Lelaki pertama yang ku tatap. Cahaya mataku, pijakan langkahku yang sigap. Bukan sekadar ayah, tapi idola yang tak pernah pudar, Di mataku, engkau adalah cakrawala, luas dan tegar.
Kami tak sering bertukar kata, Petuahmu bukan rangkaian kalimat indah. Namun di setiap tarikan napas dan langkah, Ada hikmah yang terukir, sebuah petuah tanpa celah.
Kau tunjukkan arti kerja keras dari sepasang tangan, Mengajariku berdiri tegak meski badai menerjang.
Diammu lebih berharga dari ribuan wejangan, Karena engkau hidup sebagai contoh, tak perlu berteriak lantang.
Kini, tubuh tegarmu dipeluk sunyi. Langkahmu melambat, sorot mata meredup sepi.
Melihatmu terbaring, hati ini perih tak terperi, Air mata ini jatuh, doa harap segera kau berdiri.
Yaa Allah, Engkau Maha Penyembuh, pemilik segala takdir. Dengarkan ratap pilu dari anak-anak Bapak yang hampir tergelincir.
Kembalikan senyum dan kekuatan di wajah idola kami, Angkatlah sakit Bapak, pulihkan ia seperti sedia kala lagi.
Aku berdiri di sini, Bapak, siap menopang, Hingga badai ini berlalu, hingga pagi datang menjelang.
Engkaulah nahkoda, engkaulah dermaga terakhir, Semoga lekas sembuh,
Bapak. Aku merindukan tanganmu yang kukuh.
Love you Bapak❤️
Qatar, 30/10/2025

No comments:
Post a Comment