Judul tulisan terkesan aneh kali ya. La wong harga minyak naik kok ayem-ayem aja. Harga minyak naik YES, Demonstrasi NO!...itulah sebuah kesimpulan saya sendiri yang saat ini sedang bekerja di negara yang kaya akan gas dan minyak. Dimana semua ini bisa terjadi???
Jawabannya adalah Qatar. Di negara yaang berjumlah penduduk sekitar 2 jutaan, harga minyak beranjak naik sekitar 25%. Harga bensin super (oktan 97) yang tadinya 0.8 QAR (qatar real) atau 80 dirham menjadi 1 QAR. Sedangkan harga premium dari 0.7 QAR menjadi 0.86 QAR.
The price of petrol and diesel has risen to more than 25 per cent in Qatar on Sunday.
The new prices are set at QR1 (Dh1.1) per liter for 'Super 97 octane', while 'premium' petrol costs 85 dirham (Dh0.86) per liter.
Diesel will cost QR1 per liter, while the price of kerosene has increased to 80 dirham a liter, according to Qatari English daily The Peninsula. (http://gulfnews.com/news/gulf/qatar/resentment-as-fuel-price-goes-up-in-qatar-1.750868)
Demikian catatan sejarah kenaikan harga bensin di qatar. semoga tidak diikuti kenaikan harga barang-barang lainnya.
Sunday, January 23, 2011
Saturday, January 08, 2011
Persyaratan dan Prosedur Pendaftaran Haji Reguler Siskohat Online
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama No. 6 Tahun 2010
Syarat :
1. FC KTP yang masih berlaku sebanyak 6 lembar.
2. Photo terbaru berwarna ukuran 3x4 sebanyak 8 lembar, latar belakang putih, tidak berkacamata, tidak berpakaian dinas atau beratribut.
3. FC surat pemeriksaan kesehatan dari Puskesmas setempat sebanyak 1 lembar.
4. FC Kartu Keluarga sebanyak 3 lembar.
5. FC (pilih salah satu) dari : akte kelahiran, surat kenal lahir, akte nikah atau ijazah sebanyak 3 lembar.
6. Apabila syarat no. 5 tidak punya dapat diganti dengan surat keterangan dari Camat setempat tentang nama orang tua dan tempat tanggal lahir calon pendaftar.
7. Memiliki tabungan haji pada Bank BPS BPIH yang sudah mencapai Rp. 25.000.000,- dengan menunjukkan buku tabungan haji saat mendaftar. (Bank BPS BPIH : BRI, BNI, Bank Mandiri, BSM/Bank Syariah Mandiri, BMI/Bank Muamalat)
Prosedur :
1. Calhaj datang sendiri ke Kankemenag dengan membawa persyaratan poin 1 s.d. 7 seperti di atas.
2. Calhaj mengisi formulir pendaftaran dan cap sidik jari.
3. Calhaj mendapatkan print out Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) yang sudah ditandatangani oleh petugas.
4. Calhaj ke Bank BPS BPIH untuk melakukan setoran awal guna mendapatkan porsi haji.
5. Calhaj mendapatkan bukti setor awal BPIH dari Bank BPS BPIH.
6. Calhaj melapor dan menyetorkan bukti setor awal BPIH lembar 3, 4 dan 5 ke Kankemenag.
Sumber: http://kemenagkabcilacap.blogspot.com/2010/06/persyaratan-dan-prosedur-pendaftaran.html
Syarat :
1. FC KTP yang masih berlaku sebanyak 6 lembar.
2. Photo terbaru berwarna ukuran 3x4 sebanyak 8 lembar, latar belakang putih, tidak berkacamata, tidak berpakaian dinas atau beratribut.
3. FC surat pemeriksaan kesehatan dari Puskesmas setempat sebanyak 1 lembar.
4. FC Kartu Keluarga sebanyak 3 lembar.
5. FC (pilih salah satu) dari : akte kelahiran, surat kenal lahir, akte nikah atau ijazah sebanyak 3 lembar.
6. Apabila syarat no. 5 tidak punya dapat diganti dengan surat keterangan dari Camat setempat tentang nama orang tua dan tempat tanggal lahir calon pendaftar.
7. Memiliki tabungan haji pada Bank BPS BPIH yang sudah mencapai Rp. 25.000.000,- dengan menunjukkan buku tabungan haji saat mendaftar. (Bank BPS BPIH : BRI, BNI, Bank Mandiri, BSM/Bank Syariah Mandiri, BMI/Bank Muamalat)
Prosedur :
1. Calhaj datang sendiri ke Kankemenag dengan membawa persyaratan poin 1 s.d. 7 seperti di atas.
2. Calhaj mengisi formulir pendaftaran dan cap sidik jari.
3. Calhaj mendapatkan print out Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) yang sudah ditandatangani oleh petugas.
4. Calhaj ke Bank BPS BPIH untuk melakukan setoran awal guna mendapatkan porsi haji.
5. Calhaj mendapatkan bukti setor awal BPIH dari Bank BPS BPIH.
6. Calhaj melapor dan menyetorkan bukti setor awal BPIH lembar 3, 4 dan 5 ke Kankemenag.
Sumber: http://kemenagkabcilacap.blogspot.com/2010/06/persyaratan-dan-prosedur-pendaftaran.html
Thursday, January 06, 2011
Membuat Tempe Kala Kepepet
Terkadang ide-ide baru akan muncul dikala kita berada di kondisi kepepet. Sampai-sampai hal ini dituangkan ke dalam sebuah buku "The Power of Kepepet" karangan Bapak Jaya Setiabudi. Saya sendiri belum sempat membaca buku ini. Namun menilik dari judul bukunya saja orang sudah bisa membayangkan apa yang ada didalamnya. Semoga suatu hari saya bisa membacanya. Entah itu beli sendiri atau minjem temen juga bisa kali.
Berkait dengan kepepet ini, saat ini saya sedang tidak di negeri sendiri alias sedang merantau. Kondisi ini yang mengakibatkan kangen akan kampung halaman. Diantaranya ialah kangen akan makanan kampung, salah satunya yaitu TEMPE.
Tempe merupakan makanan fermentasi kedelai. Orang boleh bilang bahwa tempe merupakan makanan kelas menengah ke bawah. Karena kita sering dengar ketika ekonomi sedang lemah, sebagian orang akan bilang "ya nih, makan hanya lauk tahu tempe". Padahal mungkin orang belum banyak tahu, gara-gara tempe bisa menyebabkan kesuksesan besar. Rustono salah satunya. Dia adalah pemuda asli grobogan yang sekarang menetap di Jepang. Setelah puluhan tahun menggeluti usaha tempenya akhirnya dia dinobatkan sebagai Raja Tempe di Negeri Matahari Terbit (Rustono Tempeh).
Lepas dari perbincangan mengenai asal usul tempe dan prestasi yang bisa diraih dari hanya sekitar makanan tempe. Kali ini saya akan mencoba menguraikan tahap-tahap cara membuat tempe. Saya sendiripun terinspirasi oleh temen-temen saya sebelumnya yang membuat tempe malah memperdagangkan. Saya termasuk salah satu pelanggan setianya. Namun karena alasan kepepet inilah, akhirnya saya mencoba browsing di internet dan ternyata banyak cara dan akal untuk membuat tempe ini.
Kesuksesan terkadang harus dibayar dengan kegagalan terlebih dahulu. begitu pula dengan saya saat membuat tempe ini. Saya sempat gagal selama tiga kali berturut-turut yang mengakibatkan saya sedikit frustasi. Kenapa ya kok nggak jadi jadi. Kurang apalagi, dalam batin saya. Namun keinginan besar saya untuk sukses membuat tempe terus ada dalam benak pikiran saya. Saya masih ingat, Thomas Alfa Edison saja sampe gagal 99 kali sebelum dia sukses menemukan teknologi Listrik. Berangkat dari sini kuputuskan melanjutkan "proyek" membuat tempe ini.
Alhamdulillah percobaan ke empat membuahkan hasil. Kedelai yang saya olah bisa berubah menjadi tempe. Hal ini tak lepas dari hasil usaha mencari informasi sana sini. Mau lewat internet atau nanya ke temen yang kebetulan sudah pengalaman disini. Yang dari internet, salah satunya saya melihat video Kang Dono Widiatmoko (warga indonesia yang tinggal di belgia)
Berikut tahap-tahap membuat tempe ala saya. Pertama adalah kita kumpulkan bahan-bahan membuat tempe.
1. Kedelai
2. Ragi khusus tempe
3. Plastik pembungkus
4. Wadah untuk merebus beserta irus untuk mengaduk aduk
5. Wadah untuk meniriskan
6. Stapler kalau perlu untuk menjepit plastik pembungkus tempe
7. Kompor untuk merebus kedelai
Berikut tahap membuatnya:
1. Rebus 1/5 kg kedelai dalam wadah yang bersih selama kurang lebih 12 jam atau semalam
2. Kita bisa buang air rendaman tiap 4-5 jam agar kedelai bersih
3. Rebus kedelai diatas kompor selama kurang lebih 15 menit
4. Kupas kulit kedelai dengan cara meremas-remas kedelai, setelah kulit terkelupas kemudian kita tambahkan air dan kita buang kulit kedelai yang mengambang sampai bersih.
5. Rebus kedelai diatas kompor selama 1 sampai 1.5 jam
6. Tiriskan kedelai dalam wadah khusus
7. Kemudian kita sangrai dengan wadah yang tadi untuk merebus diatas kompor sampai kedelai menjadi kering artinya tidak banyak kandungan airnya (tapi hati hati jangan sampe gosong)
8. Biarkan kedelai yang sudah disangrai sampai kondisi menjadi dingin (sekitar 15-30 menit)
9. Campur kedelai dengan 1/4 sendok teh ragi tempe diaduk-aduk sampai rata dan tambahkan juga 1/4 sendok teh tepung tapioka kemudian aduk sampe rata
10. Kemas kedelai kedalam platik yang sudah disiapkan dan steples ujungnya
11. Taruh kedelai yang sudah dibungkus diruangan yang hangat. Kita bisa taruh didalam kardus dan atasnya kita tutup pake kertas koran bekas.
12. Hasilnya bisa dilihat dalam gambar dan selamat mencoba makanan hasil karya sendiri.
6 Jam setelah dibungkus
18 Jam setelah dibungkus
24 Jam setelah dibungkus
36 Jam setelah dibungkus
Dukhan, 6 Januari 2011
During winter season
Berkait dengan kepepet ini, saat ini saya sedang tidak di negeri sendiri alias sedang merantau. Kondisi ini yang mengakibatkan kangen akan kampung halaman. Diantaranya ialah kangen akan makanan kampung, salah satunya yaitu TEMPE.
Tempe merupakan makanan fermentasi kedelai. Orang boleh bilang bahwa tempe merupakan makanan kelas menengah ke bawah. Karena kita sering dengar ketika ekonomi sedang lemah, sebagian orang akan bilang "ya nih, makan hanya lauk tahu tempe". Padahal mungkin orang belum banyak tahu, gara-gara tempe bisa menyebabkan kesuksesan besar. Rustono salah satunya. Dia adalah pemuda asli grobogan yang sekarang menetap di Jepang. Setelah puluhan tahun menggeluti usaha tempenya akhirnya dia dinobatkan sebagai Raja Tempe di Negeri Matahari Terbit (Rustono Tempeh).
Lepas dari perbincangan mengenai asal usul tempe dan prestasi yang bisa diraih dari hanya sekitar makanan tempe. Kali ini saya akan mencoba menguraikan tahap-tahap cara membuat tempe. Saya sendiripun terinspirasi oleh temen-temen saya sebelumnya yang membuat tempe malah memperdagangkan. Saya termasuk salah satu pelanggan setianya. Namun karena alasan kepepet inilah, akhirnya saya mencoba browsing di internet dan ternyata banyak cara dan akal untuk membuat tempe ini.
Kesuksesan terkadang harus dibayar dengan kegagalan terlebih dahulu. begitu pula dengan saya saat membuat tempe ini. Saya sempat gagal selama tiga kali berturut-turut yang mengakibatkan saya sedikit frustasi. Kenapa ya kok nggak jadi jadi. Kurang apalagi, dalam batin saya. Namun keinginan besar saya untuk sukses membuat tempe terus ada dalam benak pikiran saya. Saya masih ingat, Thomas Alfa Edison saja sampe gagal 99 kali sebelum dia sukses menemukan teknologi Listrik. Berangkat dari sini kuputuskan melanjutkan "proyek" membuat tempe ini.
Alhamdulillah percobaan ke empat membuahkan hasil. Kedelai yang saya olah bisa berubah menjadi tempe. Hal ini tak lepas dari hasil usaha mencari informasi sana sini. Mau lewat internet atau nanya ke temen yang kebetulan sudah pengalaman disini. Yang dari internet, salah satunya saya melihat video Kang Dono Widiatmoko (warga indonesia yang tinggal di belgia)
Berikut tahap-tahap membuat tempe ala saya. Pertama adalah kita kumpulkan bahan-bahan membuat tempe.
1. Kedelai
2. Ragi khusus tempe
3. Plastik pembungkus
4. Wadah untuk merebus beserta irus untuk mengaduk aduk
5. Wadah untuk meniriskan
6. Stapler kalau perlu untuk menjepit plastik pembungkus tempe
7. Kompor untuk merebus kedelai
Berikut tahap membuatnya:
1. Rebus 1/5 kg kedelai dalam wadah yang bersih selama kurang lebih 12 jam atau semalam
2. Kita bisa buang air rendaman tiap 4-5 jam agar kedelai bersih
3. Rebus kedelai diatas kompor selama kurang lebih 15 menit
4. Kupas kulit kedelai dengan cara meremas-remas kedelai, setelah kulit terkelupas kemudian kita tambahkan air dan kita buang kulit kedelai yang mengambang sampai bersih.
5. Rebus kedelai diatas kompor selama 1 sampai 1.5 jam
6. Tiriskan kedelai dalam wadah khusus
7. Kemudian kita sangrai dengan wadah yang tadi untuk merebus diatas kompor sampai kedelai menjadi kering artinya tidak banyak kandungan airnya (tapi hati hati jangan sampe gosong)
8. Biarkan kedelai yang sudah disangrai sampai kondisi menjadi dingin (sekitar 15-30 menit)
9. Campur kedelai dengan 1/4 sendok teh ragi tempe diaduk-aduk sampai rata dan tambahkan juga 1/4 sendok teh tepung tapioka kemudian aduk sampe rata
10. Kemas kedelai kedalam platik yang sudah disiapkan dan steples ujungnya
11. Taruh kedelai yang sudah dibungkus diruangan yang hangat. Kita bisa taruh didalam kardus dan atasnya kita tutup pake kertas koran bekas.
12. Hasilnya bisa dilihat dalam gambar dan selamat mencoba makanan hasil karya sendiri.
6 Jam setelah dibungkus
18 Jam setelah dibungkus
24 Jam setelah dibungkus
36 Jam setelah dibungkus
Dukhan, 6 Januari 2011
During winter season
Wednesday, January 05, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)