Tuesday, December 13, 2011

Ke Ujung Papua




In front of Masjid of Tanah Merah Baru-Bintuni Bay-West Papua (April 2006). 
As a part of job during Tangguh LNG Construction Project

 

Setelah lelah berjalan di minggu pagi bersama rekan, aku menyempatkan berfoto dengan latar belakang proyek Combo Dock alias Dermaga Tangguh LNG-Teluk Bintuni Papua Barat



Helipad Babo Airport (Anang and Blogger) on December 2006 
(Helicopter Bell 412 as a background) 


Hari itu hari ahad ketika saya libur menjalani aktifitas kerja di Klinik Proyek Konstruksi Tangguh LNG, Saya bersama rekan-rekan yang peduli dengan perkembangan islam di kampung tanah merah baru. Kami sempatkan berfoto dengan anak2 calon generasi masa depan tanah merah. 



Menembus Belantara Borneo




In the middle of Central Borneo Jungle during Coal Exploration Project on June 2006 (Helicopter Bell 212 as a background)

 
Melepas lelah setelah lelah berjalan 2 jam tanpa henti menemani tim kerja membuka helipad untuk persiapan lokasi pengeboran eksplorasi batubara di belantara hutan Kalimantan tengah tepatnya di wilayah pemantang.

 
Menjelang istirahat malam setelah seharian berjalan menemani tim kerja eksplorasi batubara di hutan Kalimantan tengah.

Inilah kondisi tempat peristirahatan kami yang berada di proyek eksplorasi batubara tepatnya di sebuah kamp terpal bernama GG Camp. Kami tidur hanya beralaskan karung plastik berwarna putih dan berselimutkan kelambu untuk menghindrai nyamuk-nyamuk nakal di malam hari. 

Nampak juga dibelakang saya teman2 dari team drilling dan logging. Ketika malam menjelang, kamipun sempatkan bercengkrama dan terkadang juga menyaksikan film bersama untuk menghibur diri kami yang jauh dari peradaban manusia jauh dan dalam di belantara hutan kalimantan tengah. Pertengahan tahun 2006 kala itu kami disana.


Terima Kasih Cinta

Cinta

Terima kasih cinta, begitulah judul lagu yang dibawakan oleh seorang penyanyi muda indonesia bernama Afghan. Pantaslah kira berucap terima kasih terhadap cinta. Karena cinta, kita menjadi ada di dunia ini. Cinta dua umat manusia yang terikat dalam sebuah perkawinan suci antara ayah dan ibu kita, sehingga atas izin Alloh, dengan perantaraan mereka kita menjadi ada di dunia ini.

Karena cinta pulalah dunia ini menjadi damai dan tenteram. Peperangan yang terjadi di berbagai tempat di belahan bumi ini juga dikarenakan tidak adanya rasa cinta di antara mereka. Coba kita bayangkan ketika mereka saling mencintai tentunya tak kan ada lagi perang yang berkecamuk. Dunia ini menjadi tempat yang sangat indah dengan sentuhan cinta.

Namun terkadang karena cinta yang kebablasan juga bisa mengakibatkan kesyirikan. Sebagai contoh cinta dunia. Ketika cinta dunia telah membutakan mata hati kita maka kita akan lupa akan datangnya hari kemudian atau akhirat. Cinta dunia melalaikan manusia dari kenyataan ataupun dengan kata lain takdir bahwasannya yang ada di dunia ini semuanya fana atau tak ada yang abadi. Cinta dunia menghanyutkan kita dalam samudera kehinaan karena kita akan larut dalam arus kesenangan pribadi tanpa mempersiapkan bekal untuk hari kemudian.

Betapa merugi orang-orang yang mencintai dunia secara berlebihan. Jadikanlah semuanya menjadi seimbang antara cinta dunia dan cinta akhirat sehingga kita tidak tersesat.

Kiranya demikian, Dukhan 24 April 2009 0519 Qatar Time