah anak
melakukan konsekuensi dari perilakunya dan sudah tenang, persilahkan anak untuk
mengambil kesimpulan
3. Berikan ciuman dan
pelukan sebagai tanda bahwa masalah sudah selesai.”
“Sikap malu-malu terbentuk oleh
situasi campuran antara ketidaksengajaan (accident) dan pengkondisian
(conditioning).”
“Agar anak lebih percaya diri
perkenalkan lagu dan puisi. Buatlah karya bersama anak. Lakukan latihan dan
tampilkan di depan orang lain.”
“Dengarlah anak jika sedang bercerita
tanpa memotong pembicaraan, bila sudah berhenti gali lebih dalam ceritanya.”
“Buang belenggu ketika bersama anak,
Lakukan totalisasi gerak sehingga anak tak sungkan lagi bersama kita.”
“Mengobrol saat makan merupakan sarana
efektif sebagai ajang komunikasi, serta alat pemecah belenggu yang cukup
efisien.”
“Mendongeng dijadikan pelajaran untuk
anak berkespresi, memahami karakter, serta mampu memaknai sebuah cerita, ke
depannya anak akan mampu menentukan jalan hidupnya.”
“Dengan olahraga anak akan bergerak,
dengan bergerak anak akan aktif berfikir, dengan aktif berfikir tidak ada lagi
anak yang pendiam, maka di seluruh aktivitasnya otaknya selalu bekerja dan
hidupnya akan lebih semangat.”
“Banyak anak yang datang ke sekolah
dalam kondisi tidak bahagia. Penyebabnya dapat karena banyak orang tua yang
tidak menyadari betapa pentingnya membuat pagi hari ceria agar anak-anak
berbahagia saat di sekolah. Jeritan suara seorang ibu yang membangunkan anaknya
yang kemudian berganti dengan kata-kata omelan yang membosankan membuat pagi
menjadi suram.”
“Bermodalkan cara sederhana dan serius
walaupun hanya beberapa menit saja, kita sesungguhnya mampu meredam tangisan
anak tanpa sedikit pun tekanan dan teriakan dari kita yang justru membuat
mereka takut dan menjauh.”
“Lewat bermain, anak mempelajari
lingkungannya, mendapatkan kesenangan dan penyaluran energy yang berlebih.”
“Tips meredakan tangisan anak:
1. Menjaga saat
menangis, dengan menyingkirkan semua barang-barang yang membuatnya bisa
terluka.
2. Memegangi tubuhnya,
namun tetap membuatnya tidak merasa kesakitan saat dipegang
3. Menjadi pendengar
yang baik saat anak menangis dan regangkan pegangan saat ia sudah tidak
meronta-ronta lagi.
4. Bertanya, kenapa
anak menangis? Saat ia sudah berhenti menangis.”
“Untuk para pendidik dan orang tua,
seringlah memberikan energy positif berupa perkataan atau tindakan yang membuat
anak jadi percaya diri dan tidak memilih menangis. Kata-kata positif adalah
cara yang efektif. Anak-anak percaya apa yang anda katakana kepada mereka.
Anak-anak bertindak sesuai dengan harapan anda. Kalau anda memusatkan perhatian
pada sifat-sifat positif, anda akan membina sifat-sifat positif yang lebih
kuat. Gunakan pujian dan dorongan yang mengajarkan anak-anak untuk menghargai
dirinya sendiri.” Sal Severe, Ph.D, Psikolog dari Cartwright School Distric,
Phoenix Arizona.
“Intinya setiap anak unik dan harus
kita perlakukan secara patut sesuai dengan kekhasan anak.”
“Kegiatan diasingkan ini perlu
dilakukan beberapa kali sampai anak mengerti bahwa menyelesaikan masalah
dengan bicara, tidak dengan marah dan
menggunakan fisik seperti menendang atau memukul.”
“Crossing tidak dilakukan
terus-menerus. Ini merupakan pilihan terakhir, ketika segala alternative sudah
dicoba.”
“Frekuensi kedekatan dan interaksi
orang tua atau guru terhadap anak akan berpengaruh juga pada perilaku anak.”
“Dalam
bergaul anak masih membutuhkan teladan dari orang dewasa. Contoh
perilaku yang sering diperlihatkan langsung kepada mereka, adlaah sarana
efektif untuk mereka belajar bertingkah laku. Jika baik akan berimbas baik,
begitu pun sebaliknya.”
“Memaafkan ternyata menyehatkan.
Ketika kita memaafkan orang lain, perbuatan orang lain yang membuat kita kesal
menjadi menguap dari pikiran kita dan kita menjadi tenang.”
‘Tips memunculkan rasa kasih sayang
kepada anak:
1. Jadikan anak-anak
teman bagi guru-guru sehingga suasana sekolah tercipta hubungan yang sama-sama
saling berbagi dan penuh kasih sayang.
2. Jadilah pendengar
yang baik saat anak-anak berbicara dan pikiran benar-benar terpusat kepada anak
yang sedang berbicara pada gurunya.
3. Menyapa dan
berjabat tangan yang hangat, bahkan sampai memeluknya.
4. Memberikan
pertolongan lebih cepat khususnya saat mereka sakit sehingga mereka lebih
percaya kepada kita.”
“Tips agar anak-anak menurut perintah
orang tua:
1. Sebelum bicara
mengenai aturan, terlebih dahulu lakukan pendekatan personal
2. Dalam menegur,
jangan menggunakan kalimat destruktif
3. Alihkan perhatian
anak pada hal yang lebih menarik dan menantang.”
4. Jangan pernah
memebrikan reward sebelum mengerjakan sesuatu kegiatan, misalnya mengerjakan
PR.
5. Buatlah perjanjian
agar anak terikat dengan orang tua.”
“Otak reptile hanya dapat berpikir dua
hal saja, yaitu melawan atau kabur. Anak dalam keadaan marah tidak akan dapat
untuk merenung.”
“Cara belajar yang efektif untuk anak
adalah dengan mereka secara konkret merasakan, maka mereka akan lakukan. Mereka
lebih melihat teladan daripada kata-kata. Kita juga harus meyakini kemampuan
mereka bahwa sebenarnya anak-anak pun bisa melakukan apa yang bisa kita
lakukan.”
“Tujuan akhir dalam hidup kita adalah
menjadi hamba Allah yang menjadikan Al Qur’an mengatur kehidupannya. Siap
menjalani gaya hidup islami sesuai dengan keyakinannya. Anak-anak perlu dilatih
untuk menjadi hamba Allah yang tanpa tapi dalam menerima semua keputusan
Allah.”
“Tips agar anak lebih mandiri:
1. Usahakan anak untuk
mengambil dan makan sendiri
2. Biarkan anak
memakai sepatu tanpa dibantu
3. Ketika terjatuh dan
menangis jangan langsung digendong
4. Jika bertengkar,
pertemukan kedua anak, lalu dengarkan mereka bercerita sesuai versi mereka
masing-masing.
5. Minta anak untuk
membereskan kembali mainan atau perlengkapan yang telah dipakai.
6. Jika ada kegiatan
yang melibatkan anak secara langsung, seperti menggunting, mengelem, mengecat
dan sebagainya, biarkan anak mencoba sendiri.”
“Sesungguhnya Allah telah membeli
dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk
mereka [QS at Taubah: 111].
Semoga tips-tips ini bisa membantu
penulis dan istri dalam mendidik anak-anak. Semoga tips-tips ini menjadi
keberkahan tulisan Kak Dodo dan Kak Imam dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Bagi
yang masih penasaran dengan tips-tips mengatasi emosi pada anak yang lebih
mendetail, silahkan beli bukunya.
Dukhan, 11 Februari
2012.
by Sugeng Riyadi
[Bralink] for Coretan Cah Bralink [CCB]
Referensi:
1. Kak Dodo & Kak Imam. 2009. 27 Cara Menangani Emosi Anak. Cetakan II. Luxima. Depok, Indonesia.
2. Al Qur'anul Kareem