Showing posts with label whatsapp. Show all posts
Showing posts with label whatsapp. Show all posts

Tuesday, July 18, 2017

DINAMIKA SOSMED: GROUP WHATSAPP

Sosial media (sosmed) kian hari kian populer. Keberadaanya semakin menjamur. Penyebarannya begitu viral. Penggunanya sudah tak mengenal kasta. Siapa saja bisa memakainya. Menggunakannya tanpa ada rasa sungkan dan malu-malu. Yang terkadang membuat orang tak bisa mengontrol dirinya.

Era demokrasi memberikan ruang seluas-luasnya bagi setiap orang untuk bebas berekspresi. Menyampaikan pendapat. Menyampaikan keluh kesah. Memberikan kritik. Dan aneka rupa ekspresi diri. Dari sekedar urusan remeh temeh sampai urusan yang sangat serius.

Bermacam sosmed bermunculan. Yang sangat populer saat ini diantaranya facebook, Instagram, whatsapp, twitter, dan lainnya. Satu produk sosmed yang seolah menggantikan fungsi SMS (short message services) adalah Whatsapp (biasa disebut WA). Keberadaanya kian tak terbendung. Hampir tiap orang yang punya HP, maka punya WA.



Grup demi grup WA bermunculan. Munculnya grup-grup WA dikarenakan banyak sebab. Bisa karena satu keluarga, satu komunitas, satu paguyuban, satu alumni, satu hobby atau kesamaan visi misi lainnya. Satu orang mungkin bisa punya lebih dari 10 grup WA. Semakin banyak peminatan maka semakin banyak grup WA yang dimiliki.

Sebuah komunitas di dunia nyata idealnya memiliki aturan-aturan yang harus ditaati. Ada batasan-batasan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota komunitas.

Misal saja komunitas yang tinggal di satu lingkup Rukun Tetangga (RT), akan banyak aturan-aturan yang mengikat warganya. Dari mulai urusan arisan, ronda malam, jimpitan, kematian, tengok menengok tetangga yang sakit, dan norma-norma kemasyarakatan lainnya. Bagi yang taat, tentu setiap warga akan memberikan respek, namun sebaliknya bagi yang melanggar, tentu akan ada hukuman.

Bagaimana dengan norma di sosmed, apakah sama? Menurut opini saya, sosmed seperti WA, adalah media berkomunikasi antar manusia tanpa harus bertatap muka di satu tempat yang sama. Keberadaannya memberikan kemudahan bagi umat manusia yang kini semakin sibuk dengan bermacam aktifitas harian.

Bermacam manfaat bisa diambil dari kemudahan komunikasi dengan grup WA. Bermacam informasi sebegitu cepatnya dibagikan. Dalam hitungan detik, informasi yang kita bagikan ke orang lain bisa kembali lagi ke kita. Share, share dan share. Begitu seterusnya. Saking mudahnya nge-share, bisa jadi begitu terima artikel, bagus judulnya, terus langsung dishare tanpa membaca keseluruhan isi artikel.

Walaupun tidak semua grup WA memiliki aturan, tapi saya yakin bahwa masing-masing grup menginginkan grup WA yang damai. Grup WA yang menjaga hubungan baik sesama anggota grup. Grup WA yang mampu menjadi penyambung tali silaturahmi antar anggota yang mungkin berjauhan tempatnya. Yang mungkin sangat sulit sekali untuk bertatap muka.

Menjadi suatu hal yang sangat disayangkan ketika ada anggota Grup WA yang memaksakan pendapat pribadinya tanpa mengindahkan aturan-aturan Grup yang sudah dibuat dan disepakati bersama. Terkadang sebagai manusia hanya mementingkan kepentingan pribadinya. Seolah pendapat pribadinyalah yang paling benar. Paling shohih. Yang lain dianggap salah. Yang lain dianggap tidak kekinian lah. Dan bermacam dalih lainnya, hingga tak mau mendengarkan pendapat orang lain.

Adanya Grup WA sudah barang tentu ada admin yang membuat dan mengatur sebuah Grup. Admin pulalah yang menginisiasi aturan-aturan dalam sebuah grup. Admin lah yang menjadi ‘Polisi’, ketika ada anggota yang melanggar aturan. Tetap mempertahankan atau mengeluarkan anggota dari Grup. 

Namun tidak semua admin bisa bersikap setegas Polisi. Ada juga admin yang bersifat ‘merasa tak enak’ ketika mau mengeluarkan anggota grup yang melanggar aturan. Termasuk diri saya. Yah mungkin saya termasuk admin WA yang tidak ideal. Saya masih mempunyai kekhawatiran ketika saya mengeluarkan seseorang dari Grup WA yang saya admini, akhirnya bisa memutus tali silaturahmi saya di dunia nyata.

Semuanya kembali ke pribadi masing-masing. Bagi saya, Grup WA layaknya sebuah komunitas di dunia nyata. Yang mana masing-masing anggota harus menjaga etika ketika memposting sesuatu, ketika berpendapat, ketika berkomentar atau sekedar memberikan reply dengan emoticon. Satu icon yang dikirim punya makna. Salah kirim icon bisa berakibat miskomunikasi. Apalagi dengan kiriman artikel dan komentar, tentu mempunyai makna yang lebih luas. 

Grup WA bagi saya adalah sebuah komunitas nyata yang harus dijaga betul persaudaraannya. Harapannya bahwa setiap artikel, komentar ataupun emoticon harus bisa mempersatukan bukan memecah belah kedamaian sebuah Grup.

Apa gunanya Grup WA jika hanya untuk saling berdebat tanpa ujung. Apa gunanya Grup WA jika memutus tali silaturahmi yang sudah terjalin. Apa gunanya Grup WA jika hanya menjauhkan yang sudah dekat. Apa gunanya Grup WA jika memutus tali silaturahmi dari tali persaudaraan yang kuat.

Ingat! Setiap yang dilakukan dari anggota tubuh kita akan dimintai pertanggungjawaban di hari perhitungan nanti. Termasuk perbuatan jari jemari kita ketika mengirim artikel, menulis komentar atau sekedar mengirimkan icon.

Wallohua’lam bisshowab. 

Qatar, 18 Juli 2017
@sugengbralink