Wednesday, July 19, 2017

PANTAI INDRAYANTI NAN MEMPESONA DI SELATAN JAWA

Photo by +Sugeng Bralink 

Indonesia sebagai negara maritim sungguh kaya akan pesona pantainya. Dari ujung Aceh hingga Papua. Seolah tak pernah cukup waktu untuk mengeksplorasi keindahannya.
Memanfaatkan waktu liburan akhir tahun ini, kami sekeluarga menuju sebuah pantai yang terletak di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta.

Sabtu pagi 14 November 2015, berangkatlah kami sekeluarga menuju Pantai Pulang Syawal, yang bermula dari kawasan Jalan Gajah Mada Kota Yogyakarta.

Berbekal informasi dari beberapa blog ditemani Google Maps kami menuju ke Pantai yang kabarnya bersih dan mirip pantai kuta ini.

Selepas sarapan, kendaraan yang kami tumpangi menyusuri jalanan Kota Gudeg. Jalan raya yang didominasi jalan lurus dan rata. Sesekali berhenti menunggu antrian di lampu merah.

Memasuki wilayah Piyungan, nampak jelas di hadapan kami kawasan perbukitan. Kawasan yang nampak masih hijau ditengah cuaca yang masih belum banyak turun hujan.
Jalanan pun kian ramai. Kendaraan roda empat dan roda dua memenuhi jalanan.

Memasuki wilayah Gunung Kidul kami disuguhi pemandangan yang sangat indah. Kalau selama ini hanya tau Gunung Kidul dari buku pelajaran dan media internet, maka hari itu kami bisa melihat lebih dekat suasana Gunung Kidul yang kian asri.

Gunung Kidul yang dulunya gersang, kini nampak semakin asri dengan banyaknya pepohonan hijau yang tumbuh menjulang di sela-sela bukit batu dan kapur. Ada sengon, mahoni, dan aneka pohon lainnya.

Sesekali kita jumpai ladang pertanian yang ditumbuhi pohon-pohon kayu putih. Pohon yang diambil manfaatnya untuk pembuatan minyak kayu putih, yang sering kita pakai untuk anak-anak.

Perjalanan pagi itupun sangat lancar. Petunjuk peta google memang luar biasa. Opsi jarak terdekat yang ditawarkan memang seolah tak pernah salah. Efeknya terkadang kita diberi pilihan jalanan yang cenderung sepi.

Lebih dari satu jam perjalanan darat, kami sampai di pintu retribusi wisata pantai di Jalan Pantai Selatan Jawa.

Photo by +Sugeng Bralink 

Kendaraan yang kami tumpangi segera berhenti. Seorang petugas mendekati kami dan menginformasikan bahwa kami harus membayar retribusi wisata sebesar 10 ribu per orang.
Dengan 10 ribu yang sudah kami bayar, maka kami berhak menikmati pantai-pantai kepunyaan Gunung Kidul.

Tak jauh dari pintu retribusi, pantai pertamanya adalah Pantai Baron, dilanjutkan dengan Pantai Kukup, Pantai Sepanjang, Pantai Sanglen, Pantai Watu Kodok, Pantai Drini, Pantai Ngerumput, Pantai Krakal, Pantai Sadranan, Pantai Sundak, dan di ujung perjalanan sampailah kami di Pantai Pulang Sawal atau yang kini terkenal dengan nama Pantai Indrayanti.

Sampai di kawasan Indrayanti sekitar jam 9 pagi masih belum begitu ramai. Satu dua kendaraan yang terparkir.

Photo by +Sugeng Bralink 

Seorang tukang parkir dengan sabar memarkiri kendaraan yang kami tumpangi. Tak ada tiket parkir dan tak ada juga tiket masuk wisata.

Sepanjang tepian pantai berjejer cafe-cafe penjual makanan dan minuman. Cafe semi permanen bermaterial kayu dan bambu.

Diantara cafe-cafe itu ada satu cafe yang letaknya ditengah yaitu Indrayanti Cafe. Bermula dari nama cafe inilah yang menjadikan pantai pulang syawal dikenal dengan nama Indrayanti.

Mentari kian meninggi. Udara semakin hangat menembua kulit. Berjejer di tepi pantai tenda-tenda yang khusus disediakan untuk wisatawan dengan membayar uang sewa.

Ombak pantai Indrayanti begitu indah. Sama dengan keindahan ombak pantai-pantai selatan di wilayah lain di Indonesia.

Photo by +Sugeng Bralink 

Disisi kanan dan kiri terdapat bukit yang tak begitu tinggi. Bukit di sebelah kanan tak mengenakan tarif ketika menaiki bukit, mereka hanya menyediakan kotak bantuan sukarela saja. Sementara di bukit di sisi kiri, terdapat retribusi resmi. Setiap yang mau naik ke bukit di sisi kiri dikenakan tarif 2000 rupiah per kepala.

Menyusuri tangga demi tangga, akhirnya sampai juga di puncak bukit sebelah kiri. Woww!!! Luar biasa indahnya.

Lelahnya menaiki bukit terbayar sudah dengan panorama alam yang luar biasa. Kami dimanjakan dengan pesona laut selatan yang menakjubkan. Deburan demi deburan ombak nampak begitu jelas di hadapan kami. Maha Besar Alloh dengan segala CiptaanNya.

Di kawasan bukit sebelah kiri ini sebenarnya ada fasilitas flying fox, namun sepertinya sudah lama tak difungsikan. Tepat di balik bukit, juga terdapat kawasan wisata pantai, yang nampaknya sepi pengunjung. Wisatawan yang hadir seolah tersedot perhatiannya ke Indrayanti.

Hari semakin siang, ratusan orang mulai berdatangan. Menikmati suasana akhir pekan di pantai.
Jarum jam terus bergerak. Waktu zuhur hampir tiba. Kami pun segera menuruni bukit. Dan singgah di warung. Menikmati hidangan ala Gunung Kidul.

Es degan (kelapa muda) dengan es, hmmm segarrr!! Cukup 10 ribu. Beda harga dengan di Purbalingga, maklum lah, namanya juga tempat wisata.

Selepas jamak zuhur dan ashar, ki pun bergegas pulang. Bagi anda yang suka makanan laut, ada pedagang udang dan ikan goreng disitu. Harga bersahabat lah.

Bagi anda yang butuh menginap atau berencana menikmati sunrise atau sunset di Indrayanti, di kawasan ini juga tersedia guest house. Saya sempat nanya ke tukang parkir, tarifnya semalam sekitar 400 ribuan. Satu house cukuplah untuk satu keluarga kecil.
Exploring Indonesia is Always Amazing and Never End!

Dukhan, 5 Desember 2015
@sugengbralink 

No comments:

Post a Comment