Memang satu kondisi yang tidak diinginkan. Permasalahan ini tidak seharusnya terjadi di lokasi rig. Kita seharusnya berkonsentrasi menangani bagaimana agar pengeboran berjalan lancar dan mendapatkan apa yang telah diprediksi yaitu gas. namun
ceritanya berbeda. Permasalahan timbul tatkala Ikatan Pekerja Pribumi Papua / PLIA melakukan pemasangan Palang adat di lokasi rig ensco-1 pada tgl 23 Juni 2007. Dipimpin langsung oleh Bp. Jan Waromi selaku ketua PLIA, telah dipasang 4 palang adat di belakang rig floor, di samping kanan rig, di depan Vdoor dan di landing boat atau pintu gerbang rig bagian depan. Mereka meminta juga untuk menyetop kegiatan drilling sore itu. Namun 25 Juni 2007, Pemda Raja Ampat sebagai yang punya wilayah merasa tidak dihargai alias wibawa pemerintah dilecehkan. Tidak seharusnya mereka bertindak seperti ini. Hal ini seharusnya bisa diselesaikan bersama di Pemda Raja Ampat.
Mereka rombongan Pemda yang diwakili oleh Bp. Steven selaku pemegang mandat dari wakil Bupati Raja Ampat bersama Camat Samate, Babinsa, Kades Sakabu, Tokoh adat Sorong, Tokoh adat salawati dan Bp Francis selaku wakil PLIA disertai juga Bp Badarudin selaku HUMAS Pearl OIl. Siang itu tepat jam 13.00 mereka melakukan pencabutan palang adat yang sebelumnya telah dikomunikasikan dengan Bp Jan Waromi melalui telepon. Setelah selesai pencabutan palang, sekitar jam 14.30 operasi pengeboran berlanjut.
Lagi-lagi bermasalah. 26 Juni 2007 saat crew change, terjadi pemalangan lagi di jetty sorong. Crew rig yang baru datang tidak diperbolehkan naik rig. mendengar berita itu, OIM Richard Smart memutuskan menyetop kembali kegiatan pengeboran di ensco-1 sambil menunggu kondisi aman dan semua orang senang dengan adanya pengeboran ini.
Kita tunggu apa yang akan terjadi selanjutnya....
Semoga aman aman saja dan pulang bertemu keluarga dengan wajah gembira serta ceria.
26 Juni 2007 jam 23.52
Cilipgo 1
No comments:
Post a Comment