Oleh Sugeng Riyadi Bralink
Pagi hari sepulang dinas malam di Umm Bab Fire Station, kutaruh tas dan seperangkat alat-alat EMT. Jarum jam menunjukkan angka 06.25 waktu qatar. Kusempatkan merapihkan kamar dan mencuci beberapa potong baju. Maklum bujangan lokal, jadi harus mengerjakan semuanya secara mandiri. Sejak dalam perjalanan pulang dari Umm Bab dengan Transport Facility dari perusahaan, kuniatkan untuk mengayuh sepeda kumbangku mengelilingi kota Dukhan. Ya lumayanlah untuk menguras keringat sambil menjaga kesehatan. Mungkin dengan keringat yang keluar nanti, kalori yang tersisa tidak menjadi tumpukan lemak dan menjadikan tubuh kurang sehat.
"
Jarum jam menuju ke angka 06.40, kemudian aku cek sepeda kumbang yang sebenarnya bukan milikku. Sepeda milik temanku yang berbaik hati meminjamkan kepadaku. Setelah kucoba kayuh, ternyata ban depan sedikit kempes. Balik lagi deh aku. Kuambil pompa ringan berwarna silver, kugenjot pompa dengan sedikit tenaga. Tenaga sisa malam hari, karena belum sarapan pagi. Tapi ya masih mampu mengisi angin di ban depan sepeda kumbangku ini.
Dengan semangat 45 kubawa turun sepedaku ini dari lantai dua flat 222 menuju pelataran sebuah komplek perumahan karyawan perusahaan tempatku bekerja. Suhu udara nggak terlalu panas, ya berkisar 30 derajat celcius. Udara yang terbilang panas kalau berada di daerah tropis, namun kurasakan bahwa udara segini gak terlalu panas karena berada di gurun pasir. Kukayuh sepedaku pelan namun pasti. Posisi gigi sepeda berada di paling tinggi, sebelah kanan di angka 7 atau angka maksimal dan sebelah kiri di angka 3. Keduanya berada diangka maksimal untuk menghasilkan kayuhan maksimal juga. Dan sepedakupun melaju dengan kecepatan sekitar 40 Km/jam. eee...tapi gak tahu pasti lah, karena sepedaku ini kan gak ada odometernya. ya pakai ilmu kiro-kirologi lah..hehehhe.
Kupintasi security gate disamping DOMB. Ini adalah sebuah gedung dimana kantor-kantor managemen perusahaan khususnya untuk kawasan Dukhan. Kulihat seorang security yang kalau gak salah berwajah arab. Tak lupa kusapa dia, dengan salam khas arab ässalamuálaikum, khaif haluk? (ucapan salam sesama muslim, dan menanyakan juga , apa kabar?).
Kupintasi security gate, kukayuh sepedaku smakin kencang menuju kearah Dukhan Beach atau Pantai Dukhan. Jarak sekira 300 meter dari security gate nampak berdiri megah gedung pemadam kebakaran Dukhan atau Fire Station Dukhan yang bercat merah dikombinasi warna krem. Warna merah sebagai lambang api sangat cocok sekali dipakai untuk gedung pemadam ini. Sayup-sayup kudengar seseorang memanggilku dari dalam gedung fire station tersebut. Namun bukan maksud mengacuhkan, aku terus mengayuh sepedaku ini. sekira 500 meter kemudian pantai dukhan sudah nampak sangat indah dengan semilir angin dipagi hari menerpa wajahku.
Sepoi-sepoi angin di pagi hari yang sangat hangat menerpa wajahku yang memakai kaca mata hitam dan kututpi kepalaku dengan topi putih. Ya lumayan untuk sedikit berlindung dari sengatan mentari yang sudah smakin panas. Kulanjutkan menyisiri jalanan didepan Dukhan Water Sports dan berbalik arah ketika sudah berada didepan sebuah gedung meteorologi Dukhan.
Kuputar balik sepeda menuju arah semula dan ketika sampai didepan fire station kudengar lagi seseorang memanggilku dengan suara lantang. Mungkin ada fireman indonesia didalam atau mungkin ada kababayan (panggilan akrab "sahabat" dalam bahasa tagalog). Terpaan angin semakin kencang ketika memutar balik sehingga gigi sepeda kuganti ke gigi yang lebih ringan. walau akhirnya kecepatan sepedaku smakin lambat. tapi tenaga yang dikeluarkan gak begitu melelahkan.
DOMB kulewati kembali dari arah bagian samping sebelah barat. Gedung yang nampak megah sebesar nama besar perusahaan tempatku bekerja ini. sebuah perusahaan minyak milik pemerintah qatar. Taman-taman dipinggir jalan nampak sejuk dipandang mata. Kuliaht juga beberapa orang kontraktor pertamanan sedang bekerja. Tangan-tangan merekalah yang menjadi kepanjangan Tangan Tuhan sehingga tanaman dan bunga-bunga nampak tumbuh segar. Mereka menyirami tanaman dan bunga-bunga setiap hari.
Aku gak tahu lagi sudah berapa kilometer kulewati. Keringat dibadan sudah membasahi baju kaosku. Dengan sisa-sisa semangat, kuterus kayuh sepedaku menelusuri komplek perumahan perusahaan yang dikhususkan bagi karyawan yang membawa keluarganya. Nampak indah berjejer gedung-gedung bercat krem. Sebuah flat berlantai dua, yang berkapasitas 4 keluarga. 2 flat dlantai satu dan dua lagi dilantai 2.
Sesampai disebuah roundabaout besar, kuambil arah kekiri menuju arah Umm Bab. Kurencanakan menuju sebuah kawasan gudang material perusahaan. Ada sebuah jembatan yang nantinya aku ambil arah balik menuju Dukhan.
Alhamdulillah angin tidak kencang menerpa, sehingga sepeda melaju dengan kencang. Kulihat beberapa orang kontraktor sedang bekerja di konstruksi disamping jalan. Jalan yang kulalui ini merupakan jalan besar yang dinamai Dukhan Hihgway. Jalan ini layaknya jalan tol. Jalan yang bebas hambatan. kalau mau diteruskan sampai ujung jalan ini , maka kita bisa sampai ke perbatasan qatar dan saudi arabia. Daerah tersebut dinamai Abu Samra. Namun jarak kearah sana sekitar 100 kilometer. ya sekedar info saja ya...
Sesampai disamping jembatan, kuhentikan laju sepedaku. Dan kusempatkan beristirahat sejenak. Kubasahai tenggorokan dengan air mineral merk "rayyan". Air mineral produk asli qatar. Segar sekali rasa tenggorokanku dan membasahi seluruh urat nadiku. Mak nyesss...dan kusegarkan juga perutku dengan satu buah pir warna hijau. enak pokoke.Kusempatkan kuambil gambarku sendiri dengan smart phone milikku yang hanya berkapasitas 3.2 megapiksel. It's Ok, bisa mengabadikan sebuah perjalanan di pagi hari di awal musim panas.
Singkat cerita akhirnya kukayuh balik sepedaku menuju arah Dukhan. Dengan terpaan angin yang semakin kencang, kuturunkan lagi gigi sepedaku menjadi sangat minimal. menuju angka 2 diposisi kiri dan angka 5 di posisi kanan tanganku. ya lumayan lah dengan terus berputar kayuh kakiku, sepeda tetap berjalan dengan sangat pelannya.
45 menit berlalu sudah, ketelusuri jalan balik disamping kawasan perumahan karyawan yang berkeluarga. Jalan yang sama seperti pas berangkat tadi, Cuman beda arah saja. kupintasi security gate yang sama, dan alhamdulillah tepat sekira jam 07.50 aku nyampe didepan flat ku. Flat nomor 222. Flat yang berdiri megah diantara flat-flat yang lain.
pagi yang indah, terima kasih Tuhan atas nikmatMu hari ini. Aku masih diberi kesehatan. Aku masih diberi kesempatan menikmati karuniaMu yang begitu besar dan membuatku tak sanggup untuk menghitungnya.
Dukhan, 22-5-2010 Summer Time