Saturday, August 31, 2013

Menikmati Indahnya Kali Klawing dari Jembatan Gantung Sindang, Purbalingga



Purbalingga kian hari terus berbenah. Saya masih teringat ketika tahun 1999 pertama kali memasuki kota Purbalingga. Tak ada yang lebih terkenal dari Goa Lawa ketika kita mendengar nama Purbalingga. Purbalingga waktu itu memang belum banyak dikenal, apalagi terkenal. Purbalingga juga belum menjadi kota tujuan wisata seperti sekarang ini.

Lain dulu lain sekarang. Banyak sekali yang bisa dibanggakan dari Kota Perwira (demikian Purbalingga biasa disebut). Kota kelahiran Jendral Soedirman ini, kini mempunyai banyak destinasi wisata. Ada owabong Bojongsari, Taman reptile Kutasari, Aquarium raksasa Purbayasa, Alun-alun purbalingga, Museum uang Kutasari, Gua Lawa, Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Bendungan Slinga, Jembatan gantung Sindang dan banyak lainnya.

Mengisi liburan mudik lebaran tahun ini, saya sempatkan mengunjungi lokasi jembatan gantung Sindang. Jembatan yang membentang sepanjang 110 meter diatas kali klawing ini, menjadi alternatif jalan-jalan di akhir minggu atau di sore hari menjelang malam.


Jembatan yang awalnya dibangun tahun 1994-1995 ini nyaris ambruk di akhir tahun 2010 karena gerusan arus deras kali klawing. Walau belum selesai 100 persen, tapi jembatan gantung sindang sudah nampak cantik. Dengan cat warna kuning, kegagahan jembatan gantung sindang pun sudah nampak dari kejauhan ketika sepeda motor yang saya naiki menuju ke arah jembatan.

Walaupun bukan tempat wisata, tapi sore itu ada puluhan orang yang sedang berdiri dan berjalan-jalan diatas jembatan gantung sindang. Bahkan kabarnya jembatan yang menghubungkan desa sindang, mrebet dan desa banjaran, bojongsari ini sering digunakan oleh calon pengantin untuk mengambil foto sebelum pernikahan (pra wedding).

Jembatan Sindang memang belum selesai pengerjaannya. Dari sepanjang 110 meter itu, sekitar 30 meter yang baru selesai dipasang papan kayu keras. Sementara sisanya baru dipasang dua papan kayu keras zig-zag dan hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki. Itu pun harus sangat berhati-hati, kalau nggak, bisa terpeleset dan tercebur ke kali klawing.

Nun jauh dibawah sana, aliran kali klawing tak begitu deras. Satu orang penarik ban besar sebagai alat penyebarangan sedang sibuk menyeberangkan beberapa orang. Tak ketinggalan saya bersama istri dan anak-anak turut serta mencoba menaiki ban penyeberangan itu. Ketika ditanya berapa tarifnya sekali seberang, sang penarik ban hanya menjawab “nggih mangga (silahkan), seikhlasnya saja mas”.

Bagi anda yang sedang liburan ke Purbalingga, tidak ada salahnya untuk menengok megahnya Jembatan Sindang di kabupaten Purbalingga. Walaupun belum sempat lewat Jembatan San Fransisco, paling tidak sudah menikmati megahnya karya anak bangsa, Jembatan Gantung Sindang. Enjoy Purbalingga!

Dukhan, 31 Agustus 2013
Sugeng Bralink
riyadi.sugeng@gmail.com





Wednesday, July 31, 2013

#memaknaikehidupan 09

Renungan Dhuha

Terkadang kita bercanda
Terkadang kita tertawa
Terkadang kita bersedih
Terkadang kita menangis

Canda tawa...
Sedih tangis...
Hanyalah sebuah proses kehidupan...

"Kullu nafsin dzaaiqotul maut"
Setiap yang berjiwa itu akan mati

Ketika tahun ini kita masih bisa menikmati ramadan
Belum tentu tahun depan kita bisa menikmatinya kembali

Kalau hari ini kita masih bisa bercanda
Belum tentu esok pagi kita masih bisa tertawa
Kalau hari ini kita bersedih
Belum tentu esok pagi kita masih menangis

Tetaplah semangat menjalani hidup

Jadikan setiap langkah hidup yang kita lalui menjadi sebuah pelajaran kehidupan

Tak ada insan yang sempurna
Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa memberi kontribusi sebanyak2nya buat kemaslahatan umat

Bersyukurlah ketika kita mampu berbagi finansial dengan saudara2 kita yg kurang beruntung
Tapi tidak mengurangi rasa syukur ketika kita masih bisa berbagi hikmah lewat tulisan

Dari aku yang masih terus belajar memaknai hidup dan kehidupan

Wallahua'lam

Kalau Ngga Mau Disakiti, Jangan Menyakiti!

Pagi ini ketika abi sedang jaga malam, tiba2 handphone berdering. Deringnya begitu kencang karena di keheningan 1/3 malam. Jarum jam menunjuk angka 02.30 waktu Qatar atau 06.30 waktu Indonesia.

Mobile internet segera abi nyalakan, ternyata sudah ada pesan mba nasywa meminta abi menelpon mama untuk menemaninya.

Bingung apa masalahnya, abi menelpon mba nasywa. Ternyata ada permasalahan kecil dirumah. Balonnya nasywa yg barusan dipompa dan dipinjam nadira, tiba2 njedor.

Nasywa pun belum mampu menahan emosinya. Marah!!! Dira pun dicubiti, ibunya pun dimarahi.

Abi hanya bisa mencoba menenangkan semua. Mencoba menjelaskan nasywa tersayang untuk mengontrol emosinya. Mencoba memberitahu pentingnya memahami orang lain, menyayangi adik dan ibu, serta mempunyai jiwa pemaaf.

Mba nasywa....mba nasywa sudah kian besar.

Mba nasywa mulailah belajar untuk menyayangi adikmu dan ibumu.

Adikmu itu masih kecil dan dia itu belajar sama mba nasywa juga ibu. Kalao mba nasywa sukanya marah2..maka dira pun sama nantinya.

Jadi berilah contoh yang baik sama dira, maka dira akan mencontohnya.
Kalau ada sesuatu yang membuat mba nasywa ngga suka, jangan langsung marah!

Jangan nyubitin adikmu!
Jangan njambaki adikmu!
Jangan marahi ibumu!
Jangan tendang ibumu!

Dicubit itu sakit!
Dijambak itu sakit!
Ditendang itu sakit!

Kalau mba nasywa ngga mau disakiti, maka jangan menyakiti orang lain.

Abi menyayangi mba nasywa, nadira dan ibu.

Sun sayang semua