Wednesday, July 23, 2014

Catatan Kecil, Meneladani Pak Umay

Semalam kami mengaji bersama. Kami kedatangan tamu dari Indonesia. Dipertemukan dengan seorang ulama yang menurut saya luar biasa. Ilmunya berisi tapi beliaunya sangat bersahaja.

Pak Umay, begitu orang menyebutnya dan begitu pula beliau ingin dipanggil atau disebut. Beliau nggak senang jika dipanggil pak ustadz apalagi kyai. Panggil saya Pak Umay saja, ungkap beliau semalam.

Sejak dalam kandungan ibunya yang masih berumur empat bulan, calon bayi Pak Umay ditinggalkan sang Ayah yang meninggal dunia.
Menjadi yatim sejak kecil bukanlah kemauannya. Yatim merupakan pilihan Allah yang akhirnya menjadikan Umay kecil menjalani hidup susah karena kemiskinan. Akan tetapi, kemiskinan tidak menyurutkan niatnya untuk terus belajar dan belajar.

Sepeninggal ayahnya, Ibunda Pak Umay harus merawat anak-anaknya yang masih kecil. Hidup sendirian dengan anak-anak tanpa adanya suami, menjadikan keseharian Ibunda Pak Umay dipenuhi dengan ibadah. Sholat tahajud menjadi amalan rutin disamping sholat lima waktu. Bahkan menurut kisah Pak Umay semalam, ibundanya menghiasi hari-harinya dengan tilawah Alqur-an.

Dalam waktu enam hari, terkadang sudah khatam 30 juz. Sungguh seorang Ibu yang luar biasa. Ditengah lemahnya ekonomi, beliau mengandalkan kekuatan do-a untuk mengasuh dan menjalani kehidupan bersama buah hatinya.

Kisah perjuangan untuk bersekolah Pak Umay bisa kita temui di blog-blog. Bahkan kisah hidupnya pernah ditulis menjadi skripsi mahasiswa sarjana strata satu UIN Jakarta, Khoerudin*. Skripsinya berjudul Peranan KH. Umay Dja'far Shiddiq, MA dalam mengembangkan islam di Jampang Kulon, Sukabumi, yang dirilis pada tahun 2010 lalu.

Hitung-hitungan ekonomi, sangat sulit bagi Umay kecil bisa mendapatkan sekolah yang bagus layaknya keluarga lain. Akan tetapi ada sebuah kisah yang tak bisa dilupakannya, yang akhirnya menjadi penyemangat hidupnya untuk terus menuntut ilmu. Berikut cuplikan tulisan dari skripsi Pak Khoerudin,

Sudah dua bulan tahun pelajaran 1960-1961 berjalan, sepulang mengaji dan menginap di Masjid Bojongwaru, pagi itu ia merasakan hatinya perih tak terperi. Pikirannya melayang jauh, mem­ba­yangkan suasana ketika tak lama lagi anak-anak seusianya beramai-ramai ber­gerombol berjalan kaki menuju sekolah SD Bojong Genteng, yang jaraknya se­kitar dua kilometer dari rumahnya, se­mentara ia hanya bisa memandangi sua­sana itu. Umay kecil sampai mengurut dada, ia merasa sedih, keyatiman dan ke­miskinan serasa telah membedakannya dari yang lainnya. Ibunya tak sanggup memasukkannya ke sekolah.

Entah kenapa, sore harinya sang ibu berpesan, “Nanti malam tidak usah tidur di masjid. Di rumah saja.”
Tanpa berpikir kenapa, ia menjawab, “Ya.”.

Kira-kira pukul tiga dini hari ia di­bangunkan ibunya dan diajaknya ke tikar shalat. Rupanya sang ibu baru saja sele­sai shalat malam. Ternyata ibunya itu juga sedang menangis karena derita hati anak­nya yang ingin sekolah.

Kedua lutut ibunya dipertemukan de­ngan dua lututnya, kemudian sang ibu ber­ujar lirih, “Nak, semua manusia lahir de­ngan rasa ingin mulia. Ada manusia mulia karena kekayaannya, sedangkan kita mis­kin. Orang mulia karena turunan ra­den, sedangkan kita rakyat jelata. Orang mulia karena kerupawanannya, kita biasa-biasa saja. Orang mulia karena ke­pintarannya…maka carilah ilmu, untuk kemuliaanmu…”

Sesaat setelah mengatakan itu, ibu­nya mencium kening si anak, lalu di­pe­luknya di sela-sela isak tangisnya. Ibunya mengakhiri pembicaraannya de­ngan, “Maafin Emak, nggak bisa nyekolahin.”

Umay kecil tak begitu paham apa yang dikatakan ibunya. Dengan terkan­tuk-kantuk ia kembali ke kamarnya, lalu tidur lagi sampai  subuh  tiba.
Selepas Umay shalat Subuh, teringat olehnya sebagian dari ungkapan ibunya tadi malam, “Carilah ilmu, untuk kemulia­anmu…”
Banyak sekali orang yang turut membantu Pak Umay dari SD hingga jenjang pendidikan S3 nya. Nama-nama orangnya pun tak kan pernah lekang oleh waktu. Semalam beliau menyebutnya satu per satu dengan lancar, bahkan hingga berkaca-kaca.

Seorang anak yatim dari pinggiran hutan di Sukabumi ini, akhirnya pulang kembali ke Sukabumi untuk turut membangun desanya, mendidik anak-anak di kampungnya. Kebanyakan anak-anak yatim dan anak-anak yang kurang mampu.

Sebuah Yayasan didirikannya, Darul 'Amal. Yayasan ini mempunyai sekolah dan asrama yang sekaligus pesantren. Muridnya dari mulai TK hingga level SMA. Jumlahnya sudah ribuan. Subhanallah!

Pak Umay adalah juga seorang penghafal alqur'an. Nikmat sekali rasanya bisa mengaji bersama beliau. Penjelasannya tentang ayat-ayat alqur'an yang direfleksikan dalam kehidupan manusia sungguh mudah dicerna. Nama surat dan ayat-ayat dalam alqur'an dipahaminya dengan baik.

Semoga ada saatnya bisa mengaji lagi sama beliau.

Dukhan, 4 Juni 2014
Sugeng Riyadi Bralink

* Khoerudin, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1431H/2010M.


Sumber artikel: FB Sugeng Bralink

5.5 Tahun Usiamu, Menjadi Awal Belajar Puasa Ramadan

Doha - Qatar | Anak kami yang kedua, Nadira Yanri Dukhanina namanya. Memasuki akhir Desember tahun usianya akan genap 6 tahun. Jadi saat ini dia baru menginjak usia 5.5 tahun. Nadira yang periang sudah masuk di bangku TKIT. Diantara teman-temannya, Dira, termasuk anak yang semangat untuk belajar. Jadi jangan heran, walau masih usia TK, dia sudah mulai bisa membaca. Rasa ingin bisanya sangat tinggi!

Maaf! Tulisan ini tidak bermaksud pamer atau apa ya. Tapi hanya merekam jejak kehidupan anak saja. Di usia yang belia, ramadan tahun ini menjadi awal latihan baginya berpuasa.

Hari pertama puasa, Dira ngikuti ibu dan kakaknya makan sahur. Memang sedikit susah ketika dibangunkan. Ya namanya juga masih anak-anak. Hari pertama puasa, akhirnya hanya sampai jam 05.30 saja.

Latihan puasa ini tentu tak seperti puasanya orang yang sudah wajib hukumnya. Latihan puasa bagi Dira lebih kepada proses pembelajaran bagaimana menahan makan dan minum. Memang kalau dipikir kasihan juga. Masih anak-anak harus menahan makan dan minum untuk waktu yang tidak sebentar.

Untuk mencapai kesempurnaan, semua butuh waktu. Begitupun anak kami. Di hari-hari berikutnya makin bertambah durasi tahan lapar dan dahaganya. Di hari kedua, Dira mampu latihan puasa hingga jam 10.30. Sebuah pencapain yang luar biasa!

Dan di hari ketiga, satu hari penuh dapat dilampauinya. Dan hari berganti hari, Dira terus rajin latihan puasa bersama Ibu dan kakaknya. Kalau kakaknya sendiri usianya sudah 8.5 tahun. Sudah nggak malas lagi kalau waktu sahur tiba. Begitu dibangunkan, maka Nasywa langsung bangun dan bergegas menuju meja makan untuk makan sahur.

Walau tak semuanya penuh, alhamdulillah banyak hari-hari yang menjadikan Dira mampu latihan puasa dari azan subuh berkumandang hingga azan maghrib tiba. Menurut saya sebagai bapak kandungnya, ini sebuah perjuangan yang luar biasa. Ini sebuah proses belajar perlu diapresiasi. Tas sekolah pun sudah dipesannya sebagai hadiah untuk Dira yang sudah rajin latihan puasa.

Subhanallah, semoga Allah senantiasa menjagamu Nak. Semoga Allah senantiasa membimbingmu menjadi anak yang cerdas dalam belajar, taat dalam beribadah dan berbakti pada orangtuamu. Aamiin.

Dukhan, 12 Juli 2014



Sumber: FB Sugeng Bralink

13 Hal Penting selama Ramadan 2014 di Qatar


14059447821950355007

@sugengbralink
Dukhan - Qatar | Ramadan adalah bulan suci buat umat Islam di seluruh pelosok dunia. Bulan ini dinantikan kehadirannya sebagai wahana untuk menyucikan diri dan memperbanyak amal ibadah. Tiap Negara mempunyai tradisi sendiri dalam menyambut hadirnya bulan yang penuh hikmah ini. Begitu pun di Qatar.

Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang Ramadan di Qatar. Mungkin saja Anda sedang transit dan punya kesempatan jalan-jalan di Kota Doha, mungkin saja suatu hari nanti Anda turut menjadi seorang TKI seperti saya. Berikut ini yang menjadi catatan saya:

1. Penentuan awal dan akhir Ramadan

Di negeri yang kaya minyak dan gas ini, pemerintah Qatar melalui kementerian agama menentukan awal dan Ramadan dengan cara melihat hilal (bulan sabit) secara langsung. Seluruh warga Negara dan ekspatriat memulai hari pertama puasa dan mengakhirinya secara bersamaan, berbeda dengan di Indonesia, yang terkadang sering berbeda awal dan akhir ramadannya.

2. Perubahan Jam kerja

Selama datangnya bulan Ramadan, jam kerja menjadi berkurang. Dari yang biasanya 8 jam per hari menjadi 5 jam per hari untuk sektor pemerintah, dan 6 jam per hari untuk sektor swasta.

Perkantoran pemerintah buka di siang dan malam hari. Rata-rata perkantoran akan buka pukul 09.00 hingga 12.00 siang hari. Kemudian akan buka kembali pukul 21.00 hingga 24.00. Perubahan jadwal buka kantor terjadi di seluruh sector di antaranya Kantor Layanan Publik di perkotaan (Municipality), Kantor Pos, Kantor polisi, Rumah Sakit, Pusat layanan kesehatan (klinik), Restoran, tak terkecuali jam buka tempat perbelanjaan.

3. Tidak makan sembarangan di luar rumah

Makan dan minum di ruang terbuka selama bulan Ramadan di Qatar menjadi hal yang melanggar hukum. Karena itu, mayoritas restoran akan tutup di siang hari.
Di lingkungan kerja, yang tidak berpuasa akan menghargai yang berpuasa. Jika akan makan atau minum, rata-rata akan mencari ruang tertutup agar tidak mengganggu yang sedang berpuasa. Walaupun disisi lain banyak yang tidak mempermasalahkannya. Bahkan di antara mereka lebih memilih tidak makan selama jam kerja dan memilih makan jika sudah sampai rumah.

4. Siang hari menjadi lebih panjang

Ramadan tahun ini jatuh bertepatan dengan musim panas. Suhu minimum berkisar 30 derajat celcius, sementara suhu tertinggi bisa mencapai 45 derajat. Malam hari akan lebih pendek dibanding siang. Waktu subuh sudah masuk pada jam 03.20, sementara waktu maghrib baru masuk pada jam 18.30. Kisaran rata-rata puasanya menjadi 15 jam. 3 jam lebih lama dibanding puasa di Indonesia yang hanya 12 jam.

5. Kegiatan Sosial

Ramadan adalah bulan peningkatan kualitas ibadah. Boleh dibilang sebagai bulan pesta ibadah, karena pahalanya yang berlipat ganda dibanding bulan-bulan diluar Ramadan. Hikmahnya yang luar biasa dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga social untuk menyelenggarakan buka bersama bagi kaum yang berpendapatan rendah. Ketika Ramadan tiba, banyak kita temui masjid-masjid yang didepannya didirikan tenda-tenda untuk pelaksanaan buka bersama. Mereka tinggal datang saat hendak berbuka, dan semuanya gratis.

6. Kemacetan lalu lintas

Suasana lalu lintas di siang hari relative lancar. Banyaknya perkantoran yang buang di siang hari mengakibatkan jalanan lengang. Kemacetan lalu lintas di kota Doha baru akan terjadi ketika mendekati waktu berbuka. Kendaraan ramai di jalanan menuju restaurant untuk menyantap menu berbuka atau tergesa mengejar waktu agar bisa berbuka bersama keluarga di rumah.

Kemacetan lalu lintas kembali meningkat usai jamaah shalat tarawih. Banyak dari mereka yang ingin menikmati udara luar di malam hari. Maklum lah di siang hari udaranya begitu panas. Suhunya bisa tembus 45 derajat celcius.

Oleh karena itu, berhati-hatilah jika anda berkendara di waktu-waktu menjelang azan maghrib dan waktu selepas tarawih. Bisa jadi banyak kita temui pemobil yang kurang berhati-hati dalam berkendara karena memburu waktu.

7. Kemacetan di Mall

Ternyata kemacetan tak terjadi di jalan raya saja. Di Qatar, mall-mall yang biasanya buka di siang hari lebih lama, di bulan ramadan akan buka hingga waktu subuh. Orang pun ramai di Mall. Bukannya meramaikan masjid untuk i’tikaf, tapi banyak orang yang lebih memilih untuk berbelanja di pusat-pusat perbelanjaan.

8. Hiburan & Tradisi Special

Bertepatan dengan ajang piala dunia 2014, ada beberapa tempat yang mengadakan nonton bareng seperti di Katara, Aspire dan beberapa hotel di Qatar. Di berbagai perusahaan banyak di gelar Ramadan sports turnamen. Turnamen olahraga ini digelar malam hari dengan hadiah yang lumayan.

Kemudian ada dua tradisi yang khusus digelar selama Ramadan yaitu Menyulut Meriam (Fire Cannon). Kegiatan ini biasanya dilaksanakan di Lokasi parkir kantor pos besar Qatar di dekat Corniche dan beberapa lokasi lainnya. Tradisi kedua yaitu Garangao. Sebuah tradisi lama bagi anak-anak yang dilaksanakan pada Ramadan hari ke-14. Kegiatan ini semacam Halloween yang biasa dilaksanakan di negeri Barat. Anak-anak memakai pakaian tradisional yang warna warni. Kemudian anak-anak mengetuk pintu setiap rumah untuk mendapatkan kacang-kacangan dan permen. Tentu sambil menyanyikan lagu Garangao.

9. Menu Makanan Special Ramadan

Enam kali Ramadan, saya amati ada menu-menu khusus yang muncul hanya di bulan Ramadan. Apa itu? Nasi kambing. Nasi ini dinamai nasi makhbus kambing (laham makhbus). Nasi yang dimasak dengan aneka macam rempah-rempah, kemudian dimasak bareng dengan daging kambing. Makanan ini akan disajikan dalam nampan yang besar. Makannya dimakan bersamaan oleh beberapa orang.
Sebagai makanan untuk membatalkan puasa, kurma dan air menjadi pilihan pertama. Selanjutnya ada susu fermentasi (laban), harris (bubur dari kacang-kacangan) dan salona (masakan daging kambing yang dicampur dengan sayur-sayuran).

10.Tidak ada jual beli alcohol

Konsumsi alcohol di Qatar diatur secara hukum. Hanya orang non islam saja yang berhak mendapatkan ijin (license) untuk membeli minuman beralkohol. Tanpa license, tak bisa membeli minuman yang diharamkan dalam islam ini. Khusus bulan Ramadan, penjualan alcohol di Qatar ditutup.

11.Beberapa pembatasan dalam Masjid

Kementerian agama (Awqaf) di Qatar melarang adanya pengumpulan donasi di masjid-masjid tanpa ijin. Ceramah-ceramah agama bisa diselenggarakan jika berijin. Tak terkecuali wakaf alqur’an dan buku-buku keislaman baru bisa dibagikan jika sudah memperoleh ijin dari Awqaf. Anak-anak lebih disarankan untuk tinggal di rumah agar tidak  mengganggu shalat tarawih.

12.Tidak ada THR

Di Indonesia, THR merupakan sesuatu yang banyak ditunggu pembayarannya ketika Ramadan akan berkahir. Tapi lain dengan di Qatar. Di negeri ini tidak ada yang namanya THR.

Para karyawan yang bekerja shift akan mendapatkan jam kerja ekstra. Kalkulasinya begini. Jika diluar Ramadan kerjanya 8 jam, selama Ramadan juga 8 jam. Akan tetapi kelebihan 2 atau 3 jam kerja menjadi jam kerja lembur. Ini artinya para pekerja level biasa dan buruh akan mendapatkan uang tambahan.

Walaupun di Qatar tidak ada uang THR, tapi paling tidak tambahan pembayaran jam lembur itu bisa menjadi pengganti THR ala Indonesia.

13.Musim Panen Kurma

Suhu udara yang kian panas menjadikan buah kurma di pohon menjadi kuning dan matang. Inilah saatnya menikmati buka puasa dengan kurma segar yang baru matang di pohon.

Demikian yang bisa saya share, semoga bermanfaat bagi anda yang akan bepergian di Qatar atau bagi anda yang suatu hari nanti akan menjadi Diaspora Indonesia di Qatar.

Ramadan Kareem & Salam Diaspora!

Dukhan, 21 Juli 2014
Sugeng Bralink (riyadi.sugeng@gmail.com)
Tambahan Bacaan: Dohanews.co dan Qatarliving.com,

Sumber artikel: Kompasiana