Sebuah kebanggaan bagi para penimba ilmu (Santri) di Pondok
Pesantren. Mereka bisa menimba ilmu langsung dengan para Kyai. Mereka bisa
belajar banyak tentang ilmu islam langsung dari sumbernya. Ilmu yang bersanad
ke para ulama-ulama terdahulu, hingga ke junjungan kita Nabi Agung Muhammad
Sholallohu 'Alaihi Wasallam.
Tidak adanya kesempatan untuk mengaji di pondok pesantren bukanlah
hal yang perlu disesali, khususnya bagi saya sendiri yang kini sudah semakin
berumur. Kyai Mustofa Bisri (Gus Mus), Beliau adalah pengasuh pesantren
Raudhotul Tholibin Rembang. Saya ngefans banget dengan beliau. Walau sudah
berusia 60 tahunan, namun beliau masih aktif di sosial media, twitter dan
instagram. Saya pun aktif mengikuti update-update beliau di kedua sosmed
tersebut.
Nah, melalui GusMus Channel di Youtube, saya dan ribuan youtube
viewers lainnya berkesempatan mengaji dengan beliau. Melalui artikel ini saya
akan menuliskan pengajian beliau tentang Hadits Arbain Nawawi. Pengajian
tersebut diunggah ke GusMus Channel sejak tanggal 8 Februari 2018 lalu. Hingga
hari ini 25 September 2018 telah memasuki hadits yang ke-27.
Mari bersama-sama kita niatkan menimba ilmu 40 hadits Rasululullah
dari seorang ulama besar dari bumi Syam, Imam Nawawi Rahimahullah. Dalam
pengajian ini, Gus Mus duduk di lantai, sejajar dengan para santrinya. Para
santri, muda tua duduk bersila, mengelilingi beliau. Berkhidmat mendengarkan
setiap tausiyah yang disampaikan.
Di hadapannya terdapat sebuah meja kecil berkaki pendek, yang
diatasnya dipasang microphone yang siap merekam suara beliau untuk di broadcast
ke youtube secara live streaming. Sehingga kualitas suaranya pun bagus ketika
ditonton oleh ribuan orang dari berbagai penjuru bumi. Termasuk saya yang saat
ini menjadi pekerja migran di Qatar.
Sebagai pembuka majlis, Gus Mus membaca ummul kitab dan sholawat
kepada kanjeng Nabi, yang dilanjutkan dengan do'a.
Kitab Hadits Arbain Nawawi merupakan kitab yang berisi 40 hadits
yang paling populer diantara kitab-kitab arbain lainnya. Ada yang mengumpulkan
hadits-hadits fiqih, hukum dan lainnya. Namun Imam Nawawi mengumpulkan 40
hadits induk yang diambil untuk menetapkan hukum oleh para ulama. Agama Islam
dicari dalilnya, haditsnya ada di hadits arbain an nawawi.
Nama asli Imam Nawawi adalah Yahya (Abu Zakaria) Bin Syarafuddin.
Julukan beliau adalah Muhyiddin. Lahir di Nawa (dekat Damaskus, Suriah).
Gus Mus sendiri pernah berziarah ke makamnya saat sebelum perang suriah
berkecamuk hingga hari ini. Imam Nawawi ini berbeda dengan Imam Nawawi Al
Bantani. Imam Nawawi lahir tahun 631 Hijriyah dan wafat di tahun 676 Hijriyah.
Wafat di usia 45 tahun. Usianya pendek, namun kitabnya banyak sekali. Satu
diantaranya adalah kitab arbain nawawi.
Muqoddimah Arbain Nawawi dibacakan. Memuji Nama Allah dan RasulNya.
Mu'jizat Qu'ran yang ada hingga kini. Keistimewaan Rasululullah, diantaranya
Jawami'ul kalim, perkataannya pendek namun berisi. Hadits-hadits dalam kitab
ini sedikit tapi diurai ke berbagai bidang, fiqih, dan lainnya. Keistimewaan
lainnya adalah Samakhatuddin, agama yang kepenak.
Samakha, nggak petenthengan (bhs jawa). Agama yang tidak
memberatkan kita. Jika diperintah sesuatu, laksanakan semampunya. Sholat,
bisanya alfatihah, fatihah saja, kasil sembahyange. Sholat bisanya allohu
akbar, allohu akbar saja. Pelafalan 'ain, karena terbiasa dengan huruf jawa,
maka dibaca 'ng. Alhamdulillahirobbil 'ngalamiin. Ya tetap dapat sholatnya.
Usai memuji Allah dan bersholawat atas RasulNya. Diriwayatkan oleh
Sayyidina Ali Bin Abi Tholib, Abdullan Bin Mas'ud, Muadz Bin Jabbal, Abi Darda,
Ibnu Umar, Ibn Abbas, Anas Bin Malik, Abi Hurairah, Abi Sai'd Al Khudry dengan
banyak jalan, dengan riwayat bermacam-macam. Redaksinya bermacam-macam, tapi
mirip-mirip.
Rasulullah berkata, "Siapa diantara umatku yang hafal 40 hadits
dari urusan agamanya maka Allah membangkitkannya di surga dengan para ahli
fiqih dan para ulama".
Di riwayat lain, redaksinya bukan dengan para ahli fiqih dan para
ulama, melainkan membangkitkannya sebagai faqihan (ahli fiqih) dan 'aliman
('alim).
Riwayat Abi Darda, ...............syafian (menyafa'ati) dan
syahidan (menyaksikan).
Riwayat Ibnu Mas'ud, .............masuklah dari 6 pintu surga yang
diinginkan.
Riwayat Ibnu Ummar, ..............ditulis di dalam kelompok orang
alim dan kelompok syuhada.
Gus Mus berpesan, hafalkan 1 hadits 1 hari, 40 hari hafal.
Apalagi, kalau sehari 2, maka 20 hari hafal. Istilah di Indonesia sebenarnya
salah kaprah. Huffadz sebenarnya istilah ahli hadits. Untuk penghafal Qur'an
itu seharusnya Hamilul Qur'an atau Hamalatul Quran (jamak).
Sepakat ahli-ahli hadits, bahwa hadits tersebut adalah hadits
dhoif. Walaupun banyak jalan riwayatnya hadits. Shohih maupun dhoif itu berkaitan
dengan riwayat, bukan nash nya hadits. Jadi jika ada yang dhoif, bukan lemah
secara materi, namun lemah secara perawinya.
Syarat-syarat perawi yang paling ketat itu diterapkan oleh Imam
Bukhari. Assahul Kutub Ba'dal Quran (Kitab paling shahih setelah Quran). Siapa
pembawa hadits yang bisa dipercaya. Sangat ketat. Bukan hanya hafalannya,
kejujurannya, tapi akhlak juga menjadi syarat.
Dalam sebuah riwayat, Imam Bukhari berkilo-kilo pernah mendatangi
suatu tempat untuk mencari perawau hadits, orang tersebut sedang melakukan
perbuatan sia-sia (dicontohkan sedang main burung merpati dan berludah ke arah
kiblat), maka beliau pun tidak jadi mengambil perawi tersebut. Walaupun
sebagian besar perawinya bagus, tapi ada satu perawi yang tidak memenuhi
kriteria, maka hadits tersebut menjadi dhaif. Hadits dhoif boleh dipakai untuk
fadhoil a'mal.
Banyak sekali ulama yang mengumpulkan 40 hadits ke dalam kitab.
Ulama-ulama yang pernah menyusun kitab 40 hadits diantaranya:
1. Abdullah Ibn Mubarak, beliau yang pertama kali.
2. Muhammad Bin Aslam At Tusi, al alimul rabbani, orang yang alim.
ahli sufi.
3. Hasan Ibn Sufyan An Nasai
4. Abu Bakr Al Ajuri
5. Abu Bakr Muhammad Ibn Ibrahim Asbahani
6. Daruquthni
7. Hakim
8. Abu Nua'im
9. Abu Abdillah
10. Abu Abdirrahman As Sulami
11. Abu Sa'id Al Malini
12. Abu Usman As Shobuni
13. Abdullah Ibn Muhammad Al Anshori
14. Abu Bakr Al Baihaqi
dan banyak lagi. Ulama-ulama terdahulu hingga ulama masa kini.
Bersambung....
No comments:
Post a Comment