Sunday, June 08, 2014

Menggenjot Pedal, Menyibak Kabut dan Menyusur Pagi

Pagi buta, jarum jam menunjukkan pukul 03:15, alarm berbunyi kencang. Rasanya mata masih terasa berat untuk dibuka. Suara azan sudah berkumandang dari si handphone pintar.

Segera saya matikan alarm, beranjak dari peraduan dan menuju kamar mandi. 

Gosok gigi, berwudhu dan bergegas ke masjid untuk jama'ah subuh. Tapi belum lagi usai raka'at kedua, perut ini bergejolak, ada panggilan alam yang tak bisa ditunda lagi. Segera saja saya mundur dari shaf sholat, meluncur ke kost~kost an dan melepas apa yang mengganjal. Hehhe.

Akhirnya, jadilah sholat subuh sendirian di rumah. Walau nggak dapat pahala 27 derajat dari sholat jama'ah, tapi saya masih bersyukur bisa sholat di awal waktu. Dan semoga Allah sudah mencatat langkah saya menuju masjid, walau nggak sampai salam.

Sesuai rencana semalam, pagi ini saya akan menuju Zekreet. Sebuah kawasan perumahan karyawan kontraktor yang berjarak sekitar 10 KM dari Kota Dukhan, kota dimana saya tinggal sekarang. 

Selepas subuh, satu per satu kelengkapan gowes saya cek.

Helm, kartu identitas diri, uang, kaca mata, sepatu ket yang sudah mulai usang, dan biker jersey tentunya.

Selanjutnya pengecekan tekanan ban depan dan belakang. Tekanan ban harus benar~benar bagus agar ringan kayuhannya. Pompa ban portable nggak lupa selalu dibawa untuk berjaga jika tiba~tiba ban kempes di tengah perjalanan. 


Air minum dalam botol. Ya air minum sangat penting untuk mengobati rasa dahaga dan menghilangkan lelah. Jangan sampai dehidrasi dan pingsan gara~gara kehausan! 

Satu botol isi 500 mili liter cukuplah untuk menemani perjalanan gowes sekitar 25 KM pagi ini.

Aplikasi CycleDroid segera saya aktifkan. Aplikasi ini berfungsi untuk mengukur jarak tempuh, kecepatan, waktu, dan berbagai macam detail informasi lainnya seputar kayuhan sepeda. Termasuk juga berapa oksigen yang dikonsumsi, berapa gram lemak yang dibakar, berapa kalori yang dipakai dan map wilayah yang kita lalui. 

Menembus pagi yang masih temaram, kayuh demi kayuh, sampailah saya di Dukhan Highway atau jalan bebas hambatan Dukhan.

Lampu jalanan yang berjajar rapi masih menyal menerangi awal pagi yang masih lumayan gelap. Sesekali saya hentikan sepeda untuk mengambil gambar, sekedar untuk mengabadikan momen. 

Melewati jarak sekitar 5 KM, atau tepatnya di pertengahan antara Kota Dukhan dan Zekreet, nampak kabut tebal mulai turun. Hawa udara menjadi sangat sejuk. 

Gowes..gowes..gowes...sampai juga di tugu selamat datang kota Dukhan. Ada monumen logo perusahaan dan tulisan Welcome to Dukhan City. Selfi..selfie sebentar biar momen tak terlewat untuk direkam. 

Sesekali kendaraan roda empat lewat dengan kecepatan lambat. Maklum lah jarak pandang hanya 10~20 meter saja. Mobil patroli polisi pun sesekali melintas, untuk memastikan semua aman~aman saja di jalan raya. Truck~truck sampah juga berjalan pelan menembus kabut yang belum turun sepenuhnya. 

Beberapa puluh meter menuju Zekreet Brigde, nampak di seberang jalan beberapa truck sedang berhenti di pinggir jalan. Karena apa? Karena saat ini kabut pagi sudah benar~benar turun. Dan jarak pandang kian memendek. 

Nggak sampai satu jam, sampailah saya diatas jembatan Zekreet. Sebuah jembatan yang menghubungkan Zekreet Industrial area dengan kawasan Zekreet Village, Zekreet Arabic School dan Cuban Hospital. 

Kenapa Cuban Hospital? Cuban Hospital adalah sebuah rumah sakit yang semua tenaga kesehatannya didatangkan dari negara Cuba. Baik tenaga medis maupun paramedis. 

Sepeda warna biru yang saya beli sekitar tiga bulan lalu ini terus melaju menyusuri jalanan aspal menuju kembali ke Kota Dukhan. Lagi~lagi sesekali saya lewati sekumpulan kabut yang menutupi jalan dan padang pasir. 

Badan kian berkeringat. Tak luput juga sepedaku yang mulai ditutupi embun pagi. Bulu rambut di tangan pun ikut berembun. Sejuk sekali udara pagi ini. Di jalanan biasa ini, tak satupun kendaraan atau manusia yang saya temui. Jadi sendirian dan sepi. 

Setelah menempuh jarak 26 KM, akhirnnya sampailah kembali ke titik awal acara gowes pagi ini. Rehat sebentar untuk melepas keringat, akhirnya selesai gowes pagi ini. Menyibak kabut dan menyusur pagi di kota Dukhan. Kota yang punya makna kabut atau asap. 

Dukhan, 8 Juni 2014

Wednesday, June 04, 2014

Catatan Kecil, Meneladani Pak Umay

June 4, 2014 at 7:44am

Semalam kami mengaji bersama. Kami kedatangan tamu dari Indonesia. Dipertemukan dengan seorang ulama yang menurut saya luar biasa. Ilmunya berisi tapi beliaunya sangat bersahaja.

Pak Umay, begitu orang menyebutnya dan begitu pula beliau ingin dipanggil atau disebut. Beliau nggak senang jika dipanggil pak ustadz apalagi kyai. Panggil saya Pak Umay saja, ungkap beliau semalam.

Sejak dalam kandungan ibunya yang masih berumur empat bulan, calon bayi Pak Umay ditinggalkan sang Ayah yang meninggal dunia.
Menjadi yatim sejak kecil bukanlah kemauannya. Yatim merupakan pilihan Allah yang akhirnya menjadikan Umay kecil menjalani hidup susah karena kemiskinan. Akan tetapi, kemiskinan tidak menyurutkan niatnya untuk terus belajar dan belajar.

Sepeninggal ayahnya, Ibunda Pak Umay harus merawat anak-anaknya yang masih kecil. Hidup sendirian dengan anak-anak tanpa adanya suami, menjadikan keseharian Ibunda Pak Umay dipenuhi dengan ibadah. Sholat tahajud menjadi amalan rutin disamping sholat lima waktu. Bahkan menurut kisah Pak Umay semalam, ibundanya menghiasi hari-harinya dengan tilawah Alqur-an.

Dalam waktu enam hari, terkadang sudah khatam 30 juz. Sungguh seorang Ibu yang luar biasa. Ditengah lemahnya ekonomi, beliau mengandalkan kekuatan do-a untuk mengasuh dan menjalani kehidupan bersama buah hatinya.

Kisah perjuangan untuk bersekolah Pak Umay bisa kita temui di blog-blog. Bahkan kisah hidupnya pernah ditulis menjadi skripsi mahasiswa sarjana strata satu UIN Jakarta, Khoerudin*. Skripsinya berjudul Peranan KH. Umay Dja'far Shiddiq, MA dalam mengembangkan islam di Jampang Kulon, Sukabumi, yang dirilis pada tahun 2010 lalu.

Hitung-hitungan ekonomi, sangat sulit bagi Umay kecil bisa mendapatkan sekolah yang bagus layaknya keluarga lain. Akan tetapi ada sebuah kisah yang tak bisa dilupakannya, yang akhirnya menjadi penyemangat hidupnya untuk terus menuntut ilmu. Berikut cuplikan tulisan dari skripsi Pak Khoerudin,

Sudah dua bulan tahun pelajaran 1960-1961 berjalan, sepulang mengaji dan menginap di Masjid Bojongwaru, pagi itu ia merasakan hatinya perih tak terperi. Pikirannya melayang jauh, mem­ba­yangkan suasana ketika tak lama lagi anak-anak seusianya beramai-ramai ber­gerombol berjalan kaki menuju sekolah SD Bojong Genteng, yang jaraknya se­kitar dua kilometer dari rumahnya, se­mentara ia hanya bisa memandangi sua­sana itu. Umay kecil sampai mengurut dada, ia merasa sedih, keyatiman dan ke­miskinan serasa telah membedakannya dari yang lainnya. Ibunya tak sanggup memasukkannya ke sekolah.

Entah kenapa, sore harinya sang ibu berpesan, “Nanti malam tidak usah tidur di masjid. Di rumah saja.”
Tanpa berpikir kenapa, ia menjawab, “Ya.”.

Kira-kira pukul tiga dini hari ia di­bangunkan ibunya dan diajaknya ke tikar shalat. Rupanya sang ibu baru saja sele­sai shalat malam. Ternyata ibunya itu juga sedang menangis karena derita hati anak­nya yang ingin sekolah.

Kedua lutut ibunya dipertemukan de­ngan dua lututnya, kemudian sang ibu ber­ujar lirih, “Nak, semua manusia lahir de­ngan rasa ingin mulia. Ada manusia mulia karena kekayaannya, sedangkan kita mis­kin. Orang mulia karena turunan ra­den, sedangkan kita rakyat jelata. Orang mulia karena kerupawanannya, kita biasa-biasa saja. Orang mulia karena ke­pintarannya…maka carilah ilmu, untuk kemuliaanmu…”

Sesaat setelah mengatakan itu, ibu­nya mencium kening si anak, lalu di­pe­luknya di sela-sela isak tangisnya. Ibunya mengakhiri pembicaraannya de­ngan, “Maafin Emak, nggak bisa nyekolahin.”

Umay kecil tak begitu paham apa yang dikatakan ibunya. Dengan terkan­tuk-kantuk ia kembali ke kamarnya, lalu tidur lagi sampai  subuh  tiba.
Selepas Umay shalat Subuh, teringat olehnya sebagian dari ungkapan ibunya tadi malam, “Carilah ilmu, untuk kemulia­anmu…”
Banyak sekali orang yang turut membantu Pak Umay dari SD hingga jenjang pendidikan S3 nya. Nama-nama orangnya pun tak kan pernah lekang oleh waktu. Semalam beliau menyebutnya satu per satu dengan lancar, bahkan hingga berkaca-kaca.

Seorang anak yatim dari pinggiran hutan di Sukabumi ini, akhirnya pulang kembali ke Sukabumi untuk turut membangun desanya, mendidik anak-anak di kampungnya. Kebanyakan anak-anak yatim dan anak-anak yang kurang mampu.

Sebuah Yayasan didirikannya, Darul 'Amal. Yayasan ini mempunyai sekolah dan asrama yang sekaligus pesantren. Muridnya dari mulai TK hingga level SMA. Jumlahnya sudah ribuan. Subhanallah!

Pak Umay adalah juga seorang penghafal alqur'an. Nikmat sekali rasanya bisa mengaji bersama beliau. Penjelasannya tentang ayat-ayat alqur'an yang direfleksikan dalam kehidupan manusia sungguh mudah dicerna. Nama surat dan ayat-ayat dalam alqur'an dipahaminya dengan baik.

Semoga ada saatnya bisa mengaji lagi sama beliau.

Dukhan, 4 Juni 2014
Sugeng Riyadi Bralink

* Khoerudin, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1431H/2010M.

Sunday, November 24, 2013

Menikmati Awal Musim Dingin

Sabtu pagi jam 10 rombongan bujangan lokal menuju ke DWS. Sebuah komplek rekreasi keluarga untuk karyawan yang berada tepat di bibir pantai Dukhan.


Ibu-ibu yang beberapa waktu lalu memenangkan lomba voli, pagi ini sudah siap dengan aneka menu ala Indonesia. 

Ada karedok, oseng tempe campur ikan asin, ayam goreng, kerupuk dan sambal ijo. Hidangan pagi menjelang siang juga dilengkapi dengan ketan dan jahe anget. Pokoke jozz tenan!

Thursday, November 21, 2013

IFF Badminton Cup 2013: Healthy and Fun

Jadwal pertandingan lengkap kualifikasi IFF Badminton Cup 2013

1. Bambang/Gilang vs Rusmin/Dodi
2. Bambang/Gilang vs Syukri/Mudi
3. Bambang/Gilang vs Noor/Budi
4. Rusmin/Dodi vs Noor/Budi
5. Syukri/Mudi vs Rusmin/Dodi
6. Syukri/Mudi vs Noor/Budi
7. Tri/Dwi vs Wowong/Bangun
8. Tri/Dwi vs Rizky/Dian
9. Tri/Dwi vs Ghozali/Slamet
10. Ghozali/Slamet vs Wowong/Bangun
11. Ghozali/Slamet vs Rizky/Dian 12. Rizky/Dian vs Wowong/Bangun 13. Anton/Fauzi vs Yasin/Ravi
14. Anton/Fauzi vs Edy/Bob
15. Anton/Fauzi vs Sugeng/Wisnu
16. Sugeng/Wisnu vs Edy/Bob
17. Sugeng/Wisnu vs Yasin/Ravi
18. Yasin/Ravi vs Edy/Bob 
19. Urip/Hamon vs Agus N/Budi W
20. Urip/Hamon vs Hamdi/Deni N 21. Urip/Hamon vs Heri/Wimpi
22. Heri/Wimpi vs Agus N/Budi W
23. Heri/Wimpi vs Hamdi/Deni N
24. Hamdi/Deni N vs Agus N/Budi W
25. Agung/Ali vs Adi/Andra
26. Agung/Ali vs Kamim/Bahrudin J
27. Agung/Ali vs Beni/Satibi
28. Beni/Satibi vs Adi/Andra
29. Beni/Satibi vs Kamim/Bahrudin J
30. Kamim/Bahrudin J vs Adi/Andra

Selamat Bertanding!
Nggak peduli kelasnya, yang penting datang, Nepok dan Kemringet!

Event Organizers by Mahmudi Cs

Wednesday, October 30, 2013

Menoreh Cita Menggapai Impian

Sebuah ungkapan selamat atas wisuda ners 2013 di Unimus dari dosen dan rekan.

Alhamdulillah ...mimpi kita sdh terwujud untuk membantu keinginan mulia temen Qatar kurang lebih 3 tahun yg lalu. Niatan baik pasti Alloh SWT akan membantu dan itu yg kita yakini dari dulu. Sekali lagi selamat u temen2 qatar yg telah memberi kepercayaan kepada kami untuk meraih mimpi.semoga menjadi berkah. Amin (Fatkhul Mubin)

Congratulation for your graduation ceremony, well done... This is not the end of process but start point to reach your biggest dream(Yuni armiyati)

Aamiin YRA .. bunga mimpi telah mekar .. terima kasih kpd bapak/ibu dosen kami .. kasih sayang yg tak mungkin terbalaskan .. hanya kpd Allah kami berdoa, bersyukur dan tawakal .. bimbingan terus kami butuhkan .. bagaimana kami dpt menebarkan harum bunga mimpi kami ini  "The Desk Story 3" (Daben Suhendi)

The dream came true...
Syukron jaziron all civitas akademi Unimus yg telah menfasilitasi kami utk Menggapai nya.  Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan sebagai amalan Ibadah. Aamiin YRA.(Mahmudi Mastur)


Perasaan baru bbrp saat yg lalu kita teleconference dgn Pak Fatkhul.membicarakan program S1...waktu terasa cepat sekali (Ghozali)

tak terasa sdh skp ners..trimakasih dosen2 unimus...(Aman Mufit)

Terima kasih banyak untuk Civitas Akademika UNIMUS yang telah mengakomodasi mimpi2 temen2 nurses di Qatar hingga mimpi2 itu terwujud.
Mimpi menggapai level Bachelor Science of Nursing (termasuk program profesinya).

Sukses for All(Sugeng Riyadi)

Alhamdulillah...yes...
Terima kasih utk bpk d ibu Dosen d civitas akademika UNIMUS yg sngt kami hormati d cintai..smg ilmu yg didptkn menjadikan kami lbh baik lg..
Congratullation for all of us..(ria budi)

 Alhamdulillahirobbil 'alamiin.. Akhirnya Allah SWT berkenan utk mewujudkan mimpi2 kita 3 tahun yg lalu.. Terima kasih tak terhingga kami haturkan kepada guru2 sejati kami.. Bukan hanya dlm ilmu keperawatan, tetapi juga ilmu kehidupan.. Nasehat,petuah,tauladan dan wejangan yang sangat berkesan dan tertanam dalam hati kami.. Berjuta permohonan maaf kami haturkan jika selama 3 tahun sdh ngeselin, telat kirim tugas.. Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak2 dan ibu2 guru kami dengan pahala berlipat ganda.. Dan ilmu yang kami dapatkan dpt bermanfaat dan lebih berkah.. Amin Ya Robbal 'alamiin(zaenal)

Bapak dan Ibu guru/dosen unimus saya atas nama murid unimus mengucapkan banyak terima kasih,,jazakallah khair,,terima kasih atas segala ilmu  yg telah diberikan kepada kami. Semoga Allah membalasnya dengan beribu-ribu pahala atas keikhlasan Bapak dan Ibu guru. Atas nama pribadi dan keluarga saya mohon maaf apabila banyak  yg kurang berkenan bagi Bapa dan Ibu guru.,(rois)


Alhamdulillah, Skep. Ns terimakasih utk semua. Bapak/ibu dosen, teman2 mahasiswa u. Support, semangat n kerjasamanya.(tri astuti)